Redelong| Lintasgayo.com – Sekretaris Umum Himpunan Mahasiswa Gayo Lhokseumawe-Aceh Utara (HIMAGA), Muhammad Farhan, melontarkan kritik tajam terhadap kondisi mengkhawatirkan sampah di Gunung Burni Telong.
Dalam pernyataannya, ia menyebut membuang sampah secara sembarangan menjadi penyebab rusaknya keindahan salah satu gunung kebanggaan di Kabupaten Bener Meriah.
“Puncak Burni Telong saat ini seperti tempat pembuangan sampah. Pendaki yang datang bukannya membawa pulang sampah mereka, malah meninggalkannya begitu saja. Ini tindakan yang sangat tidak bermoral dan mencederai alam yang seharusnya kita jaga bersama,” tegas Muhammad farhan, Kamis (09/1/2025)
Menurutnya, para pendaki hanya menikmati pemandangan tanpa memikirkan dampak buruk dari sampah yang ditinggalkan.
“Mereka datang seolah-olah mencintai alam, tetapi justru merusaknya dengan meninggalkan plastik, botol, dan sampah-sampah lain. Ini adalah bentuk kemunafikan yang tidak bisa lagi ditoleransi,” katanya.
Lebih jauh, Muhammad Farhan juga menyoroti kurangnya tindakan tegas dari pihak bascamp terhadap persoalan ini. “Apa gunanya aturan pendakian jika tidak ada penegakan? Sampah semakin menumpuk, dan sepertinya tidak ada sanksi nyata bagi mereka yang melanggar. Apakah kita harus menunggu gunung ini rusak total sebelum ada tindakan serius?”
Muhammad Farhan menilai perlunya pendekatan yang lebih tegas, termasuk pengawasan ketat dan sanksi yang berat bagi pendaki yang tidak mematuhi aturan kebersihan. “Jika perlu, larang mereka kembali mendaki. Orang-orang seperti ini tidak pantas menikmati keindahan alam jika mereka hanya tahu cara merusaknya,” ujarnya dengan nada tegas.
Muhammad Farhan berharap kepada seluruh pendaki untuk mencintai alam dengan tindakan, bukan sekadar kata-kata.
“Jika Anda tidak bisa menjaga kebersihan gunung, lebih baik jangan mendaki,” tutupnya. (LG 04)