Surabaya | Lintas Gayo : Sejak pasar lelang Jawa Timur (Jatim) mulai beroperasional pada tahun 2004, sudah terselenggara lelang sebanyak 81 kali dengan nilai transaksi mencapai Rp.2,662 Trilyun. Sebelum ada pasar lelang, sistem perdagangan lokal masih bersifat tradisional dan belum berkembang, maka diciptakan kelembagaan yang mampu menjembatani berbagai kepentingan petani dan pembeli yang bergerak dalam usaha hasil pertanian dengan konsep Pengembangan Pasar Lelang Lokal.
Demikian disampaikan Mardi, SE, MM, Kasi Bina Pasar dan Distribusi Disperindag Jatim, Senin (27/6) lalu di Surabaya, saat menjelaskan konsep Pasar Lelang Lokal kepada para peserta Field Trip Pasar Lelang dari Aceh Tengah dan Bener Meriah. Peserta Field Trip diketuai oleh Ketua Forum Kopi Aceh, Drs.H.Mustafa Ali yang difasilitasi oleh International Organization for Migration (IOM).
Dalam pertemuan itu, Mardi menyebutkan, tujuan Pasar Lelang Lokal untuk menciptakan sistem perdagangan yang lebih baik melalui mekanisme pembentukan harga dan peningkatan efisiensi pemasaran. “Pasar lelang itu akan mempertemukan berbagai kepentingan penjual dan pembeli, saling menguntungkan, itu intinya” ungkapnya.
Menyangkut dengan banyaknya komoditi yang dilelang, DR. Jacob, MSc, peserta dari Bener Meriah menanyakan tentang komoditi tunggal yang nantinya akan di lelang. Menurut Mardi yang juga sebagai pengelola Pasar lelang Lokal Jatim, jika yang dilelang 1 komoditi, tentu lebih mudah, karena para pembeli (buyer) akan lebih banyak sehingga penawaran akan meningkat.
Bank Jatim memainkan peran penting dalam Pasar Lelang Lokal di Jatim, yaitu memfasilitasi transaksi, kredit dan garansi. Sementara pengelola pasar lelang, terutama setelah terjadi deal dalam proses lelang itu, terus memantau penandatangan MoU antara pembeli dan penjual.
Untuk menghindari gagal serah dan gagal bayar, maka perlu ditunjuk petugas untuk mengawasi kualitas produk dan komoditi yang akan dilelang. Bila terjadi komplain para pihak, pengelola pasar lelang akan memanggil kedua belah pihak, dimusyawarahkan penyelesaiannya, imbuh Mardi. (***)