Takengen | Lintas Gayo – Rasa pesimis menempuh karir didunia olahraga mulai terasa. Beranjak dari pengalaman senior- seniornya tidak di perhatikan walau telah menorehkan segudang medali diperoleh. Pengalaman itu membuat Alvan enggan mengikuti Pekan Olahara Wilayah (PORWIL) untuk mewakili Provinsi Aceh.
Alvan merupakan salah satu atlit Pencak Silat Kabupaten Aceh Tengah, yang tidak hadir dalam ajang bergengsi itu. IPSI Aceh sudah melayangkan surat pemanggilan Alvan melalui suratnya nomor : 01/IPSI-Aceh/II/2015 tertanggal 10 Oktober 2015.
Pesilat asal Perguruan Pencak Silat Satria Muda Indonesia (PPS SMI) Aceh Tengah ini enggan untuk mengikuti panggilan tersebut dan berencana pada tahun ini mengikuti tes Bintara POLRI.
“Saya tidak ikut dan rencanya mau tes Bintara POLRI tahun ini, kalaupun dipanggil dan ikut serta, tidak menjamin karir dimasa depan dibidang olahraga” ujar Alvan saat dikonfirmasi Lintas Gayo Senin (17/2).
Pesilat yang pernah meraih medali perak di Kejuaraan Pencak Silat Jakarta Open Desember 2014 lalu ini, terpaksa harus mengubur keinginannya dalam-dalam. Walau Alvan sudah jatuh cinta pada silat, telah mengharumkan daerah, terbukti dengan prestasi yang diraihnya dalam berbagai event selama ini.
Keputusan atlit yang dibina Pengurus Cabang IPSI Aceh Tengah selama ini bukan tidak berdasar. Melihat dari pengalaman seniornya yang berprestasi, namun tidak mendapatkan sandaran hidup berupa pekerjaan, membuat para atlet risau setelah tamat menempuh pendidikan.
“Itu hak para atlet kita tidak bisa memaksa mereka untuk ikut serta dalam tim apaun, walau sudah di panggil untuk seleksi maupun bergabung dalam tim. Kita hanya membina mereka untuk bisa berprestasi, soal kemauan terserah pada mereka,” ujar pelatih Pencak Silat Gayo Lut Samsul Bahri, SH saat dimintai keteranganya.
Hal serupa disampikan Ketua I Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) Kabupaten Aceh Tengah Ansari Siregar. ” Kalaupun kita paksa namun atlet enggan untuk ikut merupakan pekerjaan sia- sia dan tidak pernah membuahkan hasil,” ujarnya.
Kita hanya bisa mendorong agar kedepanya para atlet yang kita bina selama ini bisa menunjukan prestasi lebih baik dari sebelumnya. Soal atlet mau atau tidak itu tergantung pribadi masing-masing.
Sementara itu Ketua harian KONI Aceh Tengah Mahdi, S.Pd, sangat menyesalkan atlet yang sudah susah payah selama ini untuk masuk ke level provinsi maupun nasional, engan ikut dalam tim Porwil. Namun demikian lanjutnya, hal ini wajar saja itu hak dari pada atlet tersebut untuk memilih kesejahteraan masa depanya. ” Kalau didunia olaharga Aceh Tengah kususnya, belum bisa memberi lapangan pekerjaan untuk atlet yang berprestasi,” ungkapnya. (LG010)