Jumlah Daging Kerbau Diukur Dengan Seutas Tali

Catatan Muhammad Syukri*

Gardu jaga atau pos ronda malam bukan hanya tempat warga berkumpul, tetapi menjadi ajang lalu lintas informasi antar warga. Biasanya, informasi yang mengemuka mulai dari persoalan warga di lingkup desa sampai ke urusan politik nasional. Dari sejumlah informasi berharga yang berhasil diserap tadi malam, salah satunya tentang kiat menaksir daging kerbau.

Kita sering terheran-heran menyaksikan seorang pembeli atau pedagang kerbau bisa menaksir jumlah daging seekor kerbau. Orang sering berpikir bahwa si pedagang memiliki ilmu supranatural (dowa bahasa Gayo), apalagi tingkat error taksirannya sangat tipis meskipun kerbaunya tidak pernah ditimbang. Tidak heran jika seorang pedagang kerbau hampir tidak pernah rugi saat membeli seekor kerbau dari peternak.

Tadi malam, salah seorang warga yang ikut bergabung di gardu jaga adalah seorang pedagang ternak yang memiliki usaha penjualan daging. Dia dipanggil Pak Budi, usianya sekitar 50 tahun. Dia sudah lama bergerak dibidang usaha penjualan daging. Dari usaha penjualan daging, dia bisa memperoleh keuntungan bersih antara Rp.100 ribu sampai Rp.200 ribu per-hari.

Menurutnya, para penjual daging sebenarnya jarang yang rugi, kecuali dagingnya tidak laku atau karyawannya melakukan kecurangan. Sebab, saat membeli seekor kerbau, sebenarnya dari fisik dan bentuknya sudah dapat ditaksir jumlah dagingnya. Namun, seringkali para pembeli ternak terkecoh, karena para peternak sekarang ini sudah pintar-pintar.

Misalnya, para peternak sering mengikat tali di tempat yang lebih tinggi, sehingga kepala kerbau lebih tegak dan terlihat besar. Bagi pembeli yang tergolong pemula bisa terkecoh melihat ternak kerbau yang diposisikan seperti itu. Seolah-olah, fisik ternak itu cukup besar dan memiliki daging yang banyak. Ternyata, setelah tali pengikat diturunkan maka terlihat tubuh kerbau lebih kecil dari tampilan sebelumnya.

Pak Budi mengungkapkan pengalamannya membeli kerbau sejak masih menjadi pekerja di pasar daging. Dia tidak terpengaruh dengan fisik kerbau, tetapi dia akan mengukur lingkaran pangkal ekor kerbau. Makin besar pangkal ekor kerbau maka makin banyak dagingnya. Ada juga orang yang mengukur dari berat jantung seekor kerbau, untuk menaksir jumlah dagingnya.

Kami semua dibuat bingung oleh pernyataan Pak Budi. Ditengah kebingungan itu, Pak Budi menambahkan bahwa cara menaksir daging kerbau melalui pangkal ekor kerbau adalah kiat yang paling mudah. Caranya, ambil seutas tali rafia, lingkarkan di pangkal ekor kerbau. Kemudian, ukur tali yang sudah dilingkarkan di pangkal ekor kerbau, berapa inchi?

Setiap inchinya menunjukkan bahwa taksiran dagingnya sekitar 18 Kg atau istilah Pak Budi satu kaleng (ukuran 20 liter). Kalau ukuran tali yang dilingkarkan di pangkal ekor kerbau panjangnya 5 inchi, maka taksiran daging kerbau itu sekitar 18 x 5 = 90 Kg. Kata Pak Budi, tingkat melesetnya taksiran itu sangat kecil, paling-paling antara 2-3 kg.

Kemudian, lanjut Pak Budi, jika kerbaunya sudah disembelih maka dari berat jantungnya dapat ditaksir jumlah daging kerbau tersebut. Caranya, setiap ons jantung kerbau dapat ditaksir bahwa dagingnya seberat 11,3 Kg. Jika berat jantung kerbau 7,5 ons, maka berat daging kerbau itu sekitar 85 Kg. Berat daging itu belum termasuk jeroan, kulit dan tulang.

Cara menghitung dengan mengukur lingkaran pangkal ekor kerbau digunakan pada saat membeli kerbau dari peternak. Sedangkan mengukur berat jantung seekor kerbau adalah untuk menguji kejujuran karyawan atau tukang jagal di rumah pemotongan ternak. “Pedagang pemula banyak yang rugi karena belum memahami kiat ini,” kata Pak Budi.

*Penulis tetap di Lintas Gayo

.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.