Takengen | Lintas Gayo : Pagi ini, Jum’at (24/6) seorang pesilat Aceh asal Gayo Takengen Aceh Tengah, Syahru Mubarak yang merupakan pesilat asuhan Pengurus Cabang Ikatan Pencak Silat Indonesia (Pengcab ISSI) Kabupaten Aceh Tengah dipastikan lolos ke ajang Pekan Olahraga Nasional (PON) 2012 mendatang yang berlangsung di Riau.
Kepastian lolosnya pesilat ini ke PON setelah berhasil menyisihkan lawan-lawannya diempat pertandingan penyisihan sebelumnya di ajang Pekan Olahraga Wilayah (Porwil) yang berlangsung di Batam sejak 20 Juni 2011 lalu.
Menurut pelatih yang mendampingi Syahru, Azani, Jumat (24/6) melalui sambungan telepon dari Batam menyatakan atlitnya dipastikan telah lolos sebagai atlit PON mendatang mewakili Aceh bersama 4 orang pesilat Aceh lainnya. “Alhamdulillah Syahru telah berhasil lolos sebagai salah seorang atlit ke PON mendatang dan hari ini akan kembali bertanding untuk memperebutkan gelar peringkat pertama dengan berhadapan seorang pesilat dari Sumatera Barat,” kata Azani.
Dijelaskan Azani, sesuai ketentuan Porwil, pesilat yang berhasil lolos sebagai juara satu, dua atau ketiga maka akan mendapat tiket ke PON mendatang dan Syahru sudah dipastikan akan memperoleh juara kedua. Jika menang dipertandingan hari ini maka dia adalah sebagai juara satu, tambah Azani.
Cabor Berprestasi Minim Perhatian
Sementara itu, Syahru sendiri melalui pesan singkatnya kepada salah seorang pemerhati olahraga di Aceh Tengah, Khalisuddin menyatakan ungkapan terima kasihnya atas dukungan do’a dan restu selama ini. “Syahru kirim sms ke saya menyatakan terima kasih atas dukungan moril dan do’a selama ini. Dia telah lolos sebagai atlit PON. Dan ini adalah prestasi yang luar biasa,” kata Khalisuddin saat diminta keterangannya.
Dinyatakan Khalisuddin yang juga dikenal sebagai pengurus cabang olahraga (Cabor) Kempo dan Balap Sepeda di Aceh Tengah, Pengcab IPSI Aceh Tengah layak diapresiasi karena telah berhasil membina atletnya hingga bisa lolos sebagai atlet nasional walau tanpa dukungan dana yang jelas dari pihak terkait.
“Mungkin sudah takdirnya disini, cabor yang kurang mendapat perhatian yang jelas dari pihak terkait malah meraih prestasi hingga bertarap nasional seperi halnya Silat, Kempo, Sepeda, Selam dan lain-lain. Malah yang dapat binaan tiap tahunnya seperti olahraga sepak bola, bola voli dan berkuda malah tak pernah mengharumkan nama daerah,” ungkapnya bernada prihatin.
Ditambahkannya, untuk mendapat binaan berupa penyelenggaraan even yang dibiayai dari Anggaran Pendapat dan Belanja Kabupaten (APBK) di Aceh Tengah adalah berdasarkan penilaian olahraga yang digemari masyarakat bukan berdasar penilaian prestasi.
“Jika pun ada bantuan, maka harus melalui tahapan permohonan yang dianggarkan dari dana bantuan dan biasanya diberikan tidak sesuai dengan kebutuhan dilapangan. Atlit dan pengurus cabor harus keluarkan uang sendiri jika ingin berprestasi,” pungkasnya seraya menyatakan bahwa seorang atlitnya di balap sepeda, Sahrial Iman dengan biaya sendiri sedang berada di Jakarta untuk pemusatan latihan sebagai persiapan megikuti sejumlah kejuaraan nasional di pulau Jawa. (Wein Mutuah)