Pameran Wisata dan Budaya Gayo Sarat Pembelajaran

Takengon | Lintas Gayo – Pameran wisata dan budaya Aceh Tengah yang digelar dilapangan Pacuan Kuda H. Muhammad Hasan Gayo Pegasing, 24-30 September 2012 digagas DinasKebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kabupaten Aceh Tengah melibatkan beberapa pihak, salahsatunya para duta wisata Aceh Tengah tahun 2011 dan 2012.

Sejumlah Duta Wisata tersebut menjadikan ajang tersebut sebagai media pembelajaran, baik berdagang, interaksi sosial dan sejumlah aspek positif lainnya.

Lafizan Ramadhan finalis Abang Aka Takengon tahun 2012, Sabtu 29 September 2012 mengatakan, momen ini dijadikan dirinya beserta rekan-rekannya untuk meningkatkan kapasitas diri dalam bidang perdagangan, manajemen waktu, interaksi sosial dan kerjasama tim secara langsung.

“Ini semua kami jadikan sebagai media pembelajaran yang tidak kami dapatkan di pembelajaran formal”, kata Lafizan yang juga sebagai ustadz di Taman Pengajian Al-Qur’an (TPA) Masjid Agung Ruhama Takengon ini. Hal ini diakui juga oleh rekan-rekannya Rizki Hawalaina, Rahmat Akbar dan Hardinalyah.

Dalam melaksanakan peran tersebut, mereka dipandu oleh 2 orang senior mereka, Mukhlis Muhdan Bintang dan Dewi Sumita, sepasang Duta Wisata Aceh Tengah tahun 2011.

Sementars itu Zainal Abidin atau sering disapa Zen yang menjadi pemandu pameran foto di stand tersebut mengungkapkan hal yang sama. Menurutnya disini dirinya mendapatkan pelajaran yang sangat berharga dalam berbagai aspek, tentang fotografi dan terutama manajemen dan kerjasama tim.

“Meski pengetahuan saya masih kurang dalam menjelaskan sebuah foto, tetapi saya berusaha untuk menjelaskan yang terbaik kepada pengunjung”, kata Zen.

Ditambahkannya, kebanyakan pengunjung ysng terdiri dari anak-anak, untuk melihat abklat manusia prasejarah Gayo, bahkan ada yang disuruh oleh guru sekolah guna dijadikan tugas.

“Banyak siswa yang datang kemari untuk melengkapi tugas mereka disekolah mengenai kerangka tersebut, saya jelaskan apa yang saya ketahui ditambah dengan referensi ilmiah seperti disebutkan di buku Gayo Merangkai Identitas, karya Ketut Wiradnyana dan Taufiqurrahman dari Balai Arkeologi Medan,” demikian Zen. (Darmawan Masri/Red.03)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.