Putra Gayo Ciptakan Cauter, Alat Khitan Elektrik

Surabaya | Lintas Gayo : Seorang putra Gayo kelahiran Rumbai Riau, Dr. Muqsith Yusuf yang saat ini sedang mengikuti pendidikan Spesialis Jantung di Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (Unair) Surabaya berhasil menciptakan cauter atau alat  khitan  elektrik yang lebih kecil dan portabel. Cauter ciptaan dokter yang pernah bertugas di RS BSMI Banda Aceh itu diberinama MQH-Cauter.

Kepada Lintas Gayo Muqsith, Rabu (29/6) di Surabaya memaparkan bahwa cauter yang selama ini digunakan para tenaga medis tidak efisien dari segi ukuran, daya dan panas. Harganya mencapai Rp.1,5 juta per unit. Ukuran generatornya juga cukup besar 35 x 15 x 25 cm, dan panasnya tetap tidak maksimal atau kehilangan dayanya tinggi. Hal ini mengakibatkan proses pengirisan kulup (prepusium) sangat traumatik sehingga luka lebih lama sembuhnya.

Melihat fungsi cauter itu, Muqsith berinisiatif melakukan inovasi untuk membuat cauter yang praktis, portabel dan efisien. Inovasinya melahirkan MQH-Cauter yang berukuran hanya 20x10x15 cm, mampu mengurangi kehilangan panas, dan bisa tetap berfungsi walaupun voltase listrik sedang turun. “Proses khitan lebih cepat sehingga mengurangi trauma luka bakar pada kulup, dan lebih cepat sembuh,” tambah alumni FKUI tahun 2006 itu.

Produksinya masih terbatas, hanya 10 unit yang sudah dibuat. Menurutnya, biaya produksi MQH-Cauter tidak mahal, berkisar sekitar Rp. 800 ribu per unit. “Ini alat praktis yang murah, ya bagian dari hobi elektroniklah. Berkarya sambil beramal,” ungkap ayah dari Syakira Humaira itu.

Ketika ditanya Lintas Gayo, jika ada yang memesan alat khitan elektrik itu, apakah siap memproduksinya kembali. Muqsith menyatakan siap, sejauh bermanfaat bagi penyembuhan khitan yang lebih cepat. “Boleh hubungi saya via FB dengan akun Muhammad Muqsith Yusuf,” imbuh penggemar Mie Aceh ini. (***)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.