Warga Enggan Memperbaiki Jalan Angkip Hancur

Takengen | Lintas Gayo– Ruas jalan Angkip,   One- One, Kecamatan Lut Tawar, Aceh Tengah, kondisinya masih memprihatinkan, walaupun  desa tersebut  tembus ke Kenawat yang merupakan kampung tua di Aceh Tengah.  Jalanya selain berlubang, ada genangan air ketika hujan, saat kemarau dipenuhi kepulan debu.

Jalan yang hanya lebar dua setengah meter ini, ketika berpapasan sesame mobil, salah satu mobil harus mengalah mencari tempat, agar kenderaan itu tidak beradu di tengah jalan. Satu mobil harus mencari posisi aman, agar mobil lainya dapat melintas.

” Pemandangan seperti ini meupakan hal keseharian masyarakat di sini. Sudah sering disampaikan, namun kondisinya masih tetap, “kata Marah (40), salah satu warga  di sana saat bertemu dengan   lintasgayo.com, Rabu (12/7).

Jalan tersebut sebenarnya telah dilakukan pengerasan dan pengaspalan, namun karena kurang perawatan, kondisi jalan ini hancur. Akibat hujan yang membawa longsor kondisi jalan ini semakin parah.

Sayangnya masyakat di sana enggan melakukan gotong royong walau jalan itu diperuntukan untuk  mereka. Warga di sana mengharapkan pemerintah untuk mengucurkan biaya perawatan.

“Setiap pagi, puluhan anak SD, MTs dan SMK di Desa kenawant, Angkip melewati jalan ini.  Diantara mereka ada yang sekolah di One- One dan Takengen. Sayang kami melihatnya,” sebut Marah.

Menurutnya, puluhan siswa yang rutin melewati jalan itu harus berjalan tanpa alas kaki. Kalau musin penghujan, pemandangan menenteng sepatu sambil berjalan, bukanlah pemandangan aneh, karena bila dipergunakan jalan kaki dengan sepatu, maka sepatunya harus dicuci, dipenuhi lumpur, makanya mereka menenteng sepatu.

Namun ada juga sebagian mereka yang naik sepeda motor namun itupun dapat dihitung dengan jari, mayoritas mereka mempergunakan kedua kakinya untuk menuju sekolah, katanya.

Jalan itu panjangnya mencapai 4 kilometer, di kampung One One ini tembus ke Kenawat. Namun karena kurangnya perhatian masyarakat, badan jalan ini menjadi hancur. “ Kegiatan masyarakat dalam bergotong royong memang minim,” sebut Ibnu Ali, Reje One One ketika diminta keteranganya.

“ Masyarakat malas untuk melakukan kegiatan perawatan jalan tersebut.  Mereka hanya menunggu biaya perawatan. Dampaknya jalan tersebut hancur. Tahun ini  Insya Allah akan ada perbaikan,” sebut Ibnu Ali. (Kayu Kul)

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.