Saya terpikir mengapa di negeri ini persoalan selingkuh kerap terjadi. Pepecahan dalam rumah tangga tidak mampu dihindari. Bahkan ada yang beristri lebih dari satu juga bukan lagi berita asing. Apakah penomena ini sudah dianggap kebiasaan?
Agama membenarkan beristri lebih dari satu, namun kalangan tertentu saja yang bisa melaluinya, setelah dia benar benar mampu bersikap adil. Keributan mampu dihindari, karena sang istri juga ihlas. Namun bila sang istri konflin, ahirnya ribut, ujung-ujungnya ke Mahkamah Syariah.
Tiba tiba saya teringat soal anjing kecil. Bila Anda sebagai kepala rumah tangga ingin menambah istri, atau ingin “bermain” dibelakang istri Anda, peliharalah anjing kecil. Mmmmmm apa hubunganya?
Saat Anda tidur ikatlah anjing kecil itu di dekat kamar tidur Anda. Bila Anda mampu tidur nyenyak, tidak terganggu dengan kiiiiiiiinggggg kiiiiiiinggg suara anjing kecil bagaikan menggigil, maka Anda boleh mempertimbangkan untuk menambah istri.
Anjing kecil walau sudah kenyang, namun setiap saat dia akan mengeluarkan suara, bagaikan menggigil tersiram hujan. Gigilanya mengeluarkan suara khas, sampai pagi suara itu akan terdengar.
Anda termasuk manusia hebat bila tertidur lelap, di dekat tempat tidur Anda ada anjing kecil yang senantiasa bersuara “menggigil”. Bila Anda tidak mampu tertidur lelap, rencana Anda untuk menambah istri atau ingin bermain api di belakang, rencana itu harus Anda hilangkan.
Karena suara anjing kecil ini tidaklah sedahsyat tantangan yang akan Anda hadapi. Ketika Anda menambah istri atau ingin bermain api, tantangan yang akan Anda hadapi lebih berat dari gangguan suara anjing kecil. Persoalan Anda muncul tanpa henti, silih berganti, keluarga terpecah, anak -anak terlantar.
Paling menyiksa adalah perang batin. Kenyamanan Anda akan terusik, tidak lagi damai. Sebentar sebentar muncul masalah. Ribut dengan yang ini, bertikai dengan yang sana, suaranya riuh melebihi “ngigauan” anjing kecil.
Lihatlah mereka yang ketahuan selingkuh, gaduhnya melebihnya “gigauan” anjing kecil. Bila dengan suara anjing kecil saja Anda tidak mampu menghadapinya, bagaimana Anda akan mampu nyaman dengan tantangan yang lebih besar?
Kita akan menjadi urusan orang lain. Energi terkuras, waktu tersita, sudah pasti pekerjaan terganggu dan juga ada pengeluaran biaya. Namun masih ada juga yang punya “hobi” bermain api.
Saya jadi teringat, ketika suatu malam saya pernah tidur diperkebunan kopi, kebetulan saya meliput di sana. Di luar rumah ada anjing kecil, suara khasnya menggangu indra pendengaran saya. Saat akan terlelap suara itu mengusik tidur saya.
Ternyata saya belum mampu menghadapi suara “gigauan” anjing kecil yang mengeluarkan suara khasnya. **** Bahtiar Gayo/Dialeksis.com
Comments are closed.