Takengen | Lintas Gayo – Guna menambah sumber pendapatan keluarga, sebagian warga di Kampung Kuyun Uken Kecamatan Celala Kabupaten Aceh Tengah dikembangkan ekonomi kreatif dengan membuat gagang parang berbahan rotan.
Gagang parang yang dibuat manual ini di pasarkan bukan saja di tingkat lokal, namun sampai luar daerah. Harga jualnya juga cukup terjangkau, pengrajin menghargainya Rp.3000/satuan.
” Harga jualnya hanya Rp.3000/gagang. Warga di sini sudah lama menekuni usaha ini, sebagai sumber ekonomi tambahan selain bertani,” kata Zamri, seorang pengrajin di Kuyun Uken, menjawab media, Rabu (26/10) di kediamannya.
Menurut Pak Item, demikian pria ini disapa warga setempat, dalam sepekan tidak kurang sebanyak 1000 gagang parang pesanan para langganan siap dikerjakan. Artinya, dalam sebulan ada sekitar 4000 gagang hasil karyanya siap beredar di pasaran.
“Pengrajin gagang ini, selain saya, ada beberapa warga lainnya di sini yang menekuninya. Bahkan belakangan, sebagian pengrajin gagang cangkul juga mulai bermunculan. Hal ini mungkin karena hasil karya kami telah teruji dan cukup baik diterima pasaran,” ungkapnya.
Untuk ketersediaan bahan baku, lanjut Zamri, biasanya pengrajin di sana langsung memesan dari para pencari rotan di hutan sekitar Kecamatan Celala. Bahkan jika pesanan agak berkurang, ada juga sebagian warga berburu langsung ke belantara rimba sembari mengisi waktu luang.
Sebagaimana diketahui, Kampung Kuyun merupakan kawasan penghasil komoditi kopi, durian, padi dan palawija. Mayoritas penduduknya bertani sebagaimana lazimnya sumber hidup warga di kecamatan lain di daerah dingin itu. Namun seiring kemajuan zaman, sebagian masyarakat Kkampung Kuyun juga mulai menggeliat, menangkap peluang pasar sebagai pengrajin gagang, berbahan hasil kekayaan hutan. (Leuserantara.com)