Pang Ngopi Tinggalkan Luttawar

Catatan : Win Ruhdi Bathin.*

Lelaki berperawakan sedang dengan kulit putih dan mata agak sipit itu , kini pergi ke Koetardja.

Meninggalkan bukit Mendala, tempatnya memandang Luttawar sembari menanam kopi.

Dia diminta gubernur terpilih membantunya di Banda Aceh. Sebagai mantan kombatan, perintah sang komandan tentu tak boleh ditolak. Apalagi ditungkahi.

Perintah adalah ultimatum yang harus dilaksanakan. Tak boleh kata tidak siap. Harus selalu siyyap!

Begitulah jalur komando yang masih melekat hingga kini, seperti harga mati.

Fauzan Azima, diangkat sebagai Deputi Kebijakan dan Kajian Strategis, Badan Reintegrasi Aceh ( BRA).

Selama berada di Takengon, Fauzan yang lahir di Pondok Sayur, Bener Meriah , 22 Mai 1972 ini membuka kebun di Kenawat Lut dan Mendale.

Sore tanggal 4 Pebruari 2025, kami ngopi di Kantin Batas Kota , Paya Tumpi. Malamnya, Fauzan berangkat ke Banda Aceh.

…..

Sebelum bergabung dengan GAM dulu, Fauzan banyak menghabiskan waktunya di Jakarta. Menyelesaikan Madrasah Aliyah di MAN 3. Lalu melanjutkan studinya di Institut Ilmu Sosial dan Politik (IISIP), tapi tidak tamat.

Lama menjadi wartawan di Jakarta dan sejumlah organisasi kerakyatan dan tercatat sebagai anggota muda PWI.

Barulah di tahun 1998 menjadi anggota GAM.

Memasuki usia ke 53 tahun, Fauzan Azima yang juga memiliki nama sandi “Abang Gajah” , saat bergerilya dan Pang Ngopi di medsos.

Fauzan Azima kaya akan pengalaman dan organisasi hingga politik. Kebiasaannya menulis sebagai wartawan hingga kini tak pernah membuatnya diam.

Dia selalu mengamati situasi disekitarnya dan kerap menulisnya. Terkadang dengan bahasa satire atau memakai bahasa yang vulgar dan tak tulen.

Tentu saja hal ini membuat orang suka atau tak suka padanya. Tapi Fauzan tentu tak peduli. Karena baginya, menulis adalah berekpresi dan energi untuk menentukan pendapat.

Kini, Fauzan taklagi berada di Bukit Mendale. Tempatnya memandang Luttawar sambil menancapkan bibit kopi varitas Maragogype.

Dia diberi amanah untuk membuat Reintegrasi Aceh kembali seperti dahulu, saat tidak ada konflik. Tak ada sekatan diantara rakyat dan rakyat. Rakyat dan pemerintah. Semoga Aceh maju dan lebih baik. Aceh cemerlang.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.