India Dan Taiwan Berasal Dari Gayo?

Mungkinkah India dan Taiwan berasal dari Gayo. Selama ini fakta sejarah itu terbalik, Taiwan, Campa merupakan benang merah manusia yang ada di Gayo. Namun dengan temuan  arkeolog Balar Medan, tabir yang samar samar selama ini mulai terbuka,  tentang budaya Austronesia di Asia.

Bila selama ini hasil temuan ilmiah  menyebutkan bahwa Taiwan dan India adalah cikal bakal budaya tua di Asia Tenggara ini. Ternyata sekarang berbalik.  Temuan Badan Arkelog (Balar) Medan, Sumatra Utara, yang sudah melakukan penggalian dan penelitian di Aceh Tengah sejak 2009, ada kejutan baru dalam budaya Austronesia di Asia.

Di Gayo ditemukan tembikar black ware yang sudah berusia lebih dari 4.000 tahun lalu. Usia tembikar ini lebih tua dari temuan arkeolog di India dan Taiwan. Demikian dengan Batak yang selama ini disebut asalnya orang Gayo, ternyata Batak itu jauh lebih muda dengan budaya Dongsonnya. Batak baru berumur 3.500 tahun, sementara di Gayo sudah dihuni manusia lebih dari 8.500  tahun yang lalu (budaya Howabinh).

 “Benar memang, hasil ekskavasi yang kita lakukan di Gua Mendale (Ceruk Mendale), Kecamatan Kebayakan,  ditemukan tembikar yang jauh lebih tua daripada tembikar di India dan Taiwan,” sebut Ketut Wiradnyana, tim Balar Medan yang melakukan penggalian dan penelitian di Aceh Tengah.

Bule-Arkeolog-Bule-Maret-20 “Secara konteks arkeologis, temuan tembikar berusia 4.000 tahun lalu di Ceruk Mendale bisa dipridiksi cikal bakal lahirnya budaya Ras Austronesia berupa tembikar black ware. Tembikar tersebut hingga kini masih bertahan sebagai warisan budaya nenek moyang etnis India dan Taiwan,” kata Ketut Wiradnyana (foto).

Dari segi peradaban sejarah, kata arkeolog penyandang gelar dokter ini, bisa dimungkinkan ada keterkaitan budaya Gayo dan India maupun Taiwan. Apakah temuan berdasarkan hal tersebut menunjukan bahwa budaya dan manusianya juga berasal dari Gayo? Masih dibutuhkan penelitian lanjutan dan kajian mendalam.

Penyebaran ras Austronesia asal Gayo berikut budayanya hingga menyebar ke daerah luar,  seperti ke India dan Taiwan, memungkinkan dipergunakan jalur migrasi laut menggunakan alat sederhana pada zamannya.

 “Ada temuan tambahan yang menarik kami himpun. Selain pada ekskavasi di Gayo, telah ditemukan kerangka manusia dari ras Australomelanasoid (8.500), gerabah, tulang hewan,  kini ada temuan baru berupa; mata panah dari batu, tembikar dan sisa tulang hewan merupakan sisa bahan kosumsi manusia purba masa itu,” ungkapnya.

Sejumlah dokumen yang berhasil dihimpun di Ceruk Mendale ini, ditemukan areal hunian manusia pra sejarah berikut areal penguburan. Adanya tatanan budaya yang tinggi pada masa itu dengan peradaban manusia.

Temuan-temuan ilmiah yang dilakukan Badan Arkeolog Medan, telah membuka tabir baru tentang budaya Austronesia di Asia. Di Gayo sebelum hadir budaya Austronesia, di sana telah terlebih dahulu dihuni manusia dengan budaya Howabinh yang jauh lebih tua dari budaya Austronesia. Budaya Howabinh disana diperkirakan berumur 8.500 tahun yang lalu.

Bagaimana dengan Aceh? Penduduk asli di penghujung barat Sumatra ini selama ini disebut sebut berasal dari Arab, Cina, Eropa dan Hindia. Di Pidie misalnya, dikenal dengan Kerajaan Pedir, cikal bakal manusia disana selama ini diyakini dari India.

Kalau pembuktian ilmiah yang selama ini samar samar, kini mulai terkuak, Taiwan dan India itu budaya Austronesianya berasal dari Gayo. Tidak tertutup kemungkinan penduduk Aceh juga yang disebut sebut berasal dari India,  nenek moyang mereka berasal dari Gayo. Kajian ilmiah secara mendalam ini akan membuktikanya. (Bahtiar Gayo/ Harian Waspada edisi Senin 22/08/2016)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.