Oleh : Bahtiar Gayo
Ada teman saya hobi lihat cewek cantik bahkan dia sering komunikasi . “Duh masak dilewatkan. Asal gak tahu orang rumah kan gak ada masalah,” sebutnya sambil melepaskan senyum.
Pengakuanya pada saya, HPnya juga pakai password yang tidak diketahui istrinya. “Sama istri udah saya bilang gak usah dibuka, nanti sakit hati melihatnya, ahirnya ribut”.
Apa gak jadi masalah ketika sang istri meminta lihat wa inbok, atau sms? “Udah saya berikan pengertian. Sekedar iseng, yang penting saya tidak berubah kepadanya dan tetap menjadi ibunya anak anak,” jelasnya yang kemudian enggan memberikan keterangan lebih jauh.
Ada lagi teman saya yang begadang dua hari dua malam, duduk di meja, asik mengutak atik petak 64. Kadang kala makan juga tidak dihiraukanya. Maklum udah kenyang makan kuda dengan gajah plus benteng.
Dia tidak peduli dengan pekerjaanya, atau telpon sang istri, bahkan kadang kala anaknya sakit, masih mampu dia ucapkan sebentar lagi diantar. Matanya padahal sudah merah karena begadang, konsentarsi sudah buyar, namun papan catur masih diutak atik.
Banyak diantara mereka kalau sudah duduk bermain catur lupa segalanya, bahkan melupakan tuhan. Rokok “mujempuresen” asapnya. Puting rokok beserak di mana-mana. Bahkan ada kalanya ketika mereka main duduk di hambal, tidak peduli ada hambal yang terbakar, karena mereka duga asap itu berasal dari “jempuresnya” rokok.
Ada lagi yang unik, cinta berat dengan ayam. Baunya ayam, sudah terasa nikmat di hidungnya. Dielus elus, dimanja. Makanya diurus, diberi poding. Dimandikan, kesehatanya dijaga dengan baik. Segala jenis ayam diketahuinya. Mulai dari bentuk kaki, sampai dengan warna. Ada yang kondang, biring, jalak, blorok, pokoknya tidak ada yang tak dihafal. Harganya juga mahal, jutaan.
Demikian dengan teman saya yang hobi burung. Perlakukan hampir sama, hewan peliharaanya dijadikan mahluk istimewa. Mengurusnya sangat serius. Tidak ketinggalan dengan mereka yang hobi kuda, berapapun dana yang dikeluarkan, tetap akan dilakukan demi kuda tersayang.
Ada lagi yang mempunyai hobi menyusun batu di atas meja. 28 batu domino itu yang dibulak balik. Walau ada yang mendapat hukuman, jongkok pun biar kebas kaki tetap dilakukan. Ada kalanya harus cuci muka ditengah dinginnya malam.
Yang tak kalah uniknya teman saya punya hobi berburu. Keluar masuk hutan, berlari mendaki dan menuruni gunung, tidak ada persoalan. Bahkan pergi berhari hari menyisir hutan. Demikian dengan penggemar pancing, tak peduli hujan dan angin, yang penting tarikanya mas. Tarikan ikan tu yang gak ada dijual.
Kalau mereka yang punya hobi suka berdebat soal politik, persoalan sosial, itu juga tak kalah serunya. Ada kalanya hampir “cemis”. Rasanya bakal gaduh kalau tak kuat mental. Namun itulah dinamika. Bila ditulis mungkin terlalu panjang soal hobi ini.
Ada diantara hobi itu yang menjadi sumber petaka, lupa akan segala galanya. Namun ada juga yang memiliki hobi “untuk kebaikan”, dengan sudut pandang masing masing. Bagaimana dengan hobi berselancar di dunia maya??????
Ahhhhh terlalu banyak hobi itu, pening juga saya memikirkanya…………
Wartawan Senior Harian Waspada*