Lut Tawar | Lintas Gayo : Lebih dari seratus pendekar muda baik putra maupun putri yang tergabung dalam organisasi Pengurus Cabang (Pengcab) Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) Aceh Tengah melakukan pembersihan sampah dan penanaman pohon di ruas jalan Mendale – Bintang Kecamatan Kebayakan Kabupaten Aceh Tengah, Minggu (12/6).
Kegiatan ini merupakan rangkaian kegiatan yang dikemas dalam kegiatan “Perkemahan Pendekar Muda Pencak Silat” yang berlangsung selama 2 (dua) hari sejak Sabtu (11/6/2011) di kawasan Atu Tamun Danau Lut Tawar dengan mengambil tema “Raih Prestasi, Optimalkan Potensi Mencari Generasi” ini diketuai oleh Ilham.
Menurut Ilham, sesuai jadwal yang ditetapkan, pada Sabtu (11/6) para peserta sudah berada di lokasi perkemahan dan melakukan sejumlah persiapan acara seperti pembukaan kegiatan perkemahan secara resmi oleh Ketua Umum Pengcab IPSI Aceh Tengah, Zulkifli serta sejumlah acara khas pendekar silat pada malam harinya.
Selanjutnya Minggu (12/6) pagi sekitar pukul 08.00 Wib, para peserta melakukan perbersihan sampah dari Kampung Mendale hingga kawasan Bebuli. “Cukup banyak sampah yang dikumpulkan yang umumnya berupa bahan yang tidak membusuk seperti plastik. Sampah tersebut kemudian dibakar hingga habis,” papar Ilham.
Setelah pembakaran sampah, acara dilanjutkan dengan penanaman sejumlah seratus batang pohon dengan berbagai jenis seperti Mahoni, Trembesi dan Pinus yang diperoleh dari Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Aceh Tengah.
Dalam kedua sesi acara tersebut, tampak Ketua Umum Pengcab IPSI Aceh Tengah, Zulkifli, sejumlah aktivis pecinta lingkungan dari Universitas Gajah Putih Takengon serta Ketua Divisi Kampanye Forum Penyelamatan Danau Lut Tawar (FPDLT) Khalisuddin, hadir bersama ratusan pendekar tersebut dan sempat turut serta mengumpulkan sampah serta melakukan penanaman pohon.
Bahkan Khalisuddin yang datang dengan menggunakan kenderaan pick up langsung mengangkut sampah kelokasi dimana sampah tersebut dibakar.
“Acara ini dilakukan untuk membina para pesilat Aceh Tengah disamping ilmu berupa jurus-jurus silat, juga untuk pendidikan cinta lingkungan dan peduli kondisi danau Lut Tawar yang sudah mengkhawtirkan kelestariannya saat ini,” kata Zulkifli yang juga sebagai salah seorang anggota Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten (DPRK) Aceh Tengah ini.
Zulkifli juga meminta agar acara-acara seperti ini dijadikan sebagai agenda tetap yang didukung oleh Pemerintah Kabupaten Aceh Tengah. “Banyak kegiatan yang sudah dicontohkan oleh elemen sipil di Aceh Tengah. Baik dalam bidang olahraga, lingkungan, seni budaya dan promosi wisata, tapi sayangnya sejauh ini Pemkab sepertinya tidak ada niat membackupnya menjadi agenda tahunan,” ujar Zulkifli.
Seorang warga sekitar lokasi kegiatan para pesilat tersebut, Edy, mengaku sangat takjub melihat kegiatan yang dilakukan para pendekar Tanoh Gayo ini. “Ini yang pertama dilakukannya pemungutan samapah ditempat ini dan saya selaku warga mengucapkan terima kasih,” ujar Edy. (Windjanur)
Bravo IPSI Gayo, jika saja semua organisasi melakukan hal ini, saya percaya, Takengon akan jadi kawasan hutan kota “Gembali” seperti awal dibukanya Kerajaan Islam Linge dulu. Tak ada sampah sepanjang, jalan, perumahan, danau dan gunung. Jadi plnatet terbersih di dunia…..kita bisa , kita mampu. Stop bicara, mari bekerja, meski hanya satu butir sampah yang kita bersihkan.Bismillah