Ibadah Politik

Oleh : Drs. Jamhuri, MA*

Sekarang kita sudah berada pada bulan sya’ban, artinya tidak lama lagi kita akan melakukan puasa ramadhan.  Belum lama ini kita baca dalam media massa, Muhammadiyah sudah menetapkan awal bulan ramadhan tahun ini bertepatan dengan 1 Agustus.

Sudah menjadi tradisi dalam masyarakat Aceh termasuk Gayo, satu atau dua hari sebelum melakukan ibadah puasa kita merayakan hari yang disebut dengan hari megang. Tidak banyak pengetahuan kita apa yang dimaksud dengan megang, ada yang mengatakan megang dengan membeli dan makan daging, karena dikaitkan dengan peringatan hari besar sebagian kalangan menganggap megang ini mempunyai nilai religi,  yang pasti pada hari ini semua orang berusaha untuk mencari uang agar bisa makan lebih enak dari hari-hari yang lain, waktu megang orang Gayo membuat makanan Khas yaitu lepat (timpan) dan cucur. Tidak sedikit juga orang Gayo pada hari ini mengadakan kanduri untuk mengirim do’a kepada keluarga dekat yang sudah duluan kembali kehadirat Allah.

Di Banda Aceh khususnya semua instansi baik negeri ataupun swasta tanpa kecuali membeli lembu untuk disembelih, dagingnya di bagi-bagikan kepada pegawai, mulai dari kepala kantor sampai kepada penjaga (cleaning service)  kantor. Jumlah lembu yang disembelih disesuaikan dengan jumlah pegawai. Tidak cukup dengan itu, bagi pegawai yang bekerja di suatu instansi disediakan uang yang disebut dengan uang bumbu.

Ada sebuah anggapan dikalangan masyarakat  perkantoran di Aceh, setiap pimpinan kantor atau instansi berkewajiban membeli lembu ketika menghadapi megang. Kepala kantor dianggap berhasil ketika menghadapi megang dapat membeli lembu, namun juga kepala kantor atau instansi dianggap gagal dalam kepemimpinannya jika tidak mampu menyediakan daging megang untuk karyawannya.

Kebahagiaan tercermin dari wajah mereka, kebersamaan dan persatuan terpantul dalam keseharian, kesetiaan antara atasan dan bawahan terjalin. Semua mereka dan keluarganya menikmati makan daging, kendati hanya setahun sekali.

Tidak begitu halnya dengan keluarga kita di negeri Gayo, warisan reje Linge. Tradisi menyembelih binatang yang berkaki empat (kerbau, lembu dan kambing) sangat jarang terdengar, jangankan pada hari-hari lain pada hari-hari besar Islam juga jarang bahkan tidak pernah. Ketika megang masyarakat Gayo hanya membeli seekor atau dua ekor bandang atau ikan tongkol. Mereka yang punya kolam biasanya mengambil ikan (munemak) untuk dimasak dan dimakan ketika menjelang maghrib pada hari megang. Kawan nasi (pong kero) paling istimewa dari menu makanan mereka adalah memotong seekor ayam yang dibeli dari pasar.

Tradisi yang dilakukan dalam masyarakat Gayo sebagaimana telah disebutkan sebenarnya dapat di rubah, kalaupun tidak sama atau melampaui kebiasaan masyarakat pesisir, diantara manfaat perubahan adalah menumbuhkan kesadaran hidup bersama dalam masyarakat dan instansi tertentu. Memupuk rasa saling membantu antara  mereka yang memiliki harta dengan masyarakat yang belum beruntung.

Banyak orang-orang yang saat ini menduduki jabatan legislatif dan eksekutif yang  memiliki kelebihan rizki, sebagai hasil dari penunjukkan rakyat melalui pemilu. Mereka ini biasa akan datang lagi kepada masyarakat yang menunjuk mereka pada waktu menjelang pemilu yang akan datang, pemanfaatan momen menjelang pemilu sering membuat orang gagal dan melahirkan ketidak percayaan dari masyarakat.

Berapa banyak mereka yang duduk sebagai anggota legislatif atau eksekutif berharap mendapat dukungan untuk kedua dan ketiga kalinya, tetapi gagal karena tidak ada lagi  dukungan dari masyarakat yang sebelumnya memilih mereka. Berapa banyak mereka yang selama ini telah mendukung mereka duduk di Kabupaten, tetapi setelah mereka berjuang ke Provinsi atau pusat mereka gagal. Hal ini tidak lain adalah disebabkan karena tidak terjalinnya komunikasi secara rutin, diantara mereka yang terpilih dengan yang dipilih.

Untuk itu tidak berlebihan bila kita katakan : “Kalau anda sebagai petani, rajin-rajinlah merawat, membersihkan dan memupuk tanaman yang darinya anda akan berharap hasil. Kalau anda sebagai pegawai rajin-rajinlah pergi ke kantor dan menyelesaikan pekerjaan anda, karena darinya anda akan dapat penghidupan. Kalau anda sebagai  orang yang berharap rizki dari  tangan orang lain maka sering-seringlah anda mendatangi, membantu dan  memperhatikan mereka, karena  ditangan merekalah masa depan anda.”

Megang tinggal dalam hitungan jari, masyarakat berharap datangnya bantuan untuk menutup kebutuhan di waktu megang. Karena itu menghadapi ramadhan merupakan momen berpolitik sambil beribadah, bagi kita-kita yang telah dibantu oleh masyarakat untuk memberikan minimal satu ekor kambing kepada desa-desa yang telah memilih kita, dan yakinlah itu akan menjadi do’a anda kepada Tuhan, semoga mereka akan memilih kembali pada masa akan datang.

Kalau itu bisa secara bersama kita kerjakan, berapa banyak orang Gayo pada megang tahun ini dapat menikmati makan daging, bukankah itu yang disebut dengan ibadah dalam agama, dan tidak juga salah bila kita katakan itu adalah tahapan politik yang sudah kita lakukan.



*Pemerhati social politik masyarakat Gayo.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.