Takengen | Lintas Gayo : Ketika mendengar kata radio maka yang terlintas adalah sebuah media elektronik yang dipenuhi oleh berbagai program yang diselingi oleh musik dari berbagai aliran. Namun berbeda halnya dengan Radio Antar Penduduk Indonesia (RAPI), karena radio ini merupakan alat komunikasi untuk membantu pemerintah dalam menyampaikan informasi di bidang bencana alam, kecelakaan, hari besar kenegaraan atau keagamaan, atau event-event yang akan berlangsung di suatu wilayah. RAPI Wilayah 01-18 Aceh Tengah berdiri sejak 7 Juli 2007.
Saat dikunjungi di Posko Sekretariat Muswil II RAPI ZW, Jalan Yos Sudarso, Komplek Hotel Merlin, Paya Ilang, Kecamatan Bebesen, Kamis (26/05) sejumlah anggota RAPI tengah mempersiapkan Musyawarah Wilayah (Muswil) yang direncanakan akan diadakan pada 28 Mei di Gedung Pendari Inen Mayak Teri, Jalan Yos Sudarso samping Gedung DPRK, dengan tema “Dengan semangat musyawarah wilayah kita tingkatkan tertib organisasi”.
Misi utama RAPI adalah menjadi organisasi yang siaga bencana. Bukan hanya bencana yang terjadi di Kabupaten Aceh Tengah, jika memungkinkan RAPI Aceh Tengah juga turut membantu bencana di daerah lain seperti banjir bandang di Tangse Maret silam. Atau tidak menutup kemungkinan anggota RAPI dari wilayah lain ikut bahu membahu meringankan korban bencana di Kabupaten Aceh Tengah.
Dikatakan Jauhari ketua pelaksana Muswil II RAPI ZW, pihak RAPI Aceh Tengah akan mendirikan tenda besar guna penginapan para perwakilan dari RAPI wilayah Aceh lainnya dan berharap muswil ke dua ini dapat berjalan dengan lancar. Kegiatan ini didanai oleh sumbangan para anggota dan Pemda Aceh Tengah.
Organisasi yang terdiri dari 87 orang ini tersebar di 8 kecamatan, diantaranya Kecamatan Kebayakan, Lut Tawar, Bebesen, Pegasing, Kute Panang, Bintang, Linge dan Bies. Kendati belum pernah mendapatkan pelatihan masing-masing dari anggota diwajibkan mengetahui tata cara berkomunikasi dan memberikan informasi melalui radio melalui buku panduan yang telah diberikan.
Ariyanto ketua RAPI periode 2007-2010 berharap RAPI di tangan pemimpin yang baru nantinya tambah Berjaya, dan semakin cepat menanggapi korban bencana alam. “Sejak awal saya sudah menekankan khususnya RAPI Aceh Tengah, bahwa setiap ketua hanya boleh memimpin satu periode saja. Agar ilmu pada penanganan bencana dan lainnya dapat lebih berkembang dengan dipegang oleh pemimpin dari generasi muda”.
Ditambahkan bahwa anggota RAPI terdiri dari berbagai kalangan masyarakat. Ada yang berprofesi sebagai tukang becak, pengusaha, wartawan, pegawai, dan lainnya. Yang terpenting bagi anggota RAPI adalah tingginya naluri kemanusiaannya dalam membantu sesama. (yy/ru)