Aceh Tengah sebagai Kabupaten induk dari tiga Kabupaten yang ada di daerah Gayo mempunyai potensi besar untuk maju dan berkembang, diantara potensi yang luar biasa dan tidak dimiliki oleh Kabupaten lain adalah letak kota di pinggiran danau Laut Tawar, dikelilingi oleh gunung-gunung yang membuat kagum mereka yang mengunjunginya.
Sebagai Kabupaten tertua yang ada di Gayo tentu saja mempunyai pengalaman dan strategi dalam membangun diri, mulai dari pembangunan fisik (infra struktur), pengembangan sumber daya alam, sember daya manusia sampai kepada informasi yang harus didapatkan oleh warga yang menjadi penduduk yang tinggal di Aceh Tengah.
Kabupaten Aceh Tengah yang membawahi 14 Kecamatan dengan jumlah kampong 295, dengan komdisi alam bergunung merupakan satu fenomena tersendiri dalam membangun komunikasi antara pemerintah Kabupaten dengan pemerintah yang ada di Kecamatan dan Kampong. Belum lagi komunikasi antar warga masyarakat yang sebagian besarnya adalah sebagai petani. Mungkin sulit bagi kita warga Gayo membayangkan bagaimana informasi dan komunikasi bisa menjadi lancar dengan keadaan jalan yang memerlukan waktu tempuh yang lama.
Aceh TV yang menyiarkan Acara āKeberni Gayoā setiap Jumāat malam mengundang Bapak Bupati Acah Tengah Ir. H. Nasaruddin, MM pada tanggal 10 Juni yang lalu sebagai narasumber. Pengelola acara yang biasa menyiarkan dengan bahasa Gayo, mengambil inisiatif untuk menyampaikan informasi tentang Gayo melalui Bupati ke masyarakat luas dengan berbahasa Indonesia. Dialog interaktif ini disampaikan dengan bahasa Indonesia dengan sasaran pendengar adalah semua masyarakat Gayo dan pemirsa Aceh TV yang bukan masyarakat Gayo yang jumlahnya lebih besar. Tujuan yang diharapkan adalah semua pemirsa dapat mengetahui dan memberi informasi kepada masyarakat sekitar tentang perkembangan pembangunan Kabupaten Aceh Tengah.
Bupati Nasaruddin memulai penjelasan dalam dialog interaktif ini dengan memaparkan Visi dan Misi Aceh Tengah. Dia mengistilahkan dengan 1665, artinya 1 visi 6 misi dan 65 program pelaksanaan yang mencakup seluruh aspek pembangunan yang bermuara pada pencapaian visi. Seperti yang diuraikan tentang perluasan kota Takengon yang selama ini hanya 1000 hektar menjadi 20050 hektar, perluasan ini dilakukan diantaranya adalah karena pertambahan jumlah penduduk yang tinggal di Kota Takengon, selama ini berakibat pada semrawutnya pembangunan Kota. Untuk menunjang perekonomian rakyat Aceh Tengah di Kota Takengon adalah dengan perluasan jalan Bale sampai ke Tan Saril, pembukaan jalan baru dari Tan Saril sampai ke Paya Tumpi sepanjang 4 kilo meter dan pembukaan jalan baru Paya Tumpi sampai Kampong Mendale sepanjang 3 kilo meter.
Tidak hanya itu pembukaan jalan baru juga dilakukan pada daerah-daerah yang marjinal seperti diantaranya pembukaan jalan baru di Kecamatan Ketol, di sebelah sungai sebelah barat Ketol yang terdapat 10 kampong, demikian juga di daerah Karang Ampar dan masih banyak lagi yang ingin dipaparkan oleh Bupati. Tapi karena terbatasnya waktu pembawa acara (Drs. Jamhuri, MA) meminta kepada narasumber untuk memadai penjelasan pada daerah tertentu saja.
Daerah yang memiliki potensi alam yang luar biasa, sehingga terkadang sulit kita mengatakan apa sebenarnya komoditi unggulan, karena semua bisa dijadikan sebagai potensi unggulan. Namun Bupati tetap menjadikan kopi sebagai unggulan yang paling utama, ini disebabkan disamping kebanyakan penduduk Aceh Tengah sebagai petani kopi tapi juga kopi sudah memiliki nama pada tingkat dunia. Yang paling menarik dari apa yang sampaikan Bapak Bupati adalah apabila ada daerah lain yang memiliki ketinggian daerah sama dengan Gayo dan menghasilkan kopi maka ia juga harus menggunakan nama Gayo. Dari 24 varitas kopi yang ditanam masyarakat, dua jenis kopi telah mendapat pengakuan dengan sebutan Gayo 1 dan Gayo 2, karena itu harapan Bupati agar masyarakat menanam kedua varitas tersebut.
Bupati menyadari bahwa sulitnya komunikasi dan penyampaian informasi di dalam wilayah Kabupaten Aceh Tengah merupakan kendala dalam memajukan Aceh Tengah karena itu kerja sama dengan Mitra cell telah dilakukan untuk membangun 9 tower, ini telah siap dikerjakan 7 tower dan tinggal 2 tower lagi, insya Allah dalam waktu dekat semua penduduk wilayah Aceh Tengah telah dapat berkomunikasi dengan menggunakan HP. Untuk penyampaian informasi Pemerintah Kabupaten Aceh Tengah telah bekerjasama dengan RRI untuk membangun RRI di Aceh Tengah dengan kekuatan siar 150 watt, dan akan ditambah menjadi 2,5 kilo watt.
Yahya Kobat, seorang penelpon interaktif menanyakan perhatian Pemda Aceh Tengah tentang kondisi sawah yang ada sekarang. Narasumber menjawab dengan, focus perhatian untuk persawahan tidak menjadi prioritas utama karena keadaan alam Aceh tengah, tapi yang menjadi focus perhatian adalah pengembangan pertanian palawija dan hortikultura. Namun upaya penciptaan lahan baru untuk persawahan tetap dilakukan, seperti diwilayah Ketol dan Serempah.
Danau laut Tawar merupakan potensi alam yang luar biasa untuk bidang wisata dan juga banyak masyarakat di sekitar Laut yang menumpukan hidupnya pada penangkapan ikan, karena itu juga Pemda berupaya untuk melestarikan lingkungan danau, menentukan batas daerah tangkapan ikan serta jaring (doran) yang digunakan. Terlebih di danau Laut Tawar ada ikan yang spesifik yaitu Depik, ini harus dijaga dan dilestarikan, untuk ikan lain Pemda juga menggunakan momen-momen tertentu untuk menyemai bibit ikan, seperti secara rutin dilakukan 6 bulan sekali , pada 17 Agustus dan kedatangan tamu-tamu daerah.
Potensi wisata sebagaimana disebutkan harus tetap menjaga nilai-nilai adat yang berlaku dalam masyarakat, sehingga prioritas jumlah wisata bukan menjadi andalah tetapi pelestarian adat itu lebih penting disamping juga Agama. Karena menurut Bupati suatu saat Aceh Tengah akan menjadi daerah yang maju namun harus tetap menjaga dua nilai yang telah disebutkan.
Ina, yang bertanya melalui telp. (0651) 40171 menyebutkan terkadang sebagai warga Gayo merasa malu ketika melihat di lintasan Bireuen-Takengon ada tempat-tempat yang mengundang terjadinya maksiat, karena itu apa upaya Pemda itu. selanjutnya juga bagaimana kaitan antara RRI yang di Bangun di Aceh Tengah dengan Radio Rime Raya.
Menurut Nasaruddin, adanya tempat-tempat yang mengundang terjadinya maksiat dipinggiran jalan bisa dijawab bahwa secara administrasi wilayah tersebut adalah wilayah Kabupaten Bener Meriah, namun kami akan berkoordinasi dengan kepala daerah Bener Meriah, semoga hal tersebut dapat diatasi. Hal ini juga disebabkan oleh pola pikir masyarakat dalam memahami pelaksanaan Syariāat dan adat itu sendiri, karena itu diperlukan ada upaya kita untuk peningkatan pemahaman tersebut. Untuk penegakan Syariāat Islam, Pemda sangat komit dan selalu bekerjasama dengan Kodim dan Polres, sehingga dalam pelanggaran tidak ada yang namanya beking membeking, dan telah banyak penggerebekan yang dilakukan terhadap pelanggaran Qanun nomor 12 tahun 2003 tentang Khamar, Qanun nomor 13 tahun 2003 tentang Maisir dan pelanggaran Qanun nomor 14 tahun 2003 tentang Judi.
Keberadaan RRI di Kabupaten Aceh Tengah sebenarnya juga tidak terlepas dari nilai sejarah Radio Rime Raya, karena dalam memperjuangkan berdirinya RRI kami selalu menyebut pada masa lalu di Gayo ada Radio Rime Raya, dan akhirnya ini memudahkan dalam pendirian RRI ini.
Permasalahan yang sangat mendasar di Aceh Tengah adalah masalah listrik yang sering mati, untuk upaya ini telah dimulai lagi pembangunan PLTA Pesangan satu dan dua yang mempunyai kekuatan masing-masing 43 MW, insya Allah pada tahun 2014 telah selesai dan juga sebenarnya untuk pembangunan listrik telah banyak investor yang masuk terutama dalam pelistrikan Mikro Hidro.
Untuk menanggapi pertanyaan Mahdi dalam kaitan dengan ganti rugi kerambah yang ada diseputaran danau Laut Tawar juga telah dibicarakan sehingga kita harapkan saling dapat memahami, karena pada dasarnya juga PLTA tidak mau memiskinkan rakyat.
Pandangan Bupati tentang Mahasiswa yang sedang mencari ilmu di perantauan, Pemda tetap memperhatikan dan disesuaikan dengan kemampuan daerah, untuk hal ini perlu di buka komunikasi secara baik. (Drs. Jamhuri, MA)
Untuk memajukan masyakat gayo untuk semua lini harus di revesi.