Pendekatan Positif-Apresiatif Untuk Pemuda Gayo

Dedy Saputra E,SE

Oleh : Dedy Saputra E,SE*

 
Agar generasi Pemuda Gayo memiliki karakter positif yang berakar dari Pancasila, maka diperlukan pendekatan positif dan apresiatif. Tojo Thatchenkery dan Carol Metzker dalam bukunya yang berjudul Appreciative Intellegence ternyata memberikan kesegaran atau warna baru mengenai konstruk kecerdasan.

Terlebih-lebih dalam mencetak karakter positif. merupakan kemampuan untuk merasakan adanya potensi-potensi positif pada sesuatu hal, dimana pencarian potensi positif tersebut ditekankan pada kehadiran waktu saat ini –present (Thatchenkery, Metzker, 2006 : 5).
Pendekatan apresiatif diperlukan dalam sekolah, kampus dan lingkungan pemuda yang berada di dataran tinggi gayo. terutama untuk mengisi kebutuhan manusia atas makna, impian, dan nilai hidup dimana terdapat sebuah tujuan di dalamnya. Dataran tinggi gayo memiliki potensi sumber daya alam yang luar biasa, jika pendekatan Positif apresiatip ditanamkan dan diberi ruang seluas-luasnya kepada pemuda maka bias menjadikan dataran tinggi gayo menjadi daerah yang melahirkan pemuda yang mempunyai keyakinan untuk berkarya secara internasional. Pendekatan apresiatif merupakan faktor di balik penciptaan kemungkinan-kemungkinan positif bagi pertumbuhan kaum muda gayo. Hal inilah yang kemudian akan mendorong kaum muda gayo untuk merangkai impian dan berjuang untuk merealisasikannya.

Dengan kecerdasan apresiatif, kapasitas kemampuan untuk melihat hal yang lebih hebat dimana bisa terjadi di masa depan  untuk bisa mencapai cita-cita kesejahteraan rakyat gayo. melalui apa yang dimiliki dan ditampakkan di saat ini. Terkadang ada kalanya potensi-potensi yang hebat tersebut tersembunyi atau tertutup, sehingga perlu dilakukan sebuah penggalian potensi pemuda. Termasuk budi pekerti dan keluhuran budi adalah potensi yang harus terus digali oleh stakeholder seperti KNPI dan dinas-dinas terkait di bawah naungan pemerintah wilayah gayo.

Pendekatan apresiatif paling tidak membutuhkan dua komponen.

         Pertama adalah reframing, yaitu kemampuan seseorang untuk sanggup merasakan, melihat, menginterpretasikan, membingkai ataupun membingkai ulang merupakan suatu proses psikologis dimana seseorang secara sengaja. Kedua adalah apresiasi. Apresiasi merupakan suatu proses untuk memilih atau menilai sesuatu yang memiliki nilai positif atau berharga.
Dengan pendekatan apresiatif untuk menumbuhkan lingkungan yang berbudi maka perlu dilakukan upaya-upaya sebagai berikut. Pertama, interaksi sosial positif antara pemuda dengan figur dilingkungan wilayah gayo. di lingkungan, makna masyarakat sangat penting. Supaya pemuda mampu dan mau menghormati guru, kepala sekolah, tenaga kependidikan, warga masyarakat di linglkungan  dan orang tua dan menjadikan buku sebagai perkembangan karakter diri dan refrensi, yang sebaliknya menghargai dan menyayangi sesame, bukan menjadikan otot  sebagai penyelesai solusi.
           Kedua, penumbuhan potensi unik dan utuh setiap pemuda itu penting. Penghargaan terhadap keunikan dan keutuhan potensi pemuda untuk dikembangkan. Supaya pemuda dapat mengembangkan kecakapan dasar serta minat-bakatnya. Ketiga, Pelibatan orangtua dan masyarakat. Penguatan peran orangtua dan unsur masyarakat di lingkungan dengan melibatkan secara aktif dalam kegiatan pembiasaan sikap dan perilaku positif di dilingkungan.
Jika dalam wilayah gayo warganya memiliki kecerdasan apresiatif tinggi, mereka akan memiliki sifat visioner yang handal (generasi berkemajuan). Dimana pandangan terhadap masa depan selalu tergambar cerah dan sanggup memberikan harapan positif terhadap masa depan. Mereka akan memiliki akal budi yang sehat dan kuat serta keluhuran budi pekerti.

Knpi dan relevansinya

Program kerja KNPI di dataran tinggi gayo masih banyak sebagai payung sebatas politik praktis yang tidak menyentuh sasaran kemajuan pemuda, hal ini dibuktikan masih banyaknya pemuda gayo yang bertitel maupun tidak bertitel, belum mendapatkan kuasa atas keahliannya, bahkan cenderung menjadi penonton di negeri sendiri, hingga akhirnya sipat kepercayaan terhadap wadah pemuda seperti KNPI hanya sebagai batu loncatan untuk mendapatkan profit and interest menyambung hidup. Sudah sepatutnya Pendekatan Positif apresiatif dituangkan dalam kenyataan untuk merubah pola piker pemuda gayo yang kreatif dan berkembang. Hal itulah yang menjadi relevan jika menjadi tujuan pemuda dan seluruh stakeholder di wilayah gayo.

*Penulis adalah sekretaris Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Kabupaten Bener Meriah (IMM Kabupaten Bener Meriah)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.