UNTUK RADIO RIMBA RAYA
Jangan sampaikan pesan lagi padaku Karna aku tak dapat lagi menyampaikan pesan
Jangan kirim pesan lagi padaku
Karna aku tak dapat lagi mengirim pesan
Lihatlah, lidahku telah kelu
Mulut tertutub
Tubuh tinggal baying
Dulu memang pernah
Bisik mu kusampaikan ke balik gunung Kesebrang lautan ke negeri-negeri jauh
Dulu memnag pernah
Detak hatimu
Cita-cita merdekamu
Ku kirim kesetiap hati sahabat – sabahat
Atau musuh musuh mu
Didesa, dikota, bahkan dilaut dan dirimba
Dulu memang pernah ada
Ucapan merdeka yang kau sampaikan bagai bisik
Kujeritkan sekeras – kerasnya
Hingga bergema menyentuh cakrawala
Bergelar menjadi Guntur
Merobek-robek angkasa
Hingga musuh gentar tak berdaya
Dan sahabat-sahabatmu mendengar ucapan itu
Bangkit
Bangkit, lalu berlawanan habis-habisan Semangatnya telah menjadi baja
Walau di tangan hanya bamboo runcing saja
Dulu memang pernah ada
Satu malam menjelang pagi
Dengan suara menggigil karena dingin Kusampaikan pesanmu
Tiktok-tiktok hallo sudarsono
Tiktok – tiktok halo palar
Kirim kami mentega
Kirim kami susu
Kirim kami beras
Kemudian datanglah kiriman
Dan yang datang adalah senjata
Lalu dibagi pada setiap tentara
Lalu mereka menembak musuh
Tepat di jidatnya
Dulu memang pernah
Ketika kita hamper tak punya daya
Ketika suara di pusat negeri ini di bungkam
Kami bangkit menyuarakan nurani bangsa
Hello dunia
Hello dunia
Negeri kami masih ada
Negeri kami merdeka
Tapi kini jangan sampaikan pesan lagi padaku
Karna tak dapat lagi kusampaikan pesan apa pun
Lidahku kaku
Mulut tertutup
Tubuh tinggal baying
Tinggal baying
Dari ingatanmu pun
Mungkin akan hilang
L.K.Ara
Takengon, 2 januari 1986
Puisi ini disadur dari Buku yang berjudul Seulawah Antologi Sastara Aceh Sekilas Pintas yang di terbitkan Yayasan Mata Air Jernih tahun 2013