by

Saman Gemparkan Sudan

Aceh Tidak Dimasukkan Dalam Agenda Promosi Indonesia

Sudan-Para mahasiswa Aceh yang tergabung dalam Saman Group tampil memukau para Diplomat yang hadir dalam acara promosi Indonesia dan Resepsi tujuh belas Agustus yang diadakan pada tanggal 15 Desember 2010, lebih tiga ratus orang diplomat senior hadir dalam acara ini.

Tepukan tangan para penonton terdengar menggema tatkala para penari saman tampil di atas panggung. Para penari yang berasal dari Kelurga Mahasiswa Aceh (KMA) ikut menghibur para tamu undangan yang hadir. Acara resepsi tujuh belasan ini yang diadakan di Wisma Duta dihadiri oleh para Diplomat yang ada disudan dan para pejabat tinggi Sudan. Acara resepsi ini sebenarnya diakan pada bulan Agustus, namun pada waktu itu berhubung ada pergantian dubes RI untuk sudan maka sehingga tidak sempat diadakan akhirnya diadakan sekarang.

Acara ini selain menampilkan tarian saman juga ikut ditampilkan tarian dari daerah lain seperti tari Rantak dari Padang, tari Kipas, Angklung, Pencak Silat, dan Kurcaci. Jauh sebulan sebelum tampil para Mahasiswa Aceh Sudan mempersiapkan tari saman dengan melakukan latihan di sekretariat KMA yang beranggotakan16 penari dan 2 orang syech akhirnya tari saman sudah layak tampil.

Yang tidak kalah serunya dalam acara ini yang diselenggarakan oleh KBRI Khartoum Sudan disamping mempromosikan kebudayaan Indonesia juga ikut mempromosikan beragam makanan khas Indonesia, wisata, dan sebagian hasil produksi pemerintah Indonesia dalam bidang industri. Namun demikian kami para Mahasiswa Aceh yang tergabung dalam KMA, dan masyarakat Aceh secara keseluruhan yang tergabung dalam WAA (World Achehnese Association) merasakan sedikit kekecewaan karena dari serentetan acara promosi yang diadakan KBRI Khartoum, Aceh tidak dimasukkan dalam agenda promosi Indonesia. Kendati kami sudah pernah menegur, mengkritik dan memberikan masukan agar dalam acara ini ada sedikit promosi tentang Aceh. Sepertinya pemerintah Aceh harus mengadakan kerja sama dengan kedubes-kedubes RI diluar negeri agar Aceh dimasukkan dalam setiap kegiatan promosi Indonesia. Begitu ungkap Sulaiman Abdullah.

Tampil lagi

Setelah tampil sukses dalam acara promosi Indonesia, akhirnya Group Saman Aceh di undang oleh Dewan Persahabatan pemerintah Sudan untuk memeriahkan acara event budaya International yang diadakan pada tanggal 19 Desember 2010. Acara ini diadakan diruang terbuka yang dipenuhi oleh dua ribu lebih penonton dan hadir juga para delegasi dari negara-negara lain.

Ternyata tari Saman sangat diminati oleh para penonton dan tamu yang hadir, ini terbukti dengan riuhnya tepukan tangan para pengunjung mulai dari tampil, dalam setiap pergantian gerakan, sampai selesai. Bahkan ketika kami selesai tampil dan menuju ke arah penonton tepukan tangan terdengar kembali sambil memuji tarian saman. Kekompakan, hentakan, dan tepukan tangan yang serentak dalam tari saman membuat para pengunjung kagum. Luar biasa!! Begitu ungkap mereka para penonton yang belum pernah melihat tari saman.

Dengan itikad baik semua pihak, akhirnya tari saman dihidupkan kembali di Sudan setelah sempat tiga tahun hilang. Namun begitu kami sangat membutuhkan perhatian semua pihak baik elemen masyarakat Aceh di Sudan, pemerintah Aceh, dan KBRI Khartoum untuk bisa membantu group saman ini agar terus bisa dikembangkan agar terus ada dan siap tampil kapan saja dibutuhkan. Kita tidak ingin pengalaman tiga tahun yang lalu terulang, karena tidak adanya dana sehingga Saman Aceh di Sudan mati suri. Inilah harapan Abusuleim selaku pelatih tari saman.

Sulaiman Abdullah Mahmud El Lhoksukuni Mahasiswa S1 pada International University of Africa (IUA) Khartoum-Sudan, Aktivis World Achehnese Association (WAA). abusuleim_lhoksukuni@yahoo.com

Comments

comments