Ditengah kegerusan bangsa dengan hal-hal yang berbau luar negri, Laskar Gayo muncul dengan kekhassannya. Grup musik yang digawangi Irwansyah dan kawan-kawan ini bernuansa etnic dengan perpaduan barat dan daerah.
Yang dilihat adalah bahwa perpaduan ini bukan dari komposisi musik itu, melainkan gaya dan kostum. Sedangkan kekuatan musik 100 persen etnic sesuai yang mereka usungkan selama ini yaitu etnic music.
Mereka para pemuda yang sadar akan kekuatan daerahnya dan mengerti akan bangsanya. Tidak seperti grup musik sekarang yang umunya mengikuti dan jadi penurut musik luar.
Laskar gayo memperkenal bagaimana pengaruh luar itu sebagai pembangun karakter daerah dan bangsa sehingga memiliki nilai jual di mata dunia. Musik sekarang dengan balutan rock n roll memang adalah konsumsi yang lezat dan menyenangkan terutama untuk pemuda-pemudi yang selalu mengikuti perkembangan zaman.
Hanya saja ada unsur yang meninabobokkan sehingga lupa akan kegelisahan bangsa ini. Bukan hanya sekedar komposisi musiknya yang telah total adalah musik luar negri, tetapi musik sekarang malah jadi panutan hanya pada satu masalah yaitu percintaan. Lebih menunjukkan cerita seputar celana dalam dan cerita sex dalam balutan irama dan lirik yang bagus. Akhirnya musiknya menceritakan surga daripada dunia.
Walaupun belum menunjukan akan kegelisahan bangsa, hanya saja Laskar Gayo sudah mengusung semangat kedaerahan dan bangsa untuk memperlihatan kehormatan mereka dalam bermusik.
Inilah sebenarnya seni yang mengusung realitas. Tidak menceritakan surga, tetapi bergerak turun kebumi dan berdiri ditengah-tengah bangsanya. Dengan irama yang tradisional, Laskar Gayo bukan berarti udik (kuno).
Justru dengan memprioritaskan komposisi musik kedaerahan, mereka malah memanfaatkan kecanggihan alat musik. Ada pesan yang terkandung didalamnya kalau kita melihat dari filosofinya. Menggunakan alat-alat ciptaan luar negeri untuk menunjukan identitas daerah dan bangsa. Bukan malah menjadi toa kepentingan luar negeri.
Seniman-seniman dengan realisme ini perlu mendapatkan apresisasi yang besar dari semua pihak. Semoga akan bermunculan seniman-seniman seperti Vicky Sianipar atau Laskar Gayo ini demi kehormatan bangsa ini.
Jika kita selalu berkiblat dengan barat, bagaimana kalau kita mencoba menjadi kiblat mereka? Kita punya identitas. Musik daerah kita dihargai diluar sana.
Beberapa perwakilan personil Laskar Gayo insya Allah akan berangkat ke Riau, dalam “Hitam Putih Riau” yaitu event World Musik yang akan diikuti oleh beberapa negara. Akan tetapi membawa nama Provinsi Sumatera Utara.
Komposisi musik yang akan dibawakan berjudul “ Mungaro” (berburu) yang di ciptakan oleh personil Laskar Gayo yang menceritakan tentang tradisi berburu di daerah Gayo. Tentu saja akan dibawakan secara “Gayo”.
*Mahasiswa Univeritas Medan (Unimed)