Redelong | Lintasgayo.com – Ketua Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM ) Garis Merah, Nasri Gayo menilai sejumlah objek wisata yang di bangun pemerintah daerah “mangkrak” (terbengkalai ), padahal menurut Nasri puluhan miliar anggaran telah digelontorkan untuk membangun beberapa objek wisata di daerah penghasil kopi arabika itu.
Hal itu diungkapkan Nasri kepada sejumlah awak media dalam konferensi pers, Kamis, 17 Februari 2022 di Quala Caffe, Jalan jalur dua Bandara Rembele, Kampung Bale Atu, Kecamatan Bukit.
Menurut Nasri, sejumlah objek wisata yang dibangun tersebut sejauh ini tidak memberikan dampak positif dalam meningkatkan Penghasilan Asli Daerah (PAD ). Bahkan menurutnya, Pemkab Bener Meriah tidak memiliki konsep dan perencanaan yang matang dalam membangun objek wisata sehingga kesannya mubazir dan menghabis-habiskan anggaran.
“Kita melihat sejumlah objek wisata di Bener Meriah yang di bangun dengan perencanaan yang kurang matang, seperti objek wisata Lut Kucak, taman Arboretum Bale Atu, Wisata Bur Telong, Air Terjun Wih Ilang, Air Terjun Putri Pitu, dan Taman Harmoni yang telah menghabiskan puluhan milyar rupiah tapi sejauh ini kita menduga PAD tidak signifikan dari objek wisata tersebut, kita menilai itu mubazir dan sia-sia saja,” kata Nasri
Ia menambahkan, seharusnya Bener Meriah sebagai daerah transit menuju Kabupaten yang ada di Dataran Tinggi Gayo (DTG ) yang meliputi Kabupaten Aceh Tengah, Gayo Lues, dan Aceh Tenggara dapat memanfaatkan sejumlah objek wisata untuk mendongkrak peningkatan PAD dan peningkatan perekonomian masyarakat setempat.
Tetapi, karena tidak adanya konsep wisata yang matang, Bener Meriah hanya sebagai daerah tempat numpang BAB wisatawan yang melintasi Bener Meriah menuju Takengon maupun Kabupaten Lainnya.
“Karena tidak adanya tempat wisata yang nyaman dan menarik perhatian wisatawan, maka mereka hanya numpang lewat dan BAB di daerah ini. Dan hal ini tentu sangat konyol bagi daerah translate,” ungkap Nasri.
Semestinya, Pemkab Bener Meriah melalui dinas terkait membangun lost-lost atau tempat menjual souvenir khas daerah di tempat disinggahi para wisatawan terutamanya di tempat objek wisata yang sudah dibangun.
Nasri mencontohkan, dulunya Kabupaten Padang Panjang hanya daerah tranlit ketika orang dari Padang Sumatera Barat, Jawa menuju Bukit Tinggi. Seiring dengan waktu daerah Padang Panjang tidak hanya sekedar menjadi daerah transit namun berubah menjadi daerah Pendidikan se-Asia dan wilayah wisata paling dominan dikunjungi wisatawan.
“Seharusnya ketika Pemkab Bener Meriah melakukan kunker keluar daerah dapat mencontoh konsep-konsep pembangunan wisata daerah yang dikunjungi tersebut, bukan hanya sekedar kunker untuk melihat orangnya. Artinya harus melihat apa yang dilakukan mereka dalam memajukan objek wisatanya,”imbuh Nasri.
Sebagai warga Kabupaten Bener Meriah, kita menyayangkan dan kecewa dengan objek wisata yang dibangun menggunakan anggaran puluhan miliar tetapi tidak dapat menghasilkan PAD bahkan tidak dapat dinikmati warga setempat dengan baik.
“Kita menilai pembangunan objek wisata di Bener Meriah itu mubazir, jadi kalau sudah mubazir itu masuk kategori melanggar hukum, artinya potensi kerugian negara nya tinggi”jelas Nasri.
Dari pantauan media ini, taman Arboretum di Kampung Bale Atu sejumlah bangunanya terlihat terbengakali dipenuhi semak, dan sudah retak.
Kepala Dinas Pariwisata Bener Meriah, Irmansyah saat dikonfirmasi tidak mau berkomentar terkait hal tersebut.
“Untuk sementara kami engak usah menanggapi dulu, nanti kalau pimpinan meminta untuk ditangapi akan kita akan kita tanggapi,”ujar Irmansyah secara singkat melalui via selulernya. (Mhd)
Comments are closed.