Di SMA 3 Takengon Tak Ada Aksi Coret

Takengen | Lintas Gayo : Siswa yang dinyatakan lulus Ujian Nasional (UN) dari SMAN 3 Takengon yang terletak di Pegasing seakan tidak peduli dengan euforia kelulusan para siswa SMA atau MA umumnya yang terjadi di Takengen.

Dijelaskan Pembina OSIS Sekolah tersebut, Drs. M. Irsyad. HS, Senin (16/5), dari 206 siswa kelas 3, seratus persen dinayatakan lulus. Kalaupun ada yang tidak lulus, itu karena kesalahan teknis pada pendaftaran nomor ujian sehingga ada siswa yang memiliki dua nomor ujian, ataupun siswa yang bersangkutan tidak ikut ujian karena telah drop out dari sekolah.

Terkait coret mencoret, seorang siswa SMAN 3 Takengen, Bustami menyatakan mereka dilarang mencoret-coret baju dan ikut konvoi atau pawai seperti siswa-siswa yang baru tamat lainnya. Jika ketahuan melanggar, ijazahnya akan ditahan.

Pernyataan ini dibenarkan Irsyad, rekan Bustami. Dari tahun-tahun sebelumnya pihak sekolah juga menghimbau agar tidak berlebihan dalam memaknai kelulusan ini. Pihak sekolah benar-benar akan menindaklanjuti bagi siswa yang mencoba-coba melanggar peraturan sekolah untuk tidak mencoret-coret baju sekolah,”kata Iryad.

Daikatakan Irsyad, dia lebih mendukung kegiatan-kegiatan yang dapat membawa manfaat seperti kegiatan yang diadakan lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Lipga yang memberi  pelatihan kepemimpinan kepada siswa agar lebih mandiri dan menggali sikap kepemimpinan dalam dirinya.

Euforia lulus Ujian Nasional (UN) 2011 di Takengen (16/5/2011). (foto Ozi Opc)

Saat Lintas Gayo keluar dari pekarangan sekolah SMA 3 Takengen tampak rombongan konvoi siswa MAN 1 Takengen yang merayakan kelulusannya. Diantara siswa tersebut, Win yang ikut berkonvoi namun tidak ada coretan cat atau spidol di baju sekolahnya menyatakan menyayangi bajunya tersebut. “Saya tidak  suka baju ini di coret-coret, lagipula tidak ada gunanya,” ujarnya kalem sambil menunjukkan bajunya yang masih putih bersih.

Pantauan Lintas Gayo sepanjang sore di kawasan jalan Pegasing, terjadi kompoi  ratusan siswa dengan baju sekolah yang bercoret-coret dengan mengenderai sepeda motor. Umunya mereka memutar dan berhenti sejenak di Lapangan Pacuan Kuda Belang Bebangka.  Dilokasi ini serombongan anggota Satuan Polisi Pamong Praja Aceh Tengah tampak berjaga-jaga. (yy/ru)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

3,627 comments

  1. subhanallah, itu sebanarnya yang kita inginkan dari generasi ini. menghindari perbuatan yang mubazir dan sia-sia. dan fokus menjadi orang yang bertaqwa dan bermanfaat bagi sesama. tekunilah menuntut ilmu selagi muda, dan jadilah teladan bagi semua ummat. bahagia rasanya hati ini bila generasi zaman ini mampu menjadi inspirasi positif di eranya. semoga hal positif ini diikuti oleh yang lain.amin.

  2. Waaahh,,, sebenarnya coret itu apaan,,
    masak rasa syukur kita harus dengan corat coret sana sini,,,??

    udah pada sujud syukur blom,,, ito yg paling penting adek2 ku..