Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang diprakarsai oleh pemerintah merupakan langkah yang positif untuk meningkatkan kualitas gizi masyarakat, terutama anak-anak usia sekolah dipedesaan. Namun, implementasi program ini memerlukan pengawasan serta evaluasi yang lebih baik supaya benar benar tercapai tujuan yang diharapkan.
Ada beberapa aspek yang perlu dikritisi agar program ini berjalan lebih efektif dan tepat sasaran, diantaranya yaitu:
1. Kualitas Menu
Walapun program ini tujuannya untuk menyediakan makanan bergizi, namun terkadang kualitas menu yang disajikan tidak konsisten, Sebab ada beberapa berita menyebutkan bahwa didaerah tertentu makanan yang disediakan kurang beragam dan tidak selalu memenuhi standar gizi, semisal tidak disediakan susu dan buah buahan.
2. Dana yang Terbatas
Menurut laporan dilapangan bahwa setiap anak sekolah mendapat jatah sepuluh ribu rupiah untuk satu porsi makanan, maka dalam hal ini koki harus pandai pandai dalam menentukan menu makanan untuk dimasak, dan efek negatifnya adalah tidak terpenuhi-nya standar gizi yang dibutuhkan oleh anak anak sekolah.
3. Pengawasan dan Akuntabilitas
Pemerintah Pusat, Program MBG ini menggunakan anggaran yang besar, sehingga sangat rawan terjadi penyalahgunaan Anggaran. Maka diperlukan sistem pengawasan yang transparan, misalnya melalui laporan berkala atau menyediakan aplikasi pengaduan masyarakat, untuk memastikan anggaran yang digunakan sesuai dengan tujuan.
4. Pendidikan Gizi yang Masih Minim
Menyediakan makanan bergizi saja belum cukup jika tidak disertai pendidikan mengenai pentingnya pola makan sehat. Anak anak dan orang tua, perlu diberi pemahaman tentang gizi, khususnya di daerah terpencil, agar kebiasaan makan sehat tetap berlanjut di luar program ini.
5. Ketergantungan pada Bantuan
Program ini sangat berpotensi menciptakan ketergantungan pada bantuan pemerintah jika tidak dibarengi upaya pemberdayaan masyarakat. Pemerintah perlu memadukan program MBG dengan program pemberdayaan ekonomi masyarakat, seperti pelatihan pertanian untuk meningkatkan ketersediaan bahan makanan bergizi di daerah masing-masing.
Dengan memperbaiki kelemahan kelemahan yang ada, Maka Program Makan Bergizi Gratis ini dapat menjadi instrumen yang lebih efektif dalam meningkatkan kualitas hidup dan masa depan generasi Indonesia. Sebuah program yang ambisius harusnya diimbangi dengan perencanaan dan eksekusi yang matang supaya benar benar memberikan dampak yang positif untuk jangka panjang.
*Penulis adalah Mahasiswa Pascasarjana, IAIN Lhokseumawe Aceh.