Takengen | Lintasgayo.com – Ratusan Massa aktivis lingkungan, mengatasnamakan Gerakan Menolak Lupa (Gempa) unjuk rasa menolak tambang emas Linge, di Depan Gedung Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten (DPRK) Aceh Tengah. Selasa, (7/7/20).
Kedatangan sejumlah mahasiswa, GMNI, HMI, dan aktivis lingkungan dari berbagai elemen organisasi itu menuntut Wakil Rakyat Gayo Lut tersebut agar menjelaskan hasil tim Panitia Khusus (Pansus) yang digelar enam bulan lalu.
Koordinator Lapangan, Agus, mengatakan pihaknya hanya ingin tim Pansus DPRK Aceh Tengah menjelaskan hasil kerjanya kepada seluruh aktivis lingkungan dan rakyat Gayo.
“Hingga hari ini belum ada kejelasan kabar apapun tentang hasil kerja Pansus dan Tim Sembilan, jangan hanya menghabiskan anggaran daerah dengan dalih membentuk Pansus,” terang Agus dalam orasinya.
Sampai hari ini kata dia, Ancaman terbesar bagi Dataran Tinggi Gayo (Tanah Gayo) rencana kehadiran tambang emas besar yang dimodali bank Kanada di Linge. Sedangkan saat ini masyarakat Gayo masih cukup menghidupi keluarga dari hasil bumi, kopi, cabai, dan tembakau.
Salah satu peserta aksi unjuk rasa aktivis lingkungan lainnya, Suhaili, mengaku kepada lintasgayo.com enam bulan lebih tim pansus (tim sembilan) DPRK Kabupaten Aceh Tengah bekerja. Namun apa yang erjadi, mereka malah membentuk tim sembilan sebagai robot yang dipekerjakan untuk menyatakan kalau rakyat Linge sepakat dengan tambang.
Ia mengungkapkan, oknum Anggota DPRK Aceh Tengah tidak becus, mereka tidak bekerja tetapi tim sembilanlah yang menjadi perpanjangan tangan mereka.
“Mereka Pemberi Harapan Palsu (PHP) terhadap 26 kampung di Kecamatan Linge. Salah satu aktivis lingkungan tau, dilapangan mereka penghianat, karena dia adalah salah satu warga kampung tersebut,” terang Badri.
Menurutnya, menolak tambang di Gayo adalah harga mati. Tidak ada tawar menawar. “Oknum anggota DPRK Kabupaten Aceh Tengah yang sekarang berhianat,” Pungkasnya. (Irwan Yoga/FG)