Ramadhan Bulan Toleransi, Bulan Berbagi Tanpa Pandang Warna

Doc. Masjid Raya Babussalam Bener Meriah. Lintasgayo.com

Oleh : Alfiandi Zikra*

Bulan Ramadhan adalah bulan suci bagi umat islam. Kesempatan memperbanyak ibadah di bulan suci ini.

Pada bulan Ramadhan, orang islam akan diuji dengan segala aktivitas hawa nafsunya, baik itu nafsu syahwat maupun yang lainnya.

Pada pertengahan bulan yang penuh ampunan ini, seorang muslim yang telah baligh, berakal, dan mampu secara moral mereka beribadah kepada Allah SWT, bukan karena paksaan apalagi agar dipandang melainkan dorongan yang datang dari individunya untuk berpuasa.

Pengecualian bagi mereka yang memiliki kelainan mental maka baginya puasa tidak menjadikan sebuah kewajiban.

Pada bulan mulia, keakuan manusia sebagai hamba Allah SWT sangat meningkat, ditandai dengan keikhlasan sebagai hamba Allah SWT melaksanakan ibadah wajib maupun ibadah sunnah.

Hadirnya bulan Ramadhan setiap tahunnya menjadi cahaya hati setiap orang islam. Kenapa tidak, ribuan keutamaan ditawarkan di bulan ini.

Puasa dipertengahan bulan ramadhan ini memberikan kesempatan bagi kita, bahkan peringatan kepada kita agar kita tidak menyesal ketika ditinggalkan olehnya dan tidak ada kepastian bertemu kembali mendapatkannya.

Puasa di bulan ramadhan adalah ibadah spesial, bahkan pahala puasa tidak terbatas kelipatannya. Ampunan Allah bertebaran memenuhi setiap ruang dan waktu.

Pada bulan yang agung ini, manusia (khususnya orang mukmin) mengisinya dengan berbagai aktifitas. Ramadhan yang merupakan bulan penuh rahmat ampunan dan berkah, bukan hanya untuk umat muslim namun juga berlaku bagi seluruh umat manusia.

Disebut “berkah”, karena nabi muhammad SAW memiliki semangat mulia dalam ajaran yang dibawanya, yakni mewujudkan kehidupan yang tenteram, harmonis, saling menghargai, adil, dan bersatu tanpa melihat perbedaan, suku, bahasa, agama.

Salah satu contoh yang dilakukan nabi Muhammad SAW adalah menyatukan kaum Muhajirin dan Anshor di Madinah, hidup berdampingan, damai, saling menghormati, tanpa ada rasa curiga.

Berbeda dengan kondisi yang terlihat di daerah kita akhir-akhir ini, rasa kepercayaan mulai terkikis disebabkan perbedaan pandangan politik, organisasi, dan kepentingan.

Namun dengan hadirnya bulan Agung, hal demikian tidak terlihat. Masyarakat kita terlihat menyatu dalam berbagai kegiatan beraktivitas.

Toleransi seperti itu benar-benar bisa dirasakan saat bulan Ramadhan tiba.

Ramadhan kali ini sangat terlihat suka cita dari berbagai golongan masyarakat, saling membantu, memberi, bersedekah kepada masyarakat yang sangat membutuhkan.

Salah satu pintu yang dibuka oleh Allah untuk meraih keuntungan besar di bulan ramadhan adalah melalui sedekah. Islam menganjurkan umatnya untuk banyak bersedekah.

Sebagaimana Rasulullah SAW bersabda: “ tangan yang di atas lebih baik dari tangan yang di bawah. Tangan di atas adalah orang yang memberi dan tangan yang dibawah adalah orang yang meminta.” (HR. Bukhari, Muslim)

Ramadhan tidak mengenal perbedaan, semua berlomba-lomba untuk menabur kebaikan. Mulai dari pembagian takjil hingga membagi-bagikan uang oleh umat muslim maupun umat agama lain sudah menjadi kegiatan rutin setiap tahun.

Hal yang sama juga dilakukan beberapa masjid, berbuka bersama dengan para muslim sekitar.

Memang benar bahwa jika dikatakan ramadhan adalah bulan penuh dengan keberkahan dimana dapat menyatukan umat beragama. Hal yang mereka lakukan memberikan bukti yang luar biasa bahwa toleransi memberikan kerukunan antar umat beragama yang ternyata masih erat khususnya di kabupaten Bener Meriah tercinta.

*Penulis adalah Doktor Hukum Islam Alumni Universitas Islam Negeri Sumatera Utara
*Warga Bener Meriah.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

News