Takengen| Lintas Gayo- “Mengapa kita membagi Aceh Tengah dalam 4 zona? Semuanya punya latar belakang sejarah, serta memperhatikan fakta di lapangan, makanya Aceh Tengah bila ingin maju harus dibagi dalam 4 wilayah,” sebut Usman Nuzuly.
Dalam bedah visi dan misi Usman- Bukri di Gedung Olah Seni Takengen, Senin (28/11/2016) sore, yang diprakarsi Gerbak (Gerakan Masyarakat Banyak), pasangan kandidat bupati- wakil bupati ini, memaparkan pembagian 4 zona yang diprakarsainya. (Baca visi dan misi Usman Di DPRK).
Menurut panitia Fajar, pihaknya sudah mengundang berbagai elemen yang mencapai 500 undangan. Namun peserta yang hadir dalam visi misi itu kurang dari setengahnya.
Fauzi Ramadan selaku koordinator Gerbak yang memprakarsai diselenggarakan kegiatan itu, diharapkan kepada masyarakat agar bisa membedah visi dan misi Usman Nuzuly, sehingga nantinya pemilih dapat menentukan pilihanya saat dilangsungkan Pilkada.
Dalam bedah visi dan misi itu, hadir dua pembanding atas visi dan misi Usman. Edy Putra Kelana dan Salman Yoga. Kedua pembanding itu mengkritisi visi dan misi Usman sehingga perlu adanya penambahan isntrumen dalam aflikasi di lapangan, serta ada yang tidak harus dimasukan dalam zona.
Menurut Edy Putra Kelana, Aceh Tengah dari luas wilayah yang ada, hanya 30 persen yang dapat dikelola daerah. Dari luas wilayah 400 ribu hektar lebih ini, sebagainya masuk dalam Kawasan Ekosistem Leuser dan sebagian lagi hutan produksi dikuasi HPL.
Kedepan bupati harus memperjuangkan agar 50 persen dari luas area di Aceh Tengah dapat dikelola daerah. Tentunya untuk itu, harus ada bargaining dengan Menteri Kehutanan, agar melepaskan sebagian area tersebut untuk dijadikan asset yang dapat dikelola daerah.
“Serule dan Linge misalnya, masuk dalam kawasan HPL yang dikuasai oleh pengusaha kapitalis dari luar. Mana negeri asal Gayo, kalau di negeri asal saja sudah dikuasai pihak lain. Silakan dicek siapa yang menguasai penderesan getah di hutan pinus ini,” sebut Edy PutraKelana.
Selain itu Edy juga menyebutkan, lokasi diseputaran Danau Lut Tawar bukan asset daerah, namun sudah dimiliki menjadi milik pribadi. Untuk itu Pemda harus melakukan penertiban area yang sudah dikuasai menjadi milik pribadi ini.
Sementara itu Salman Yoga menilai visi misi Usman- Bukri belum menyentuh secara detil persoalan budaya, seharusnya budaya dan pendidikan di nomor satukan dalam visi misi. Demikian dengan pembagian wilayah, kawasan berhutan pinus di Serule dan Linge, tidak harus dicampurkan dengan komidiri kopi.
Mendapatkan masukan itu, Usman Nuzuluy dalam kesempatan itu mengapresiasi penilaian positif dari dua pembanding ini dan menjadi catatan khusus bila dia nanti terpilih menjadi bupati Aceh Tengah dalam Pilkada nanti.
Selain itu, dua pembanding juga menyampaikan bagaimana kondisi Aceh Tengah saat sekarang ini, dan apa yang harus dilakukan ke depan. (LG 01)