Wahab Daud : Butuh Keberanian Dalam Membangun Aceh Tengah

Takengon | Lintas Gayo : Butuh keberanian dalam membangun Aceh Tengah, demikian kalimat yang dapat disimpulkan Lintas Gayo saat diberi kesempatan bersilaturrahmi dengan Bakal Calon Bupati Aceh Tengah, H A Wahab Daud, Minggu (21/8) bersama sejumlah insan pers di kediaman Balonbup ini dikawasan Asir-asir Takengon Kabupaten Aceh Tengah.

Dalam dialog yang dilakukan setelah berbuka puasa bersama tersebut, Wahab Daud menyatakan sejumlah visi misinya membangun Aceh Tengah jika terpilih nantinya sebagai Bupati periode 2012-2017.

“Sejauh ini saya menilai pimpinan daerah kurang berani dalam membuat terobosan pembangunan dalam segala bidang, dan ini menjadi alasan kenapa saya bersama Sugeng ingin berbuat untuk membangun Kabupaten ini,” kata Wahab yang maju ke Pilkada dari jalur perseorangan ini.

Ditegaskan mantan pejabat teras di Kabupaten Gayo Lues ini, sumber ekonomi masyarakat Aceh Tengah umumnya berasal dari kopi, maka perlu terobosan-terobosan untuk lebih meningkatkan pendapatan petani. “Kita harus berupaya agar petani jual bubuk kopi, bukan gelondongan atau gabah,” ujarnya.

Adapun upaya yang akan ditempuhnya, antara lain dengan membentuk Balai Penelitian dan Pengembangan Kopi. “Balai ini akan menjadi penjamin mutu kopi Gayo sehingga orang luar akan datang ke Aceh Tengah mencari kopi,” kata Wahab yang mengaku akan meminta bantuan para ahlinya dalam menangani masalah kopi ini.

Untuk itu menurutnya pola pikir dalam mengelola kopi harus dirubah dan untuk melakukan itu petugas penyuluh pertanian harus berada digaris terdepan. “Setelah saya berkeliling, umumnya petani kopi tidak kenal dengan penyuluh pertanian dan itu disebabkan karena mereka para penyuluh tidak beraktivitas bersama petani,” papar Wahab seraya menimpali selama ini pembangunan di Aceh Tengah kurang bersentuhan dengan kebutuhan masyarakat tapi cenderung kepada keinginan pemerintah semata.

Untuk lebih meningkatkan perekonomian masyarakat terutama di pelosok Aceh Tengah, Wahab dalam visi misinya juga akan membuka akses lebih lebar lagi ke dan dari Aceh Tengah. “Akses perdagangan harus dibuka selebar-lebarnya dengan kabupaten tetangga seperti dengan Nagan Raya, Pidie dan lain-lain,” katanya.

Selain itu kekawasan Silihnara tidak perlu lagi melalui Takengon, akan tetapi bisa langsung dengan membuka ruas jalan yang lebih layak dari Kabupaten Bener Meriah, timpal Wahab yang mengaku juga akan naik Haji tahun ini.

Disektor pendidikan, juga dinilai sejauh ini tidak ada keberanian Pemkab Aceh Tengah yang berakibat biaya pendidikan dari masyarakat Aceh Tengah baik umum maupun Islam terkuras keluar daerah. “Ada sekitar 20.000 – 30.000 orang siswa dan mahasiswa Gayo berada diluar daerah, bayangkan jika rata Rp.800 ribu saja dikirimi uang oleh orangtuanya, berapa uang harus keluar dari daerah ini,” ungkapnya.

Karenanya, menurut Wahab kedepan perlu upaya serius meningkatkan kualitas pendidikan umum dan pesantren di Aceh Tengah sehingga calon siswa dan mahasiswa bisa memperoleh pendidikan berkualitas tanpa harus keluar daerah dan bahkan dari daerah lain yang datang kesini, ujarnya.

Dikatakan Wahab, mutu pendidikan juga tidak merata di Aceh Tengah, beda mutunya antara di ibukota kabupaten dengan sekolah-sekolah yang ada di kecamatan. Dan ini salahsatunya disebabkan karena guru berkualitas terkonsentrasi di Takengon.

Antisipasinya, menurut Wahab perlu dibangun rumah untuk guru di kecamatan-kecamatan dan mereka para guru harus menempati rumah tersebut.

Di Aceh Tengah juga tidak ada pesantren yang betul-betul refresentatif, katanya lagi. Dan untuk ini Pemkab Aceh Tengah harus memfasilitasi agar dihidupkan dan dibangun pesantren dengan mutu yang betul-betul dijaga sehingga Sumber Daya Manusia (SDM) dibidang keagamaan juga lahir di Aceh Tengah.

“Aceh Tengah sudah krisis ulama dan sedihnya belum ada upaya signifikan untuk mengatasinya,” ungkap Wahab sambil menambahkan untuk mencari Iman Kampung saja sudah susah di Aceh Tengah.

Dicetuskan Wahab, para iman dan da’i harus diberi perhatian lebih oleh Pemerinatah dengan diberi upah yang lebih layak diatas Upah Minimal Regional (UMR).

Terkait pendidikan tinggi, Wahab lagi-lagi menyebut tidak adanya keberanian Pemkab Aceh Tengah untuk mengurus soal ini. “Kita harus banyak-banyak mengirim para pengajar atau dosen untuk menempuh S2 dan S3 keluar. Disamping itu juga harus berani membangun fasilitas yang lebih maksimal untuk perguruan tinggi seperti Universitas Gajah Putih dan Sekolah Tinggi Agama Islam Gajah Putih,” kata Balonbup yang mengaku sudah sah mendaftarkan diri ke Komisi Independen Pemilihan (KIP) untuk maju di Pilkada nanti.

Untuk Pegawai Negeri Sipil (PNS) umumnya yang bertugas melayani masyarakat, Wahab akan menerapkan kompetensi dalam penempatan PNS dan diberi penghargaan yang selayaknya bagi yang berprestasi dalam bekerja.

Ditanya tentang adanya kritik terkait pencalonannya sebagai Balonbup Aceh Tengah dan keberadaan adik kandungnya yang menjabat sebagai Ketua KIP Aceh Tengah, Hamidah SH, H A Wahab Daud dengan santai balik bertanya kepada para wartawan yang hadir tersebut. “Menurut anda punya wewenang atau tidak ketua KIP menentukan suara perolehan untuk saya sehingga memenangkan Pilkada ?”, tanyanya.

Menutup paparannya, Wahab berjanji  jika terpilih nanti akan bekerjasama atau bermitra dengan wartawan dalam menjalankan roda pemerintahan seperti yang dia lakukan di Kabupaten Gayo Lues. “Saya akan meminta wartawan memberitakan pelaksanaan pembangunan di Aceh Tengah yang bermasalah, bukan yang baik-baik saja yang diberitakan. Dan tidak justru menutup-nutupi yang bermasalah,” pungkasnya. (tim)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.