Tiang Masjid Nur Muhajirin mulai berdiri
Pada awalnya Tahun 1983 Suku Gayo berdomilisili di wilayah Kecamatan Cipayung 8 (delapan) kepala keluarga mengadakan silaturahim (pertemuan), dalam pertemuan itu disepakati mengadakan Arisan setiap bulan pada malamnya mengadakan pengajian dan di bulan ramadhan sembahyang taraweh dari rumah kerumah walau anggota arisan berjahuan tempat tinggal, mengingat anggota berjahuan tempat tinggal dalam mengikuti pengajian timbulah pemikiran untuk membangun Masjid. Dengan niat bersama berdirilah Masjid di Jl. Bambu Wulung Rt.010/5 Kelurahan Bambu Apus Jakarta Timur sangat sederhana, perlahan-lahan membangun Masjid ala kadarnya, Pembangunannya hanya dapat menampung jamaah pada bulan Ramadhan di sekitar Masjid, Masjid pun diberi nama Masjid Nur Muhajirin artinya Cahaya Pendatang.
Pertambahan penduduk meningkat, urang Gayo pun semakin meningkat tinggal di wilayah kecamatan Cipayung arisan pun dinamakan Sebayung. Sebayung adalah singkatan dari S ( Setu kelurahan Setu), BA ( Bambu Apus kelurahan Bambu Apus), yung (Cipayung kelurahan Cipayung), satu kecamatan Cipayung Jakarta Timur. Sampai dengan Tahun 2015 urang Gayo sudah 150 (seratus lima puluh) kepala keluarga, ada yang tinggal di Bantar Jati, Ceger, Cilangkap, Rawa Lindung dan ada yang tinggal di Kecapi Pondok Gede, di Kelurahan Malaka, Keranggan dari Cimanggis, Cibubur, Ciluengsi ikut Arisan Gayo Sebayung. Kedepan kegiatan apa pun pengurus akan mengatas namakan Keluarga Besar Gayo Sebayung dan Sekitarnya
Pada akhir tahun 2014 diusia 31 Tahun Gayo Sebayung dan sekitarnya Renovasi secara total Masjid Nur Muhajirin di atas tanah 700 meter dengan Anggaran 1,5 Miliyar Insa Allah bulan Juli 2015 Masjid dapat difungsikan dengan baik, akhir tahun 2015 Pembangunan Masjid diperkirakan selesai. Bila ingin berfartisipasi Informasi lebih lanjut dapat menghubungi Pengurus Masjid Nur Muhajirin Bapak Syabaruddin Harfa Aman Windy HP 0819 3411 4992.
Rencana Pembangunan Masjid Nur Muhajirin: Tulisan kiriman Andrian Kausyar.