Pemilihan kepala daerah untuk kabupaten Aceh Tengah priode 2017-2022 memang masih tersisa satu tahun setengah. Sejauh ini sudah beberapa kandidat terus mencoba mendekati rakyat dengan berbagai cara. Selama bulan Ramadhan lalu kandidat yang berasal dari kalangan birokrat sudah memulai unjuk “gigi” diantara masyarakat dengan berbagai cara. Ada ang datang dengan “motif” safari ramadhan serta kunjungan lain yang sifatnya kekeluargaan.
Seperti yang dilakukan oleh Taufik yang sekarang menjabat sebagai Sekda Kabupaten Aceh Tengah. Taufik semakin santer di bicarakan oleh masyarakat yang akan melaju menuju pangung “politik” dengan mengunakan perahu dari Partai Demokrat pimpinan Bambang Susilo Bambang Yudhoyono.
Sekretaris daerah Aceh Tengah ini maju dengan penuh pertimbangan setelah nanti dirinya memasuki masa pensiun di bulan delapan tahun 2015 ini. “Insya Allah saya akan maju dengan Partai Demokrat,” papar Taufik beberapa pekan lalu kepada Rakyat Aceh.
Partai Demokrat yang mempunyai empat kursi di Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten (DPRK) Aceh Tengah memang sejauh ini mengalami peningkatan jumlah kursi dari tahun-tahun sebelumnya. Demokrat dibawah pimpinan SBY menyepakati kandidat dari luar partai setelah melalui seleksi (Poling-red) yang akan dilakukan beberapa bulan kedepan.
“Kita akan melakukan poling sebelum menentukan siapa yang nanti akan di usung sebagai kandidat untuk balon bupati Aceh Tengah,” demikian pernyataan Nova Iriansyah sebagai Ketua DPC Demokrat Aceh, walaupun arahnya sangat kuat akan mengusung Taufik.
Tidak hanya Taufik yang telah memberikan “sinyal” secara terbuka baik ke Media dan masyarakat bahwa akan maju di pilkada 2017. Lain itu, Tengku Iklil Ilyas Leube sosok penuh kesederhanaan ini yang bernah “gagal” tipis saat pemilukada yang lalu, kini antusias akan tetap bisa menjaga suaranya yang lalu untuk modal “pertarungan” di pilkada yang telah di depan mata.
Iklil yang telah “mendeklarasikan” bahwa dirinya akan maju dengan dukungan dari empat belas anggota DPRK dari empat partai antara lain; PAN, PDIP, Hanura, Gerindra serta PA. Walau secara tertulis sejauh ini PA sendiri belum memberikan mandat secara resmi untuk mendukung Iklil. “Alhamdulilah telah ada dukungan dari beberapa partai, hanya menunggu dukungan secara tertulis dari PA,” kata Iklil di Gedung Olah Seni, (26/7).
Iklil Ilyas Leube sebagai anak dari Ilyas Leube sosok pejuang di masa lalu, saat ini memang terus menjadi “momok” bagi kandidat lain. Berjuang dengan dorongan masyarakat tanpa mengandalkan materi, belakangan selalu menjadi pembicaraan. Keinginan Iklil selain ingin membangun perekonomian masyarakat juga akan meluruskan demokrasi yang “bengkok” selama ini.
Nah, masih ada kandidat lain Khairul Asmara yang kini menjabat sebagai Wakil Bupati Aceh Tengah, Asmara belakangan melalui beberapa “mimbar” juga terus melakukan konsolidasi baik dengan beberapa tokoh masyarakat, pemuda serta kalangan partai.
Walau masih malu-malu kucing mengumumkan akan maju di Pilkada yang akan datang, dari gelagat langkah menjumpai masyarakat wakil bupati ini, telah memberikan sinyal maju, walau masih “terganjal” dengan perahu apa akan “menyeberang” ke kursi 1 untuk pimpinan Aceh Tengah. Ada beberapa sumber yang menyatakan sampai hari ini Khairul Asmara masih berharap dukungan dari Partai Nasdem, walau kemungkinan tersebut sangat tipis.
Karena Nadem sendiri dengan jumlah empat kursi di DPRK setempat, secara kalkulasi politik akan berdampingan dengan Golkar, ”Belum ada yang pasti, sejauh ini tokoh politik (partai-red) selain pendukung Iklil, masih bergerilya untuk mencari yang permanen,” kata tokoh politik dari partai berwarna biru.
“Untuk posisi Khairul Asmara sampai saat ini masih sulit untuk mencari dukungan partai, karena partai yang ada hanya tinggal Golkar, Nesdem, PKB serta PPP,” katanya. Golkar sendiri sebagai partai penguasa saat ini tidak mungkin mendukung kandidat dari luar partai.
“Tidak mungkin, ini masalah roh partai tersebut, namun tidak ada yang tidak mungkin dalam perpolitikan saat ini,” jelasnya sambil mengatakan dirinya akan menjadi penonton di pilkada yang akan datang.
Ketua Golkar Aceh Tengah juga sebagai Bupati, Ir. H. Nasaruddin, MM saat ditanya siapa yang akan di “pangul” dalam pilkada nanti menjawab sangat sederhana Golkar akan melakukan “poling” terhadap balon bupati. Aturan partai berlambang beringin menurut Nasaruddin begitu, calon bupati dari golkar akan di seleksi terlebih dahulu. “Nanti akan ada poling, masyarakat yang akan menentukan siapa kandidat dari Golkar,” kata Nasaruddin.
Sebelumnya bisik-bisik dari kader Golkar, akan memunculkan nama Ketua DPRK setempat Muchsin Hasan sebagai calon bupati, pertanyaan yang sangat mendasar, apakah Muchsin berani mengundurkan diri sebagai anggota DPRK Aceh Tengah jika harus melenggang ke bursa balon bupati. Sebagai mana aturan yang telah di tetapkan oleh Mahkamah Konstitusi (MK). Bagi calon wali kota, kabupaten serta Gubernur harus mengundurkan diri sebagai anggota Legeslatif.
Siapakah Anak “Emas” Nasaruddin
Melihat ketokohan Nasaruddin bupati Aceh Tengah saat ini yang telah dua priode memimpin dataran Tinggi Gayo, beberapa calon kandidat bupati terus mencari perhatian pimpinan Golkar ini. Tidak bisa di pungkiri, walau Iklil kalah tipis dari Nasaruddin dipriode yang lalu, sebagai pimpinan daerah sudah tentu sosok ini menjadi “incaran” para calon bupati.
Politik sejauh belum bisa lepas dari kekuasan. Ketokohan Nasaruddin yang telah terpupuk selama sepuluh tahun lebih, sudah tentu sedikit banyaknya masyarakat menunggu “isyarat” dari sosok Nasaruddin. Seperti omongan salah seorang Reje (Kepala Kampung-red), mereka masih menunggu aba-aba dari sosok Nasaruddin (bupati-red) untuk calon bupati kedepan. “Kami masih menunggu isyarat dari pimpinan teratas,” jawab salah satu Reje di Kecamatan Silih Nara.
Nasaruddin sejauh ini belum menentukan siapa anak “emasnya” untuk calon bupati. Bahasa sederhana Nasaruddin kepada Wartawan Rakyat Aceh, dirinya akan melihat dan menimang tokoh yang paling dekat dengan rakyat. “Nanti kita akan lihat siapa tokoh yang sangat dekat dengan rakyat,” ucap Nasaruddin.
Tidak elok tidak di bahas, Nasaruddin sendiri untuk pilkada 2017 nanti pasti akan menentukan sikap terhadap balon bupati, bagaimana tidak dirinya (Nasaruddin-red) yang menghabiskan masa jabatanya 2017, sudah tentu akan berpikir jauh kedepan untuk karir politiknya di masa yang akan datang.
Masyarakat Gayo sudah tentu berharap berubahan lebih kedepan, siapapun bupati nantinya sudah tentu harus berlaku adil untuk semua kalangan, semoga. Laporan, Jurnalisa (Harian Rakyat Aceh 28 Juli 2017)
Kita hidup seperti ziarah kubur, cuma sekejap saja. Walal akhirotukhairulakaminal ulaa!