Segertona Lelaki Yang Menulis Gayo

Lelaki ceking berkulit putih ini tampak biasa saja. Jebolan Universitas Gajah Putih jurusan matematika. Sempat mengajar di sebuah SMP di Serule, kemudian digantikan orang lain dengan alasan yang tidak diketahuinya.

Terlahir dari keluarga gayo yang sederhana. Lelaki kaki bukit Tanoh Gayo yang dikelilingi bukit dan tanah terjal. Segertona menapaki harinya dengan tidak biasa. Tidak biasa?. Iya tidak biasa. Segertona bukanlah seorang Antropolog, Arkeolog atau ahli sejarah lainnya. Bukan pula ahli politik atau orang yang memahami ilmu pengetahuan dengan belajar atau membaca buku.

Interaksi Segertona dengan para pakar dan ilmuan juga hampir tidak ada. Segertona mungkin pernah mendengar soal sejarah Gayo secara dongeng, turun babah dari cerita mulut ke mulut. Berjalan apa adanya, mengalir bak air. Terhenti sejenak karena daun kayu yang jatuh dan menghalangi jalannya. Tapi kemudian berlanjut, Sunatullah.

Gayo yang kisahnya berisi misteri dan fakta sejarah yang terkuak di Loyang Mendale dan Ujung Karang , Kebayakan, hanyalah sebuah kisah dari begitu banyak misteri soal gayo. Ada yang diakui, ada yang tidak. Ada yang sudah jelas dan masih banyak yang perlu diungkap.

Diungkap dengan pendekatan ilmiah, gaib , supranatural dan pendekatan lain yang tidak biasa namun berakhir dalam tulisan yang bisa dijadikan referensi, itu yang terasa kurang sehingga bisa diwariskan.

Gayo, keberadaannya diakui sebagai bagian geografis dan sejarah yang tersudut di atas tanah tinggi. Dengan penduduk yang berbahasa Gayo dimana sejarah Lingenya tidak tertulis secara runut dan jelas dengan tarikh tahun yang pasti. Atau belum ditemukan?, entahlah, waktu yang akan menjawabnya.

Meski begitu, adat dan budaya yang hingga kini dipakai masyarakat gayo, mencerminkan sebuah kekayaan nilai adab yang adiluhung. Berisi makna filosofis yang harus diterjemahkan dengan akal dan hati.Tak cukup hanya akal, tapi harus pakai hati. Berpikir dengan hati.Disana disebut Peri Mestike.

Segertona Gayo menjadi tidak biasa setelah menunjukkan isi kepalanya kepadaku. Isi kepala yang datang bak hujan mengisi memorinya. Dan Segertona mencatatnya, bukan saja dalam akalnya, tapi dalam lembar buku tebal yang selalu dibawanya.

Paling tidak, ada tiga buku tulis tebal yang selalu mengisi tas ranselnya. Ada dua pulpen, satu pinsil dan penghapus yang sudah aus di kantong depan baju kemejanya. Segertona yang mahir menggunakan aksara gayo dipelajarinya dari Bentara Linge menulis dengan aksara itu.

Segertona, berkomukasi dengan sejarah yang diketahuinya dari tinggalan –tinggalan yang menjadi bukti adanya masa lalu. Secara nyata dengan mengunjungi kuburan para pengisi sejarah gayo masa lalu yang terserak.
Komunikasi dengan para pihak yang menitirkan sejarah gayo dari orang –orang “masa lalu’ yang berbicara kepadanya.

Apa yang ditulis Segertona tentu bisa dikaji oleh para pakar yang menguasai bidang apa yang telah ditulis Segertona soal Gayo secara ilmiah. Pun begitu, bagi Segertona , apakah yang ditulisnya itu sesuai fakta ilmiah atau tidak, tentu tidak menjadi soal. Karena baginya, kalimat –kalimat atau simbol tersebut , juga dihasilkan dari wawancara langsung dari nara sumber yang mengetahui sejarah Gayo yang tersisa berdasarkan kisah atau cerita. Entah itu dongeng atau cerita pengantar tidur.

Bukan saja dongeng, tapi beberapa diantaranya ada tinggalan pada batu atau tulisan.Tulisan pada batu yang nantinya perlu dikaji secara keilmuan. ……Wallahu ‘alam bissawab.

Dalam satu tulisan Segertona Gayo, dia mengungkapkan sebuah kalimat yang disebut “Nematan Gayo”. Nematan Gayo dengan sebuah simbol, artinya , Ujut nemah ni tubuh. Gayo penosahni Tuhen berupe, Ujut langit (ada simbolnya), ujutni bumi (ada simbolnya), ujutni elem (ada simbolnya) dan ujutni heme (manusia, ada simbolnya).

Nematan Gayo, nahma ni beden atawa nemah diri, sesimpulen ikait nematan, gayomu kerawang.donya mupetala, langit mupunce, bumi mupepuser, alam mujemala, ayanganmu jemara, ampar mujana, lauten mugelumang, bur mutelege, arul mukuala, wih mumata, tanoh mugunte, kuyu mulempusing, rara mubere, genali musarung gunur, Nenggri Antara langit bumi elem laut deret belang uten Tuhen Mpue.

Selain Nematan Gayo, Segertona juga menulis Rasi Gayo (hurup Gayo) dan Itungen Tuluk Gayo, bilangan Kemala.

Manat. Dalam makna atau arti manat, disebut sebagai cerak mutentu, ike ejer marah manat petenah maksut e, ejerni turah mu arah. Manatni turah sawah. Dowa mutali semperne muteningeren. “Ari lini turun ku titok, ari titok turun ku pagu. Ari pagu turun ku Entah. Ari Entah turun ku Rekel. Ari Rekel turun ku Muyang. Ari Muyang, turun ku Datu.Ari Datu turun ku Awan. Ari Awan turun ku Ama. Ari Ama turunku Kite. Ari Kte turun ku anak. Ari anak turun ku Kumpu. Ari Kumpu turun ku piut.

Dalam satu halaman tulisan Segertona Gayo, disebutkan simbol dari Luh, Lauh Caya. Dir, jadi. Aen, Langit. Lan, bumi, Had, alam.Selanjutnya, Jan, dengan simbolnya, Nege Panyang. Mujadi Buye.Han, Dinosaurus. Mujadi Biaawakan. Gayo Melie. Sad , Merhum, Manusie.

Selanjutnya, dihalaman yang sama, Diwad, Regem , Binatang. Diwo, Begel, Manuk. Lat, Bereden, Kayu. Batat , Teger , Atu.Dan , jerilep, Iken. Gan, Kemang, Yok. Jeko, Jering, Suri. Jeyo, Alus, Porak sejuk.

Sabara Dilo atawa naser Opat. Wih Tanoh Rara Kuyu.Lat Batat Kayu Atu (semuanya memiliki simbol sendiri). Sa’di, Wa’di,Ma’ni, Ma’nikem. Roh, Arwah, Nyawa, Rembege. Jirim, Jisim, Nahma Ujut (Rege, jiwe, nemah, bene). Langkah Rezeki Petemun Maut.

Tulisan lainnya adalah soal, Ujer-ujer Mengguen (Rasi ilmu perbintangen). Herket, Derjet, Mertebet. Sementara untuk Kerawang Gayo, berasal ari roa kata ike artie irike wan kekire rum rawang, artie iramal. Idema ku ate, Kerawang wan angan kasad ejet niet pinteni ate itwetari sabara dilo. Atawa naser opat baginne : wih, tanoh, kuyu, rara.

Kerawang, oyale cayani nenggri. Siara wan ujut dirini manusie. Ike cayae item, oya hakiketni Tanoh. Ike cayae poteh, oya hakiketni wih. Ike cayae kuning, oya hakiketni kuyu. Ike cayae ilang, oya hakiketni rara.

Maknani kerawang, ike item buge gelah lagu tembuni ku tanoh. Ike putih keta buge gelah suci. Ike kuning keta buge gelah mujerilep lagu emas. Ike ilang keta buge gelah lagu rayohmu.

Bintang Tujuh Sara Punce
Remang Ketike, Bo,Sede, Due , Tige, Dilo, Pinte, Namo, Punce.
Dalam tulisan Ujutni Kerawang Wan Mengguen Bilangni Lo urum kelem. Segertona menuliskan perjalananan waktu dalam satu hari secara lengkap perputaran waktu tersebut disertai simbol –simbol dari perubahan waktu tersebut. (ada foto simbolnya)

Perjalanan waktu tersebut antara lain, Tengah malam bute-tekurik pemulo (pukul 03.00 Wib)-tekurik rami (tengah 5/pejer)-bengoh (soboh)-kekabur/eber-eber-Mu mun/nami-mencer lo-bener lo (sepenggalahan)-keding kiri (pukul 10 s/d 11)-Atas lo timang (pukul 12.000Wib)-keding kuen (ruhul)-lintes senye (asar)-jerak ilang/senye lao (pukul 18-19.00 Wib)- Ilupen / iyo lo (magrib)-Eber – Kelem (Esa)- Kelem Lengen (pukul 23.00 Wib).

Terang Lo terang kekire, Reduklo remang ketike.
Matan lo : sinere mumancar ku bumi
Sesilon : sikil matante nengon lo
Reduk : Manalo isalupi Mun
Gerhana Matan Lo : Matan lo Isalupi ulen (Telan Rau)

Masa lat batat akyu atau, masa penyumpahan ijemen nabi Deris (Idris, Alaihi Salam). Segele makhluk nguk mujadi hanahpe. Ari Jemen ketumer dakku lede pedih itunge. Sidah (side, hide) . Jahman Pudaha (Jemen Sedenge) , tengaha (jemena), agena (sekidah tun si nge liwet), tun simulo (roa tun sikukudukni), tunia (tun mane). Tunni (tun seni/besilo).

Manea (sidah lo kukudukni). Selangkan mane (tulu lo kukudukni), selang mane ( roa lo kukudukni), mane, serloni, satne (hatne, sine, oyane), besilo (seni), Kase (kahe,porami), lang, sui (su a i), tulun, sengkiren (ike, kire-kire).Gere sanah hali , petenah, semawah, ntenah, muhali seli mukulu kie, terbilangen si jeroh, ketike sibise. Lang so, lang sui, semingu , sebulen, setun, sara ebet, tun arapo. Nungerku (nalamku, nagakku). Inget kam le si ku perin (ungeren, sawahen), Inia (oyawa), kupe (rupenpe). Inget kam janyi te si lalu. Mokot olok (pedi), nge oya, lelang inget aku. Selomi sawah pong ne.

Dalam tulisan lainnya, disebut dengan Turun Teran Tane Temane.
Kuluh Rege : Batang Bak manak kumpu
Umah tenge sara olang
Datu kelitu pun jumpun

Awan Menye Anan Bahgie
Amang Longe Enang Serke

Ujang odok encu kacu
Kil bage bage ibi telangke
Amat setangke Mayang serungke

Buah ate jantung rasa
Tuah berpapah bahgie bertona
Bujang berine Beru berama

Ketumer lede pedih kacu bunge lawang
Kaseh enti laneh sayang enti lelang.

Turun teran Kuluh Rege, ari lini turun ku titok. Ari titok turun ku pagu, ari pagu turun ku entah. Ari entah turun ku rekel. Ari Rekel turun ku muyang. Ari Muyang turun ku datu. Ari Datu turun ku awan. Ari Awan turun ku Ama. Ari Ama turun ku anak. Ari anak turun ku kumpu. Ari kumpu turun ku piyut. Ari piyut turun ku cicit, ari cicit turun ku nini. Ku atas mupucuk ku tuyuh muperdu.

Kuluh Rege : Utih, Item, Onot, Ecek, Mok, Rus, Unok, Cak kucil iwil – iwil. Budak Kemang Manti Kumen.

Di halaman berikutnya, Segertona menulis , Dir Tegedir : Jadi buge mujadi. Tun babah ari awah kawah.

Itungen Lat Batat Kayu Atu Ari Bilangni Lao.
Itungen Deret dan Lut (Laut) : Sed Diwed Diwo Kalang Patah Pati
Itungen Belang dan Lokop : Sit Duit Duo Kalah Patah Pati

Ujut Bi Ahat Ketek
Ujo sisik Nege Tup Gitul
Itungen lat batat sad diwad rum bilangan lo ( Selang mane-mane-satne-lang – sui ) Mujadi : Satne /duane – petelu – petane –mayang (lak-lak)-mabe (nineme) -sebilu mulige – gegedup (geduk) -Gong gong.

I Gayo tulu tene : 1. Mun Simang Simut tene musni kuyu
2. Mun jadi jemalo tene urun
3. Mun Mugere (kisip nege) tene kemaro.

Lane (dengan simbolnya) Kung (dengan simbolnya) Sang (dengan simbolnya) Dungkang (dengan simbolnya). Deret , Delem ,Atas , Tuyuh. Dangking ,Kelpat/kerpa,Tinyo/pinyo,Ogor/egem (Uken , Toa, Bur , paluh)

Titik /tete-lemeduk/lamdo,depir, puluk/pungo. Kuluh rege gere tentu sara ama, kaum biak gere tentu sara ine.
Kualani lat bata (sad, diwad,diwo) rum kuluh rege (Sang, dungkang,dangking) nujadi itungen tuluk Gayo bilangen Kemala.

Tulukni ike naru ku sifet : seneta = roa jengkal
Sedepa = 2 seta
1 batu
Sara pancang

Ike ku berat timang : 1 mayam, 3 gram , 1 kilo, 1 liter
Ike ku dele Suket : senare = 4 kal, segantang = 2 are, sara tem = sepuluh are.
Bilangen Kemala ni mujari kaki mujari tangan : 1 pumu, lime jari, 1 turus =10 riling. Rembege gule aren
Ike tulah artie upah atawa gaji. Ike ku alak ongkos : ongkos mulamut urum mu nuling segantang 2 kal oros. Ongkos ngutip kupi ike sara tem tulahe 2 are.
Ike tilik oya ijermati, iteliti,itelaah.

Ujut Itungen Tuluk Gayo Bilangen Kemala
Ampa tora sukra sabura sue laya sara sara setengah
Ampa = 0
Tora = 1/10 = bagi sepuluh
Sukra = 1/5 = bagi lime
Sabura = ¼ = bagi opat
Sue = 1/3 = bagi tige
Laya = ½ = tengah satu
Sara = 1 =sede
Sara setengah = 1 ½. = tengah due. Bilangan ini hingga 10.000 atau lebih dan bisa ditulis secara basa gayo.

Begitu juga dengan hitungan lainnya, seperti Seger (kesa), menom/meroan (kedue), mutulun, nopatan, mulimen, monomen,mupitun dan seterusnya.
Terang lo terang kekire ari bengoh tunel ku iyo
Gelap ngenaken terang, ari kelam dakku bengoh.

Isaran : isapaten mujadi sara
Iseduen : iurumen

Selain bilangan hari, Segertona menuliskan juga hitungan bulan (Itung Bilang Nulen). Semua hitungan bulan ini disertai dengan simbol masing masing bulan.
Seperti Sari Bulen, Due rebulen, tige rebulen, empat rebulen,lime rebulen hingga Tige Puluh Rebulen.

Ebet 75 imasa Lat Batat Jemen Nabi Idris
Ebet 69 imasa laut lilin Jemen Bujang Genali
Di akhir tulisan Segertona yang sengaja diberikan kepada saya untuk dipublikasikan “wajib” di akhir bulan Desember 2017 ini, Segertona menulis Manat nge laling temaling.
Sumber tulisannya : atu mugeril berisi itungen murum urum kiteb Risalah Dowa Sempena bertulis Rasi Gayo Urup Tinyo ari manatni Tengku guru jeroh berpari wan tenaso.

Sementara sumber itungen tuluk berasal dari :
1. Bentara Linge Aman Rasoki
2. M. Jihad Aman Sandi
3. Isma Tantawi

Sumber turun-teran dari : Aliyasa Abarita Aman Ita.
Sesimpulen ikait manat : kersel artie analisa. Selangkan ikerisili oya ianalisis.
Tengah sara, male mujadi sara
Tengah due, male mnujadi roa
Tengah tige, male mujadi tulu
Tengah dene male sawah klu tempat
Tengah mangan male mari
Tengah nome male uwet
Tengah melem bute male ku tekurik
Tengah mumutik male male mubunge

Apa yang telah dituliskan Segertona , sebelumnya sudah jarang terdengar atau disebutkan. Bahkan sebagian dari kosa kata yang ditulis sudah tidak lagi populer di generasi milenial Gayo.
Segertona berhasil menghimpun semua hitungan hari, bulan dan sebagainya dengan caranya sendiri hingga bisa dibaca dan diketahui maknanya. Hebatnya lagi, adalah simbol-simbol dari semua kata yang ditulisnya. Simbol ini menjadi menarik karena begitu banyak simbol yang sudah diakui dunia. Pertanyaannya ?, apakah ada simbol yang dibuat Segertona sama atau mirip yang telah ada di dunia. Menjawab hal ini tentu bisa dilakukan dengan coba membandingkannya dengan simbol dunia tersebut dengan bertanya kepada “Awan Google”. Selain cara itu, tentu para ahli yang menguasai berbagai simbol dari berbagai ras yang memiliki simbollu meneliti simbol yang telah ditulis Segertona sebagai pendekatan paling rasional, atau ilmiah.

Bagi saya, apa yang sudah dilakukan Segertona dengan tulisannya adalah hal baru, aneh dan penuh misteri. Tulisan Segertona, “terkatakan ada, tertulis tidak”, dan semua itu menyangkut Gayo. Dulu kalimat –kalimat tersebut sering terdengar dari orang tua di Gayo yang sudah sepuh. Dan Segertona bisa membumikannya. Menjadi nyata dan bisa dilihat serta ditulis. Kecuali menyangkut simbol –simbol yang demikian banyak.

Lelaki ceking ini bisa dikatakan cerdas untuk lelaki milenial gayo seusianya yang mengambil bidan spesialis Gayo . Apalagi berbagai hal yang dilakukannya atau dijumpainya selama proses penulisan ini yang terkadang terdengar tak biasa. Antara gaib dan nyata. Ssegertona yang belajar rasi gayo (tulisan gayo ) dari Bentara Linge, berhasil dengan cepat menguasainya dan selalu menggunakan rasi tersebut dalam tulisannya. Termasuk yang diberikan kepada saya.

Segertona harus menghadapi semua itu. Meski sudah berusaha menghindar dan membuatnya pusing dengan beban itu. Tapi dia tak kuasa. Karena semua itu akan selalu datang padanya. Baik dalam sadar atau tidak. Wallahu ‘alam bissawab.

Gayo yang minim literatur ilmiah soal sejarahnya yang tertulis oleh para ahli sejarah negeri ini, di akhir – akhir ini mulai terbuka. Lihatlah bagaimana Situs Atu Berukir di Umang Isaq yang oleh pakar bahasa kuno dari Balai Arkeologi Medan , disebut sebagai Tantra atau Yantra. Masih perlu penelitian lebih lanjut.

Demikian halnya Situs Loyang (Gua) Mendale dan Ujung Karang yang sejak tahun 2009 hingga kini dan kedepannya akan terus diteliti Balar Medan karena banyak menemukan temuan yang spektakuler.
Spektakuler karena salah satu contoh temuan batu kapak persegi yang merupakan migrasi wilayah Barat. Tapi disana juga ditemukan Batu Kapak Lonjong yang berasal dari migrasi manusia wilayah Timur. Para ilmuan tentu akan berpikir ulang soal migrasi Barat-Timur yang selama ini sudah baku tertulis. “Tulisan sejarah migrasi di Indonesia harus direposisi,”, kata Ketut Wiradnyana suatu ketika setelah temuan batu kapak lonjong.

Demikian juga temuan Balar Medan lainnya di Mendale yang mengindikasikan tidak adanya kehidupan hingga 200 tahun dilihat dari tinggalan budaya disana. Banyak hal yang akan terus terbuka perihal Gayo kedepannya secara ilmiah.

Meski begitu fundamental hasil temuan para peneliti arkeolog di gayo, banyak yang masih menapikannya dan pura –pura tidak tahu karena ego sentris. Bahkan lebih percaya hal konyol yang berasal dari cerita doktrin. Banyak ilmuan yang seperti malu mengakui temuan Mendale dan Ujung Karang yang begitu menarik secara ilmu pengetahuan. Sejarah , tentu saja tidak akan pernah berbohong. Waktu jua yang akan menjawabnya. Sadakallahul’azhim.

Oleh : Win Ruhdi Bathin (WRB)

Penulis: Owner WRB Coffe SHOP Takengen

 

Klik untuk

Tautan Nematan Gayo

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.