Takengen | lintasgayo.com – Walau gratis, namun pihak RSU Datu Beru Takengen tetap menagih biaya ambulan untuk mengantar pasien yang dirujuk ke luar daerah. Salah seorang keluarga pasien, mengeluh, karena Helvina Sazkia (11) anak perempuan mereka yang masih duduk di bangku SD yang mengidap penyakit Leokimia (kangker darah) harus di rujuk ke RSU zainal Abidin.
Keluhan itu bukan dalam persoalan rujukan, namun biaya ambulan yang diminta pihak RSU Datu Beru Takengen. Pihak RSU Datu Beru meminta keluarga pasien membayar uang sejumlah 900.000, karena pihak RSU tidak mempunyai alokasi biaya untuk ongkos sopir, uang makan. Bila tak ada dana, pasien terancam tidak bisa dirujuk ke Banda Aceh.
Kepada LintasGayo.Com keluarga pasien mengaku keberatan, karena menurut keterangan dari pihak rumah sakit uang yang sudah diserahkan kepada mereka akan dikembalikan 3 bulan kedepan. Di kwitansi yang diserahkan oleh pihak RSU Datu Beru kepada keluarga pasien atas nama Helvina Sazkia, ditanda tangani pada tanggal 10 Desember 2017, tertera nama perawat yang bernama Ambulance.
Akan Dikembalikan
Kepala RSU Datu Beru Takengen, Hardi Yanis, ketika diminta keteranganya seputar persoalan ini, membenarkan adanya penagihan uang transportasi ambulan kepada keluarga pasien.
“ Mohon maaf, saya sedang di dinas luar di Papua. Pada prinsipnya biaya ambulan gratis. Namun saat sekarang ini RSU dalam kesulitan, karena tagihan biaya ambulan ke pihak BPJS belum dibayar. Bahkan sudah berlangsung beberapa bulan,” sebut Hardi.
“Karena ketiadaan dana itu maka kepada keluarga pasien diminta pengertianya untuk menyediakan dana ambulan. Uang keluarga pasien itu akan dikembalikan, karena sipatnya pinjaman. Setelah pihak BPJS membayar uang tersebut, maka uang pinjaman itu akan dikembalikan kepada pihak keluarga,” Hardi Yanis memberikan penjelasan, soal dana tagihan yang masih banyak belum diselesaikan pihak BPJS. (Ihfa/LG03)