“Kita nanti shalat di masjid giok ya,” sebut salah seorang rombongan dari Takengon yang akan berangkat ke Kuala Bate, Abdya, mengantar pengantin wanita (dara baro).
“Asyik tuh, apalagi lantai masjidnya udah dilapisi giok jenis netprit dan black jade, saya mau rasakan bagaimana sejuknya tempat sujud ini,” jawab penanggungjawab media Dialeksis.com yang ikut rombongan ini, pekan kedua Februari 2021.
Perjalanan via Takengon -Beutong untuk mencapai masjid giok ini memicu adrenalin. Medanya penuh tanjakan tinggi dan penurunan tajam yang cukup panjang. Untuk kenderaan jenis pikup (Avanza dan Innova) lebih banyak menggunakan porseniling satu dan dua. Bau rem menyengat hidung.
Sesampainya di Jueram, Nagan Raya, rombongan langsung menuju Suka Makmue, komplek perkantoran pemerintah tempat masjid giok ini bertengger. Namun rombongan dikejutkan dengan suasana masjid Baitul A’la ini.
Suasana masjid yang diramaikan media sudah dilapisi lantai giok ini sepi. Tidak ada tanda tanda aktifitas. Seluruh pintu masuk ke masjid ini terkunci. Artinya rencana sujud di masjid berlapis giok ini tidak terwujud.
Dari kaca masjid ini terlihat bagian dalam masjid yang baru sepertiga lantainya berkeramik giok. Selebihnya masih semen dasar. Tidak ada aktifitas di sana, tidak ada pekerja yang mengerjakan kelanjutan pembangunan masjid giok ini.
Masjid ini sudah diramaikan media bakal menjadi masjid termegah di dunia. Karena dilapisi dengan giok berkualitas, jenis netfrit dan blackjade. Ribuan meter persegi batu dari bumi Nagan ini akan melekat di Masjid Baitul A’la.
Masjid ini menurut catatan sejarah sudah dimulai pembangunanya sejak tahun 2015. Direncanakan selain ada giok pada lantai, juga akan ada batu mulia ini dibagian tangga masjid sampai ke 22 pilar tiang masjid.
Masjid yang dibangun masa pemerintahan Bupati Teuku Zulkarnaini ini. Pembangunanya sempat terhenti pada tahun 2018, namun dilanjutkan kembali. Sesuai dengan kucuran anggaran. Lokasinya terbilang luas, ada 5 hektar lahan untuk komplek masjid ini.
Dari catatan yang berhasil Dialeksis.com dapatkan, diawal tahun 2021 Plt Gubernur Aceh, Nova Iriansyah, sempat berkunjung ke masjid giok ini. Saat itu pemasangan lantai keramik giok sedang dilangsungkan.
Masjid ini juga akan ada area parkir bawah tanah (basement). Lantai satu luasnya mencapai 3.000 meter persegi dan akan dilapisi giok 3.196 meter persegi.Di lantai dua seluas 2.000 meter persegi akan dipasang batu giok seluas 2.060 meter persegi.
Sebelumnya Media juga meramaikan, bahwa masjid ini akan difungsikan pada tahun 2020. Namun ketika penulis ke sana, medio Februari 2021, masjid ini tidak ada aktifitas, pintu masjid terkunci, sehingga pemandangan lapisan giok itu tidak bisa dinikmati.
Masjid yang diperkirakan akan mampu menampung 5.000 jama’ah ini, menurut Gubernur Aceh Nova Iriansyah akan dipungsikan pada tahun 2022. Seperti dijelaskan Nova di web Pemerintah Aceh, pembangunan Masjid ini membutuhkan total anggaran sebesar Rp 173 Miliar.
Dari angka itu, Rp. 108 Miliar sudah digunakan. Ditambah lagi Rp. 20 Miliar anggaran yang dicairkan pada 2020. Jadi, sisa dana yang dibutuhkan untuk merampungkan masjid ini adalah Rp.45 miliar.
“Saya bersama bupati akan memikirkan jalan keluar untuk menyelesaikan pembangunannya karena butuh anggaran kira-kira Rp. 45 miliar lagi dan itu kita upayakan selambat-lambatnya akhir 2022 Insya Allah sudah terselesaikan sehingga bisa digunakan oleh jamaah,” ujar Nova.
Saat Dialeksis.com berkunjung ke sana pekan kedua Februari 2021, tidak ada aktifitas di masjid giok ini. Sepi dan pintu masjid terkunci, menandakan masjid giok ini belum digunakan untuk tempat bersujud kepada Ilahi. Kapan masjid ini dapat dipergunakan untuk tempat bersujud? (Bahtiar Gayo)
Comments are closed.