Gadis yatim si bungsu dari lima bersaudara senantiasa meluangkan waktunya untuk mengajar ngaji anak anak di Gemboyah, kecamatan Linge Aceh Tengah. Dia merupakan murid kelas XII IPA Madrasah Aliyah Swasa (MAS) Al-Huda, Jagong, Kecamatan Jagong Jeget, Aceh Tengah.
Namanya Ratnawati, dia termasuk bintang dikelasnya sering mendapatkan rangking atas. Setiap hari dia pulang balik ke dayahnya untuk menuntut ilmu. Jarak dari rumahnya ke dayah mencapai 5 kilometer.
“Saya memilih tidak mondoh di dayah, karena saya harus menemani ibu yang sendiri di rumah,” sebut Ratna, ketika ditanya media ini, Kamis (25/12/2020) via selular.
Sejak ayahnya meninggal pada 2012, delapan tahun yang lalu, Ratna senantiasa menemani ibunya, walau dia masih duduk dibangku sekolah. Sesekali dia juga kekebun peninggalan ayahnya membantu sang ibu untuk memenuhi kebutuhan hidup.
Namun kini dia sudah menjadi guru ngaji disela-sela dia menuntut ilmu. Sepulang sekolah dia mengajarkan anak anak gemboyah mengaji. Kemudian sore harinya dia kembali berangkat ked ayah menghadiri majlis ilmu.
“Saya masih sma, ilmu saya terbilang tidak ada. Sedangkan saya harus mengajar ngaji juga. Kalau saya tidak menuntut ilmu apa yang akan saya ajarkan kepada anak anak. Tidak cukup dengan Iqra,” sebut Ratna.
Dia juga menempa dirinya dengan ilmu fiqih, mengenal Rasul, dan yang paling utama adalah ahlaq. Gadis berkulit putih ini tekun belajar dan bolak balik pulang ke rumahnya menemani ibu, sambil mengajr ngaji.
Dia selain mendapat rangking di kelasnya, kebetulan semester ini dia dapat rangking pertama, Ratna juga mencicipi dunia jurnalistik, dia ikut sebagai peserta pelatihan jurnalistik yang diselenggarakan Dinas Syariat Islam Aceh Tengah.
Ratna mengakui mengingat amanat gurunya. Jika engkau tidak berilmu maka tuntutlah imu, kalau kamu sudah punya ilmu maka ajarkanlah ilmu itu.
Awal kisah dia mengajar mengaji di Gemboyah, diawali dengan kakaknya Ratna yang KKN di kampung Gemboyah. Kakaknya mengajarkan tiga anak disana untuk mengaji, bagaimana mengenal computer dan belajar online.
Namun muridnya ahirnya bertambah bukan lagi tiga, demikian dengan kakaknya telah selesai melakukan praktek lapangan. Karena tidak ingin anak anak putus pengetahuanya tentang mengaji, ahirnya Ratna melanjutkan kegiatan kakaknya.
Sampai kini dia tetap mengajar mengaji sambil tetap bersekolah. Dia memilih tidak mondoh di dayah, demi menemani ibunya. Kalau saudaranya lagi ngumpul di rumah, baru dia mondoh di pesantren Al Huda.
Ratna masih duduk di bangku kelas XII Mas Al Huda, namun dia meluangkan waktu untuk berbagi, mengajar anak-anak mengaji, disela kesibukanya menuntut ilmu dan menemani orang tua. Walau dia tanpa ayah, dia berusaha tegar dan mandiri. (Awan Syifa)
Comments are closed.