Oleh: Siti Aminah
Ini adalah perdanaku pergi ke Luar Negeri. Sebahagian orang berpikir, kalau sudah menginjak kaki ke Luar Negeri sudah hebat. Apalagi bisa menembuh study abroad, padahal semua itu adalah mimpi-mimpi yang telah kubangun beberapa tahun silam. Percaya atau tidak, jika kamu sudah mempunyai mimpi besar, tanpa kau sadari Tuhan akan mengarahkan langkahmu menemukan impianmu. Yah, seperti yang kurasakan saat ini adalah menempukan impian di dunia nyata. Salah satu mimpiku adalah belajar di Luar Negeri.
One Day Tour In Wuhan, membawaku mengenal alam semesta. Walau pun tak seindah Wakatobi, Rajaampat, dan Bali di Indonesia, Aku sangat menikmati setiap perjalananku. Minggu pertama kuliah di Tiongkok, Aku bersama Karren, Hilla, Paul dan Party merencanakan untuk menemukan 14 Yangtze terbesar di Wuhan. Yangtze adalah jembatan besar yang melintasi beberapa aliran sungai di Wuhan. Jangan tanyakan bagaimana bisa melalui semua jembatan itu dalam satu hari. Jika semua jembatan sudah bisa dilalui artinya one day round of Wuhan.
“Meina, xia ge zhoumo women yiqi qu Yangtze”[1] Kata Karren dengan bahasa Mandarinnya terbata-bata.
“Really?” Jawabku dengan senang.
Aku memang suka pertualangan. Belajar seharian takkan membuatku jadi mahasiswa terbaik, Aku tak bisa fokus belajar. Dalam benakku adalah, bagaimana Aku bisa menemukan tempat terindah di kota Ini. Begitu juga dengan Paul walaupun Ia sedikit sibuk karena harus part time kerja sambil kuliah, untuk masalah ini Ia tak ingin tertinggal.
Semua berkumpul di Chentral China Normal University (CCNU) Wuhan. Tepat Pukul 08:00 Pagi, di depan Dormitory International Students semua para backpaker sudah berkumpul. Hanya Aku dari Indonesia, berbaju gamis dan membawa satu ransel hitam persiapan makanan dijalan. Party tampak seperti film Hollywood suku Eskimo. Tubuhnya dibaluti dengan Yurongfu tebal dan berbulu, dan sepatu Hight Hile ala musim salju.
Semua sudah berkumpul tepat waktu. Paul langsung mengambil ditu zhongguo dari balik sakunya. Ia menjelaskan bak seperti guru sejarah menjelaskan tentang peta kepada semua siswa di kelas. Wajahnya tampak semangat, Ia memberikan tanda merah perjumpaan titik terakhir di Yellow Crane Tower. Kami berlima berpencar dari arah metro yang berbeda. Aku sendiri hanya melihat jembatan tersebut dalam gambar yang dipajang di kampusku. Hella tampak pucat, Party terlihat santai sambil mengunyah permen karet. Karren, sudah terbiasa berpergian sendiri. Tak ada tanda-tanda khawatir tampak diwajahnya. Pukul 08:30 Wib kami memulai perjalanan berpencar dari arah berbagai arah.
Aku start dari Hanko, dengan menggunakan Ditie (kereta bawah tanah) menuju Yangjian Avenue to Jianghan Road Pedestrian street. Di kereta, Aku duduk sambil memperhatikan peta kecil yang telah ditandai jembatan-jembatan yang harus dilalui. Aku menanyakan kepada penumpang kereta, ada beberapa orang yang tau tempat tersebut ada juga yang bisu saat Aku tanyakan beberapa nama jembatan kepada mereka. Aku tak tahu, apakah mereka tak faham bahasa Inggris, atau bahasa Mandarinku yang sangat buruk. Yang terpenting, Aku sudah melangkahkan kakiku menuju tempat tersebut.
Setiap stasiun, Aku menanyakan di stasiun mana paling dekat untuk pergi ke 14 Yangzte tersebut. Ada yang mengatakan harus turun dan transit dibeberapa stasiun, ada juga menyebutkan nama stasiun kemudian dilanjutkan perjalanan dengan bus. Namun, tak jarang juga dari mereka yang mengatakan bahwa lokasi tersebut sangat jauh tak mungkin dicapai dalam satu hari. Kuhentikan langkahku di stasiun Yangroad. Aku tak ingin melanjutkan perjalanan dengan kereta bawah tanah. Tak sempat terpikir olehku, bahwa jembatan itu di atas, bukan di bawah tanah. Walaupun menggunakan kereta cepat, tetapi Aku tak bisa melihat keindahan kota Wuhan.
Diperjalanan, Aku mendapatkan pesan dari Karren.
“Waw…Baishazhou yangtze river bridge, On the way to Zhiyin Yangtze. Beatifully Place What about you?” Tanyanya.
Ku tarik nafas panjang. Aku tak membalas pesannya. Kemudian, Aku mendapatkan pesan dari Paul.
“Im in Yangluo Yangtze River, Where Are you?” Tanyanya lagi.
Aku langsung memasukkan handphone kedalam sakuku. Tiba-tiba datang pesan dari Party dan Hallen.
Outside the city, before the beacon tower,
Sands seem snow, and moonlight falling frost.
Somewhere, someone plays the flute
All night, the men can only long for home
Yangtze River itu ada 13 yang melintasi setiap kota di Wuhan. Ada Yingwuzhou River, River Bridge, Yangluo, Baishazho, No two, Gingchuan, Yuehu, Han, Wuhan Yangtze semua adalah flyover termegah di Wuhan.
Penulis Adalah Magister Ilmu Perpustakaan dan Informasi di Central China Normal University (CCNU) Tiongkok.
[1] Mina, minggu depan kita pergi bersama ke Yangtze