Blangkejeren | Lintas Gayo – Siapa saja yang ingin melanjutkan pendidikan S2, Pemkab Gayo Lues telah menyediakan anggaran Rp 5 miliar. Mereka yang dibiayai daerah itu, setelah selesai mengikuti pendidikan harus mengabdi sebagai dosen di Kampus Unsyiah Blangnangka.
“Siapa saja boleh, tidak harus putra Gayo Lues. Tetapi setelah mereka selesai harus menetap di Gayo Lues dan menjadi dosen di Blangnangka. Bila suatu saat mereka mengingkari janjinya, tentu akan berhadapan dengan hukum, sebut Ibnu Hasyim, ketika membuka kuliah Mahasiswa baru di Blangnangka, Senin (28/9/2015).
Program itu kata Bupati Gayo Lues, agar Unsyiah Blangnangka mandiri, tanpa harus selalu mendatangkan dosen dari Banda Aceh. Bupati sudah memerintahkan Sekda, Kadis Pendidikan dan kebudayaan, untuk menyiapkan MoU (peraturan) kepada para mahasiswa yang akan melanjutkan pendidikan S2.
Dana untuk pendidikan S2 ini, sudah dianggarkan. Namun belum bisa ditarik, karena MoU dengan mahasiswa belum dibuat dengan sejumlah ketentuan. “ Tidak harus orang Gayo Lues, asalkan setelah selesai pendidikan menjadi dosen di Unsyiah Blangnangka,” sebutnya.
Bukan Universitas Abal Abal
Saat Universitas ini mengeliat, muncul tantangan dengan sejumlah isu, ada yang menyebutkan Unsyiah Blangnagka ini statusnya swasta. Hal itu ditepis oleh dosen S2 Unsyiah Banda Aceh, Rajab Bahri.
Pakar bahasa Gayo ini, yang sudah menerbitkan kamus Bahasa Gayo, dihadadapan mahasiswa menjelaskan, bahwa Unsyiah Blangnanka memliki legalitas negeri dan akreditas A. Perguruan ini merupakan program pendidikan Di luar Domisili (PPD)
“Induknya jelas Unsyiah Banda Aceh dan bukan perguruan tinggi abal-abal, perlu diketahui untuk akreditas A merupakan level tertinggi. Di Sumatera hanya Universitas Andalas yang memiliki akreditas A, “ kata Rajab.
Persyaratan untuk Akreditas A, sudah dipenuhi Unsyiah Blangnangka, diantaranya memiliki area lahan kampung dengan luas lahan 60 hektar. ( Sumber Inset Galus.com/LGo1)