STATUS BBM (black berry massage) dari seorang anggota DPRK, mengingatkan saya kepada film, seorang pendekar yang diuber-uber karena menyamun. Sang pendekar dengan mempergunakan topeng membagi-bagikan harta jarahan kepada penduduk miskin yang terancam kelaparan dampak dari pemimpin zalim dan tingginya upeti.
Kembali saya melihat status BBM anggota dewan ini, kata-katanya mengandung makna yang dalam. ” Kalau ukuran masuk surga karena sadaqah, maka banyak anggota DPR masuk surga. Tetapi kalau ditanya dari mana asal sadaqah, tiada tersisa anggota DPR di luar neraka”.
Anggota dewan ini mempersoalkan masalah sedaqah. Antara surga dan neraka. Sebuah status yang jujur (mungkin). Apakah sedekah yang dimaksut membagi-bagikan paket saat kampanye, saat mau lebaran atau dalam bentuk sumbangan lainya?
Sang pemilik status mengisyaratkan, kalau karena sedekah bisa mengantarkan masuk surga, maka peluang anggota dewan banyak yang masuk surga. Bukan lagi rahasia umum di negeri ini bila anggota dewan sering berbagi, terutama saat menjelang Pemilu.
Namun bila mempersoalkan latar belakang bagaimana mereka mendapatkan harta yang kemudian disedahkan itu, maka tidak ada anggota dewan di luar neraka, artinya semuanya masuk neraka. Mungkin begitu pesan yang mau disampaikan.
Apa hubunganya dengan seorang jawara dalam film? Pendekar dalam film ini, tidak mengumpulkan harta rampasanya untuk kekayaan pribadinya. Kepingan uang emas hasil “keahliannya” dalam memainkan jurus beladiri, khusus diperuntukan buat rakyat miskin.
Bahkan pendekar yang menyembunyikan identitas dibalik topeng, siap mengorbankan nyawa dalam mendapatkan harta rampasan. Dia harus bertarung dengan pendekar-pendekar tangguh, pengawal harta. Ada tetesan darah diantara luka. Namun sang pendekar tetap menyembunyikan identitasnya.
Bagaimana Zorro, Robinhod, atau cerita klasik Kopingho, Pencuri Budiman, alur ceritanya hampir sama, sang pendekar menjarah harta orang lain (karena zalim), dan membagikan hasil rampasanya kepada rakyat.
Kembali pada persoalan sedakah apakah ke surga atau menggiring seseorang ke neraka, semuanya itu selain kembali kepada niat, bagaimana cara mendapatkan, serta keihlasan dalam bersedekah.
Tetapi yang paling pasti soal ke surga dan ke neraka, bukan hak manusia untuk menentukanya. Salut bila seorang anggota dewan dengan terang-terangan membuat status itu dan dibaca oleh teman-temanya yang sudah menginvet pinya. Apakah ini gambaran keadaan manusia di negeri ini? (Bahtiar Gayo/ Waspada Senin 3 Agustus 2015)