Setelah Entrepreneurship, Kuliah Jurnalistik Segera Menyusul

Jakarta | Lintas Gayo – Kuliah entrepreneurship mahasiswa Asrama Lut Tawar Jakarta dengan menyertakan mahasiswa Gayo yang kuliah di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) berhasil digelar, Minggu (30/10/2011) Sastra Wirawan, salah satu panitia pelaksana kegiatan tersebut, mengatakan, akan mencoba mengadakan kuliah-kuliah berikutnya dengan pelbagai topik yang berbeda.

“InsyaAllah, kegiatan ini—kuliah di Asrama Lut Tawar Jakarta—akan kita jadikan agenda tetap.  Termasuk, menggelar kuliah lanjutan entrepreneurship dengan pembicara yang berbeda dan berpraktik langsung. Syukur alhamdulillah, kegiatan kemarin berjalan dengan baik. Untuk itu, kami ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah banyak membantu dan berpartisifasi dalam kegiatan tersebut, kata Sastra di Jakarta, Rabu (2/11/2011).

Sastra menambahkan, peserta yang hadir pun cukup antusias. Selain itu, para pembicara berharap agar pertemuan tersebut dapat dimatangkan. Dengan demikian, akan lahir diskusi-dikusi kegayoan yang aktual ke depannya. Di luar itu, wacana pengembangan kegiatan-kegiatan ke depannya semakin mengkerucut. Lebih lanjut, jelas Sastra, selepas kuliah entrepreneurship, dalam diskusi terbatas di Asrama Lut Tawar Jakarta juga berkembang wacana untuk menggelar kuliah jurnalistik, sebelum ke topik-topik yang lain: seni, sastra, sejarah, bahasa, pendidikan, hukum, lingkungan, politik, gender, dan lain-lain. Pemikiran tersebut dilatari akan perlunya pemahaman jurnalistik mahasiswa Gayo. Di lain pihak, penulis yang dimiliki Gayo relatif masih kurang, termasuk masalah publikasi.

“Kita berharap, akan lahir penulis-penulis muda Gayo, khususnya dari Jabodetabek. Pada akhirnya, upaya penyelamatan pendokumentasian Gayo dapat berjalan secara berkesinambangungan. Lebih dari itu, jejak-jejak masyarakat Gayo yang ada di Jabodetabek dapat terselamatkan,” kata mahasiswa Sekolah Tinggi Perpajakan Indonesia itu.

Sastra mencontohkan, sejauh ini—di Jakarta—sejarah Asrama Lut Tawar dan Musara Gayo sudah terdokumentasi dengan baik. Walaupun, barangkali, perlu disempurnakan lagi pada masa-masa mendatang. Menyangkut tokoh-tokoh Gayo, dari sekian banyak tokoh, yang terdokumentasi, baru otobiografi pak Muhammad Daud Gayo. Padahal, banyak tokoh yang layak diangkat. Di sisi lain, banyak kisah menarik yang bisa dipetik seperti sharing pengalaman dari beberapa pembicara— Baharuddin Wahab (Mantan Direktur BUMN), Bunyamin (Pengusaha Konstukri Lift), Ridwan (Manager WIKA), Muryati (PT Aria Tanjung, Produser&Composer Lagu), Tengku Usman Hamid (Bidang Pendidikan)—dalam kuliah entrepreneurship yang lalu.

Berkenaan dengan kuliah jurnalistik, sejauh ini, direncanakan sudah ada beberapa pembicara yang akan mengisi kuliah tersebut, yaitu Riza Pahlawan (Mantan Penyiar TVRI), Miko Kasah (Penyiar TVRI), Gurniandi (Penyiar RRI), Iwan Gayo (Mantan Wartawan Kompas—peraih Penghargaan Adinegoro), Luqman Hakim Gayo (Mantan Wartawan TEMPO—peraih penghargaan Adinegoro), Fikar W. Eda (Serambi Indonesia), Murizal Hamzah (The Globe Journal), dan Yusradi Usman al-Gayoni (Lintas Gayo). (M. Faiz Akbar)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.