Blangkejeren | Lintas Gayo – Arni,31, salah satu janda korban konflik desa Akang Siwah Kecamatan Blangpegayon hingga saat ini luput dari perhatian pemerintah. Kondisi Arni masih menumpang disamping rumah orang tuanya didalam gubuk kecil apa adanya.
Kondisi Arni sangat menyedihkan, di dalam gubuk kecil Arni bersama kedua anaknya menjalani kehidupan sehari-hari. Kisah pilu itu dialami Arni, sejak suaminya hilang tahun 2000 silam pada masa konflik.
Dikabarkan, waktu itu suami Arni diculik oleh Orang Tak Dikenal (OTK), dan sejak itu kehidupan Arni bersama kedua anaknya terlunta-lunta tanpa seorang suami. Ia harus menghidupi keduanya anaknya, dan anak yang kedua yang sering dipanggil Ahmad mengalami cacat tubuh.
Untuk menutupi kebutuhan hidup, sehari-harinya Arni harus bekerja keras membanting tulang sebagai buruh tani lepas, dengan mengambil upah sehari 60 ribu, itupun jarang ia mendapatkannya. Tapi Arni masih merasa lega sedikit, karena beras yang ia konsumsi selama ini mendapat bantuan Raskin dari pak gecik.
Sepenggal kisah, Arni menceritakan ketika masa konflik ia bersama suami tinggal di Desa Rikit Indah Buntul Kemumu Kabupaten Bener Meriah. Karena kondisi konflik semakin meningkat, ia bersama keluarga memutuskan pindah ke Desa Penosan Kecamatan Blangjerango, Kabupaten Gayo Lues.
Singkat cerita, suami Arni pergi ke Buntul Kemumu untuk mengambil sisa barang-barang miliknya, sejak saat itu suami Arni tidak lagi kembali hingga sekarang. Kini beban hidup Arni, ia jalani sebagai seorang janda telah berlangsung lebih kurang 15 tahun.
Arni berharap, kepada pemerintah ada perhatian terhadap diri dan keluarganya. (insetgalus.com/Bayu/JS Peparik)