
Takengen | Lintas Gayo – Bupati Aceh Tengah mempertanyakan masih adanya lahan kosong di Takengen, sedangkan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Aceh Tengah setiap tahunnya mengalokasikan bibit tanaman untuk lahan-lahan yang belum dimanfaatkan secara optimal.
“Bila setiap tahun dibantu bibit tanaman dan pohon mengapa masih terdapat lahan tidur atau lahan kosong,” tanya Ir. H. Nasaruddin, M.M., dihadapan para kelompok tani dan penggiat lingkungan pada kegiatan Hari Menanam Pohon Indonesia dan bulan menanam nasional, di kecamatan Atu Lintang Rabu (30/11/2011).
Kegiatan peringatan hari menanam pohon Indonesia dan bulan menanam Nasional dilakukan dalam rangka mendukung program pemerintah yang diberi nama penanaman satu milyar pohon, dan untuk menyukseskan kegiatan tersebut sepanjang tahun 2011. Menurut Kepala Dinas Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Aceh Tengah, Ir. Sahrial, Pemerintah Daerah setempat telah melaksanakan beberapa kegiatan yang meliputi penanaman 850.000 batang tanaman hutan yang tersebar pada 17 lokasi.
Tujuan kegiatan tersebut merupakan langkah nyata untuk menyelamatkan lingkungan dari laju degradasi yang semakin cepat sebagai dampak dari kebutuhan masyarakat akan bahan baku kayu. Kebijakan Moratorium Logging yang dilakukan Pemerintah Aceh didukung oleh gerakan menanam pohon oleh masyarakat akan semakin melestarikan dan menjaga lingkungan dari berbagai potensi bencana alam yang mungkin terjadi, papar Nasasuddin.
Menurut Nasaruddin, seharusnya setiap lahan dapat dimanfaatkan sesuai struktur tanah dan peruntukkannya, bila lahan yang subur dapat ditanami oleh tumbuhan yang telah biasa dilakukan oleh masyarakat seperti kopi, alpukat, jeruk dan tanaman hortikultura lainnya, bahkan pada lahan yang berbatu sekalipun, kata mantan penyuluh pertanian itu.
Nasaruddin menantang kelompok masyarakat yang hadir untuk dapat melestarikan lingkungan, lebih khusus pada perawatan bibit tanaman/pohon yang akan mereka tanam.”Apakah bapak dan ibu bisa menjaga dan merawat pohon yang akan ditanam?” tantang Nasaruddin.
Sahrial mengatakan pada momen Bulan Menanam Nasional pihaknya juga menyalurkan bantuan kegiatan pembangunan sektor perkebunan dan kehutanan pada tahun 2011 dari berbagai dukungan anggaran, yang meliputi anggaran APBN melalui tugas perbantuan Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian sebesar Rp. 885.000.000,- dan melalui Tugas Perbantuan Ditjen Perkebunan Kementerian Pertanian sebesar Rp. 905.800.000,-
Bantuan juga didapat melalui Dana Alokasi Khusus Bidang Pertanian sebesar Rp. 1.103.636.000,- dan Dana Alokasi Khusus bidang Kehutanan sebesar 999.500.000,-, berikutnya melalui Dana Bagi Hasil Cukai Tembakau sebesar Rp. 324.539.000,-, selanjutnya Dana Otonomi Khusus sebesar Rp. 1.000.000.000,- serta dukungan APBK Aceh Tengah sebesar Rp. 1.695.771.000,-. Sahrial menambahkan untuk kegiatan yang bersumber dari APBN dan APBA dikelola oleh Pemerintah Aceh, dan keseluruhan dukungan dana tersebut direalisasikan dalam bentuk bantuan bibit pohon seperti mahoni, sengon, tebu, kopi, lamtoro, pinus, selain itu juga dalam wujud kelengkapan dan peralatan pertanian, seperti leafleat budidaya tanaman, polibag, alat pengolahan mutu kopi berupa hand pulper dan pembangunan gedung serta pengadaan alat pengolahan pupuk organik.
Diakhir pertemuan Bupati Nasaruddin beserta unsur pimpinan daerah yang hadir diantaranya Dandim Aceh Tengah, Letkol Inf. Sarwoyadi, Ketua MPU Aceh Tengah Tgk. Mohd Ali Djadun, Wakapolres Aceh Tengah, Kompol Nono Suprianto dan mewakili Kajari Takengon, Gunawan Sipayung, SH serta Anggota DPRK Aceh Tengah Ikhwanussufa, S.Ag dan para camat se Kabupaten Aceh Tengah, menyempatkan waktu untuk melakukan penanaman pohon disekitar lapangan Merah Mege Kecamatan Atu Lintang. (Wyra/Ril)