Takengen | Lintas Gayo : Ratusan anggota Kodim 0106, personil Polres Aceh Tengah, serta sejumlah elemen sipil dari Kabupaten Aceh Tengah dan Bener Meriah serta masyarakat melakukan gotong royong (gotroy) massal membersihkan sungai Peusangan dari tumbuhan eceng Gondok (Latin : Eichhornia crassipes) yang hampir menutupi aliran sungai tersebut, Jum’at (24/6).
Dalam kegiatan yang dipusatkan dikawasan Uning Kirip Kecamatan Bebesen tersebut diawali dengan pengarahan dari Dandim 0106, Letkol Inf Sarwoyadi. “Kepedulian kita selama ini sudah sangat kurang,” kata Dandim dalam arahannya yang juga dihadiri Wakil Bupati Aceh Tengah, Drs.H Djauhar Ali.
Lebih jauh diamanatkan Dandim yang dikenal peramah ini, ada tiga hal yang butuh kepedulian. Peduli terhadap diri sendiri, peduli terhadap keluarga serta peduli terhadap lingkungan. “Hindari sikap individualistik dan golongan, kuatkan kebersamaan. Dan karenanya kita gagas kegiatan hari ini dimana setiap Jum’at terakhir tiap bulannya kita adakan gotong royong dengan melibatkan banyak unsur,” seru Sarwoyadi.
Beberapa saat kemudian, dengan dikomando Dandim 0106 dan Kapolres Aceh Tengah peserta gotong royong langsung menuju tepi sungai Peusangan. Keduanya naik ke boat bersama sejumlah personil dan memotong rumpun Enc eng Gondok dan digiring kepinggir sungai untuk ditarik kedaratan.
Amatan Lintas Gayo yang ikut naik boat bersama kedua pimpinan unsur Musyawarah Pimpinan Daerah (Muspida) Kabupaten Aceh Tengah tersebut sangat tidak kaku dalam bekerja bersama-sama masyarakat dan bawahan mereka. Sarwoyadi dan Edwin Rachmat Adikusumo bahkan ikut pegang parang membabat, menarik dan mendorong Eceng Gondok.
Sementara itu, peserta kegiatan berbasis kepedulian terhadap lingkungan tersebut semakin bertambah, beberapa saat kemudian muncul sosok Bupati Kabupaten Bener Meriah, Ir Tagore Abu Bakar berikut sejumlah pengurus Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Bener Meriah. Tanpa pikir panjang, Tagore langsung ikut memegang tali tambang bersama peserta lain untuk menarik rumpun Eceng Gondok kedaratan.
Tak jauh beda, Manajer Proyek Pembangunan Perusahaan Listrik Tenaga Air (PLTA) Krueng Peusangan,Edy Nirwan juga tampak berbaur dengan peserta lainnya. Menarik dan mengangkat Eceng Gondok kedaratan. “Saya lihat masyarakat sudah berkurang kepeduliannya terhadap lingkungan sekitarnya. Dan untuk menggerakkannya maka harus dengan beri contoh langsung,” ujar Edy Nirwan yang juga tampak ramah dengan siapa saja yang menyapanya.
Dia juga menambahkan pembangunan proyek PLTA disekitar DAS Peusangan tempat lokasi gotroy tersebut akan dilakukan pada September 2011 mendatang tentu setelah persoalan dengan masyarakat pemilik keramba diselesaikan.
Perang Terhadap Eceng Gondok
“Hayo perang dengan Eceng Gondok”, seru Tagore yang mengaku saat dia menjabat sebagai Ketua Pemuda Panca Marga beberapa tahun silam kerap melakukan pembersihan Eceng Gondok.
Setelah sedikit bagian dari sungai Peusangan bersih dari Eceng Gondok, Tagore kembali berseru dengan gaya khasnya. “Tekanan darah saya turun setelah lihat Eceng Gondok disini bersih. Resiko stroke juga berkurang jika lihat Peusangan bersih,” kata Tagore lagi disambut tawa dari peserta termasuk Ikhwanussufa, Ketua KNPI Aceh Tengah dan Subhandy, Sekjen Forum Penyelamatan Danau Lut Tawar.
Tagore juga berjanji, saat gotroy bulan depan, dirinya akan mengerahkan tidak kurang dari 500 orang dari Bener Meriah untuk ikut membersihkan Eceng Gondok. “Saya akan kerahkan massa kesini, dan tuan rumah tidak perlu repot menyediakan konsumsi. Kami akan bawa sendiri,” ujar Tagore.
Selanjutnya kepada Ikhwanussufa yang juga sebagai salah seorang anggota DPRK Aceh Tengah yang membidangi penggodokan qanun, Tagore minta agar aturan tentang danau dan Peusangan segera dituntaskan.
“Ya bang, semuanya sudah kita rencanakan dengan baik. Perda tentang Sempadan dan Pelestarian Danau Lut Tawar kita revisi dan dijadikan satu Qanun saja tentang Pengelolaan Danau Lut Tawar,” jawab Ikhwanussufa.
Seorang warga setempat dan memiliki keramba yang ikut serta dalam kegiatan gotroy tersebut, Abdullah menyatakan merespon positif kegiatan tersebut. “Keramba kami yang sudah ditutup oleh Eceng Gondok kini terbuka kembali,” kata Abdullah yang diamini sejumlah warga lainnya.
Pun demikian, Abdullah menyatakan sebenarnya tidak perlu ada gotroy jika saja keramba-keramba tersebut aktif difungsikan pemiliknya. “Sebelum ada sosialisasi akan diganti rugi karena pembangunan PLTA, Eceng Gondok tidak seperti saat ini perkembangannya. Keramba-keramba disini difungsikan dengan baik oleh warga sebagai salah satu sumber mata pencaharian. Tapi setelah adanya kabar pembangunan PLTA, usaha budidaya perikanan disini sebagian besar tidak diurus l;agi oleh pemiliknya,” kata Abdullah
Dan jika belum dilakukan pembangunan PLTA, Abdullah ingin mengelolanya kembali karena hasil budidaya perikanan dilokasi tersebut sangat menjanjikan.
Pantauan Lintas Gayo hingga akhir kegiatan menjelang pelaksanaan Shalat Jum’at, banyak komponen yang terlibat. Tampak hadir dilokasi Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kabupaten Aceh Tengah, Fakhruddin, Kepala Dinas Perikanan dan Peternakan Kabupaten Aceh Tengah, Ir. Absardi, staf kantor Camat Bebesen dan Lut Tawar, sejumlah karyawan PLN Takengon, petugas Satpol PP Aceh Tengah, Pengurus Internastional Otomotif Federation (IOF), sejumlah aktivis LSM dan wartawan. (Khalis)