Merasa Dihina Oknum Panitia FLS2N, Tim Bener Meriah Pulkam

Bener Meriah | Lintas Gayo : Kecewa karena merasa telah dihina dengan dijelek-jelekkannya Bupati Bener Meriah oleh panitia penyelenggara Festival Lomba Seni Nasional (FLS2N) di Banda Aceh peserta dari Kabupaten Bener Meriah mengundurkan diri dari kegiatan yang diselenggarakan oleh Dinas Pendidikan Provinsi Aceh di Banda Aceh tersebut.

Hal ini disampaikan oleh Widia Astuti, guru pendamping peserta dari SMP Pesantren Semayon Simpang 3 Bener Meriah yang disampaikan kepada kepada Lintas Gayo, Sabtu (11/6) di Redelong.

Menurut Widia, kekecewaan mereka cukup beralasan karena dari awal mereka di undang memang tanpa ada lampiran petunjuk pelaksanaan (Juklak) dan Penunjuk Teknis (Juknis) acara.

“Kami di undang berdasarkan surat undangan yang kami terima, tanpa ada lampiran syarat-sayarat yang harus di ikuti peserta, hanya undangan dan jenis mata lomba, tetapi sampai di Banda Aceh kami bingung karena ternyata ada syarat-syarat yang tidak kami ketahui seperti limit waktu dan tema pada masing-masing mata lomba serta perlengkapan yang harus disediakan ternyata bukan dari panitia”, ujarnya.

Ia juga mengatakan telah berupaya mencari solusi bersama panitia untuk mencari jalan terbaik, namun pihaknya malah di beri semprotan tidak bersahabat bernada “menghina” pemerintah daerah.

“Pihak kami sudah berusaha mempertanyakan, tapi malah panitia tidak kooperatif, bahkan salah seorang oknum panitia malah menyerang pemerintah secara langsung yang tidak ada hubungan langsung dengan acara ini”, keluhnya.

Widia menjelaskan “penghinaan” yang mereka dapatkan dari oknum panitia tersebut berupa kalimat yang salah satunya berbunyi “Memang Bener Meriah selalu ketinggalan, bupatinya, aduh siapa namanya, dia enggak pernah ke Banda Aceh, asyik ke pusat aja berurusan”, ujar salah satu oknum yang ditirukan Widia.

Widia yang juga ketua rombongan peserta dari SMP Pesantren Semayon Simpang 3 Bener Meriah ini tidak dapat menerima perlakuan mereka karena telah “melecehkan” Pemerintah Kabupaten Bener Meriah dan langsung menyatakan pengunduran diri dari acara tersebut.

“Kami punya harga diri, dan bagi kami ini sebuah penghinaan yang tidak beralasan”, katanya lagi.

Semula, dia sudah berfikir positif. Kepada pihak penyelenggara akan bersih dan membuat peserta nyaman, namun setelah mengalami kejadian ini ia merasa panitia tidak fair dan tidak melihat objektif atas kesalahan mereka, tapi justru berspekulasi membawa-bawa nama Bupati Bener meriah.

“Kami sangat kecewa, padahal jauh-jauh kami dari Bener Meriah ke Banda Aceh memenuhi undangan mereka namun di perlakukan tidak adil seperti ini”, jelasnya dengan nada kecewa.

Harusnya, tim yang dipimpin Widia akan ikut festival yang digelar untuk tingkat Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) yang dilaksanakan pada 9 hingga 12 Juni 2011 dan berlangsung di Taman Sari Banda Aceh dengan sejumlah lomba diantaranya lomba cipta cerpen, solo vocal, membuat gambar, vocal group, tari dan lain-lain.

Namun ternyata rombongan yang membawa 15 Peserta dan 4 guru pendamping ini langsung pulang kampung (pulkam) ke Bener Meriah pada Kamis (9/6) dan kini telah berada di kabupaten yang dimekarkan dari Aceh Tengah tersebut. Belum diperoleh informasi apakah mereka mengadukan perlakuan tersebut kepada Bupati Bener Meriah, Ir. Tagore Abubakar. (Iwan SP)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.