Buahnya bulat, sekepalan tangan, berwarna menarik, mengundang selera. Tumbuhnya menjalar, banyak ditemui di dalam hutan. Apalagi ketika kerongkongan sedang kering, melihat pesona buah ini, ingin mencicipinya.
Tetapi eeeee tunggu dulu, silakan Anda makan, asalkan Anda harus siap siap dilarikan ke rumah sakit. Pesonanya memang menggiurkan, namun memabukan. Orang Gayo menyebutnya dengan mainan hantu (lelon ni apah).
Ketika saya melihat buat ini, sambil duduk beristirahat, saya merenung. Tidak ada satupun mahluk ciptaan Allah yang tidak bermanfaat. Hanya saja kemampuan kita belum mampu menggapainya.
Buah ini bagi saya mengajarkan makna hidup dan kehidupan. Cantik dan mempesona, namun menyimpan petaka. Bila terbuai dengan kemolekanya, bersiap siaplah menerima bencana.
Lelon ni apah sudah mengajarkan kepada kita, jangan hanya melihat kulitnya yang mempesona, mengundang selera. Namun kita harus mempergunakan akal pikiran kita sebelum kita terperangkap dengan pesonanya.
Banyak manusia yang terperangkap dalam jurang, karena terbuai pesona. Berlari mengejar patamorgana yang sebenarnya menyimpan racun berbisa.
Sebelum melakukan sesuatu, pergunakanlah akal dan pikiran yang diberikan Allah, kemudian bawa ke hati, apakah yang ku lakukan ini ada manfaatnya? Apakah ada ridha Allah dibalik tebaran pesona ini.
Lelon ni apah mengajarkan kepada kita, jangan lakukan apapun sebelum Anda mengetahui akibat dari perbuatan Anda. Bila Anda sudah mengetahui akibat dari perbuatan Anda, positif atau negative, baru Anda memutuskanya.
Nama mahluk ini sudah jauh jauh hari ditabalkan oleh leluhur Gayo. Permainan hantu. Pesan yang tersirat dari nama ini, agar kita jangan bermain dengan hantu. Artinya jangan terbuai dengan pesona, namun pelajari apa yang terkandung di dalamnya.
Terima kasih leluhurku di Bumi Gayo yang sudah menabalkan nama buah mempesona ini. Lelon ni apah.
Catatan : Bahtiar Gayo Wartawan Waspada