Jakarta | Lintas Gayo : Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia, Muhaimin Iskandar, menyaksikan penandatanganan Nota Kesepakatan Bersama (Memorandum Of Understanding/MoU) tentang Kerjasama pembangunan di bidang perkebunan pada kawasan transmigrasi di Indonesia. Penandatanganan ini juga rencananya akan disaksikan oleh Gubernur Guandong yang mewakili pemerintah China.
Penandatanganan MoU yang dilaksanakan di Guangzhou China pada Sabtu, 28 Mei 2011 ini dilakukan oleh Lei Yong Juan dari PT. Guandong Agribusiness, sebuah perusahaan asal China dengan Soedomo Margonoto dari PT. Pulau Sumbawa Agro, sebuah perusahaan asal Indonesia.
Menakertrans Muhaimin Iskandar mengatakan pemerintah menyambut baik adanya penandatangan MoU di bidang transmigrasi ini. Apalagi kerjasama ini melibatkan perusahaan Cina dan perusahaan Indonesia sudah memiliki reputasi yang baik.
“Setiap tahunnya minat investor untuk berinvestasi di kawasan transmigrasi terus meningkat. Investasi tidak hanya dilakukan oleh investor dalam negeri tetapi juga semakin diminati investor asing,” kata Muhaimin dalam keterangan pers di Jakarta pada Sabtu (28/5).
“Kerjasama dan investasi bersama Cina dan Indonesia di kawasan transmigrasi ini sangat prospektif. Tenaga kerja yang terlibat pun diperkirakan mencapai 28.300 orang. Oleh karena itu, pemerintah akan memberikan dukungan penuh, terutama masalah perijinan dan membangun infrastruktur dasar,” Kata Muhaimin .
Dijelaskan Muhaimin, Pihak Kemenakertrans telah memberikan Ijin Pelaksanaan Transmigrasi (IPT) kepada perusahaan joint venture ini untuk mengembangkan tanaman sisal di kawasan transmigrasi.
Menakertrans Muhaimin Iskandar optimis bahwa proyek proyek ini akan berjalan sesuai dengan rencana dan mampu meningkatkan kesejahteraan transmigran dan masyarakat sekitar. Apalagi investasi ini didukung oleh kondisi lokasi yang dicadangkan, sumberdaya alam dan sumberdaya manusia yang tersedia maupun yang akan didatangkan, serta dukungan masyarakat dan pemerintah daerah.
“Kita berharap kerjasama ini mampu meningkatkan kesejahteraan para transmigran dan penduduk sekitarnya. Selain itu, investasi di kawasan transmigrasi pun diharapkan dapat mempercepatkan proses pembangunan di kawasan transmigrasi,” kata Muhaimin.
Pada tahap kerjasama berikutnya akan dilakukan dengan mengembangkan perkebunan kelapa sawit di Kabupaten Halmahera Tengah Provinsi Maluku Utara, dan perkebunan tebu di kabupaten Bener Meriah Provinsi Aceh.
Proyek perkebunan tebu dan industri pengolahannya di Bener Meriah Provinsi Aceh, pemerintah kabupaten telah menyetujui ijin lokasi seluas 37.000 hektar. Proyek ini sedang dalam tahap studi kelayakan oleh Kapal Api Group.
Untuk membangun perkebunan tebu seluas 22.000 ha, beserta industri pengolahannya akan menyerap investasi sekitar Rp. 1,2 Triliun (US $ 136.363.000) dan penciptaan tenaga kerja sebanyak 10.000 orang. Pada proyek Bener Meriah ini akan meliputi kawasan transmigrasi Pintu Rime Gayo yang berpenduduk 3.243 KK/ 12.322 jiwa, serta akan menjadi pendukung tumbuhnya pusat produksi baru yang berkembang menjadi pusat perekonomian baru, yang pada akhirnya menjadi kawasan perkotaan baru.
Pelaksanaan proyek – proyek tersebut akan menjadi proyek terpadu melengkapi kerjasama sebelumnya dalam penyediaan gula dari proyek Bener Meriah untuk industri kopi, dan penyediaan minyak goreng dan butir jagung dari proyek Halmahera.
PT Guandong Agribusiness adalah badan usaha milik negara (BUMN) Cina yang akan membawa teknologi dan pasar luar negeri. Perusahaan ini berkedudukan di Guangzhou RRC berdiri sejak tahun 1951, memiliki kebun karet, tebu, sisal, produk perkebunan, buah-buhan, dan budidaya perikanan dengan omset sekitar 15 Miliar Yuan/ Rp. 21 Triliun (US$ 2.386.363.000) per tahun .
Sedangkan PT. Sumbawa Agro adalah anak perusahaan Group Kapal Api yang akan menyiapkan manajemen dan pasar dalam negeri. Sebagai anak perusahaan Group Kapal Api yang berkedudukan di Surabaya Indonesia. (Pusat Humas Kemenakertrans)
Mudah-mudahan, dengan investasi seperti ini penduduk lokal bisa diuntungkan dan perekonomian lokal juga bisa digerakkan. Jangan sampai yang mengambil manfaatnya hanya orang luar dan malah membuat penduduk asli semakin terpinggirkan.
Selamat atas penanda tanganan MOU, semoga pemberdayaan ekonomi masyarakat tetap menjadi prioritas utama.