Takengen |lintasgayo.com- Bentrok antara pendemo yang menolak hadirnya tambang emas di Gayo, dengan aparat keamanan tidak terelakan. Seorang kader Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia, Sapurada IB, dilarikan ke RSU Datu Beru untuk mendapatkan perawatan intensif.
Dalam aksi demo penolakan tambang emas di Gayo, yang dilakukan Amanat (Aliansi Masyarakat Gayo Tolak Tambang), Senin (8/4/2019) siang di gedung DPRK Aceh Tengah, bentrokan terjadi antara aparat keamanan dengan pendemo.
Bukan hanya pendemo yang harus dirawat medis. Petugas lantas Polres Aceh Tengah, Bripda, Ropi Katul, juga dilarikan ke Dokes Polres, setelah pipi kananya mengalami luka akibat terkena lemparan batu.
Kapolres Aceh Tengah AKBP. Hairajadi, ketika diminta keteranganya membenarkan ada anggotanya yang mengalami luka. ” Kami harapkan agar penyaluran asfirasi yang disampaikan para pendemo, untuk saling menjaga, agar suasana damai dapat tercipta,” sebut Kapolres.
Sementara itu, Mulyadi, ketua GMNI Aceh Tengah menyebutkan, anggotanya Sapurada IB saat dibawa ke RSU, tidak sadarkan diri.
“Kami mengecam keras atas tindakan aparat kepolisian dan Satpol PP yang melakukan pemukulan terhadap kader GMNI yang melakukan demo penolakan tambang emas. Kami akan laporkan kasus ini kepada atasan mereka,” sebut Mulyadi.
“Saya merasa heran atas kejadian ini, seharusanya oknum polisi dan Satpol PP mengayomi dan mempasilitasi saya merasa heran atas kejadian ini, seharusnya oknum polisi dan satpol pp mengayomi dan mempasilitasi kegiatan aksi ini, bukan menyerang para mahasiswa dan organisasi lainya,” sebut Mulyadi.
“Kami mengutuk keras atas tindakan tersebut dan akan menyurati Kapolri, Kapolda Aceh, serta kepala Dinas Satpol PP- WH, agar menindak tegas pelaku pemukulan terhadap kader GMNI,” sebut Mulyadi.
Hingga berita ini diturunkan pertemuan para pendemo dengan wakil Bupati Aceh Tengah, Firdaus masih menunggu kehadiran Bupati Shabela Abubabakar. Sidang pertemuan itu langsung dipimpin ketua DPRK Aceh Tengah, Ansaruddin Safaruddin Naldin.
Sebelumnya pertemuan itu sempat tertunda, ketika Naldin, ketua DPRK meminta waktu untuk menghadirkan Bupati Aceh Tengah ke gedung DPRK. Mendapat penjelasan itu situasi panas, para pendemo berusaha menerobos gedung DPRK.
Benterokan dengan aparat kepolisian dan Satpol PP tidak terhindarkan. Satu kader GMNI dilarikan ke RSU Dati Beru Takengen, satu personel polisi juga mengalami luka juga mendapatkan perawatan medis.
Hingga berita ini diturunkan, belum ada kesimpulan sehubungan dengan tuntutan Amanat untuk menghentikan ekploitasi tambang emas di Linge Aceh Tengah.
Amanat meminta agar gubernur Aceh melanjutkan moratorium, pertambangan dan menolak kehadiran PT Linge Mineral Resource yang akan mengeklpoitasi pengolahan biji emas di desa Owaq, Lumut, Linge dan Penarun, Kecamatan Linge Aceh Tengah.
Amanat juga meminta Pemerintah Aceh dan Kementerian ESDM untuk mencabut izin penambangan dan pengolahan biji emas oleh PT Linge Mineral Resources. Amanat meminta Bupati dan DPRK Aceh Tengah dengan tegas menolak kehadiran tambang emas di Gayo. (LG 01)