Syukuran Pelantikan JK, Beragam Etnis Tampilkan Budaya Di Gayo

Saman tampil di lapangan Musara Alun, saat dilangsungkan syukuran atas pelantikan JK
Saman tampil di lapangan Musara Alun, saat dilangsungkan syukuran atas pelantikan JK

Takengen | Lintas Gayo– Beragam etnis (suku bangsa) yang mendiami Dataran Tinggi Gayo merupakan salah satu aset dalam membangun daerah ke arah yang lebih baik.

Hal tersebut terlihat saat dilangsungkannya pesta rakyat menyambut Presiden RI ke-tujuh beserta wakilnya yang baru saja dilantik, Ir. H. Joko Widodo dan Drs. H. M. Jusuf Kalla lewat pertunjukan yang dipusatkan di stadion mini Musara Alun Takengon, Senin, 20 Oktober 2014.

Hanya sesaat setelah ketua gabungan relawan Jokowi-JK provinsi Aceh, Khairul Asmara, serta Bupati Aceh Tengah, Nasaruddin, memberikan sambutan singkatnya, pertunjukan pentas seni yang menampilkan tarian sejumlah etnis langsung digelar.

Lebih seribu warga yang tidak kebagian tempat duduk bahkan rela berdiri di lapangan becek akibat hujan mengguyur kota Takengon belakangan ini. Sambil menyaksikan pelepasan lampion, mereka tampak terhibur dengan penampilan anak-anak muda Dataran Tinggi Gayo dari berbagai etnis.

Tarian dari etnis Gayo, tari Guel yang dibawakan oleh sebuah sanggar seni lokal langsung menyita perhatian penonton yang diikuti oleh tarian khas Aceh, Ranup Lampuan.

Meski hanya diiringi instrumentalia tanpa lirik, penampilan sejumlah dara KMAP tetap mampu menyedot perhatian. Mengenakan busana khas Aceh yang didominasi warna kuning, mereka mampu memperlihatkan gerakan meliuk-liuk lemah gemulai dengan kompaknya.

Tidak ketinggalan, tari Saman asal Gayo Lues juga ikut menampakkan tajinya. Tarian “seribu jari” yang sudah terkenal ke manca negara itu langsung membuat sejumlah penonton mendekat, terpesona dengan gerakan cepat dan rumit yabg diiringi dengan vokal tanpa instrumen.

Tari Piring asal Sumatera Barat menutup “ethnic show” yang dipertontonkan oleh anak-anak Minang Saiyo Takengon. Pendek kata, suasana terasa akrab dan hangat di tengah dinginnya cuaca Takengon, dimana suhu udara berkisar antara 17-18 derajat Celsius.

Oleh pengunjung, pertunjukan aneka tarian dari berbagai etnis tersebut diabadikan, baik lewat foto maupun video, dengan menggunakan ponsel. Seolah-olah pertunjukan multi etnis tersebut membawa pesan bahwa presiden terpilih adalah milik semua, bukan milik kelompok apalagi etnis tertentu.(Relis Humas Pemda Aceh Tengah)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.