Oleh : Khairul Rijal
Allah memerintahkan kepada umatnya agar lebih banyak memberi daripada meminta, Allah juga memerintahkan umatnya agar pelaksanaan aktifitas ibadah itu harus dilandasi dengan fondasi keikhlasan. Hari raya qurban merupakan aktifitas ibadah yang bisa memberikan napas bagi mereka yang tidak mampu menopang perekonomiannya, karena disinilah iman bagi mereka yang mampu dipertanyakan, apakah mereka bisa menyisihkan sedikit harta mereka dengan membeli seekor kambing, sapi dan kerbau untuk dijadikan qurban? karena inti dari hari raya qurban itu sendiri adalah berkorban materi dan immateri. Tapi landasan ini selalu diiringi dengan kontek ikhlas berserah diri kepada Allah. Dalam Al-Qur’an menjelaskan agar semua ibadah yang dilaksanakan semata-mata ikhlas karena Allah SWT (QS Al-An’am 6:162-163), tak terkacuali ibadah qurban, dengan jiwa yang terbalut keikhlasan maka terbentuklah nilai ibadah yang akan mendorong kita untuk mendekatkan diri kepada Allah. terjadinya hari raya qurban itu sendiri telah dikisahkan dalam Al-Qur’an yaitu dalam kisahnya Nabi Ibrahim AS yang mendapatkan wahyu melalui mimpi menyembelih anaknya (Nabi Ismail) dan Nabi Ibrahim menceritkan kepada anaknya untuk menyembelihnya,kemudian anaknya berkata “wahai ayahku lakukanlah apa yang diperintahkan kepadamu oleh Allah,maka engkau termasuk orang-orang yang sabar, dan ketika Nabi Ibrahim akan menyembelih anaknya datanglah malaikat jibril dan menggantikannya dengan seekor hewan kambing. Dari kisah inilah terjadinya hari raya qurban yang terus dilakukan umat muslim sekali dalam setahun, menurut penulis hari raya qurban merupakan cobaan dari Allah kepada kita umat muslim yang memiliki harta yang lebih dari cukup, bagaimana kesabaran kita diuji bagaiman tingkat iman kita diuji agar kita selalu ikhlas dalam berserah diri dengan memberikan apa yang harus kita berikan kepada mereka yang kurang mampu.
Dalam teori ekonomi Islam menjelasakan jika seseorang ingin mencapai kebahagian (Fallah) bukan hanya kebutahan dunia saja yang dipenuhi tapi kebutuhan akhirat juga harus dipenuhi, berqurban merupakan salah salah satu jalan menuju kebahagian (fallah), karena disinilah kebutuhan akhirat kita bisa terpenuhi karena Allah SWT menegaskan bahwa daging hewan yang diqurbankan itu tidak akan sampai kepada-Nya hanyalah ketaqwaan dari pelaksanaan qurban itu sendiri (QS Al-Haj 22:37), dapat disimpulkan bahwa Allah tidak mengharapkan daging dan darah qurban itu, tapi mental yang membentengi taqwa ini yang akan menumbuhkan keikhlasan. indonesia memilki penduduk yang beragama Islam terbesar didunia dengan tingkat perekonomian umat yang berbeda, dari tingkat bawah, menengah dan atas. Sedangkan dalam teori ekonnomi Islam menjelaskan pencapai kesejateraan itu sendiri harus seimbang antra dunia dan akhirat yang dinamankan pencapaian kebahgiaan (fallah), hadirnya hari raya qurban diharapkan seluruh ummat Islam indonesia merasakan kebahagiaan tersebut, disinilah saat bagi ummat muslim yang mampu menyembelih hewan qurbannya untuk dia makan dia sebagian dan diberikan kepada mereka yang meminta dan yang membutuhkan.
Dalam Al-Qur’an menjelasakan yang artinya “maka solatlah kamu kepada tuhanmu dan berkurbanlah (QS Al-Kautsar 6), dari ayat ini menjelaskan bahwa ibadah qurban memilki hikmah yang luas cakupannya. Diantaranya ialah: pertama, menumbuhkan iman dan ketaqwaan yang akan membersihkan hati, ini merupakan landasan bagi ummat Islam agar ibadah yang ia lakukan ber-orientasi pada pencapaian ridha Allah SWT, dalam artian pencapaian tersebut melepaskan dirinya dari segala bentuk pamrih agar amal yang diperbuat tidak bernilai semu dan palsu, kedua, berqurban menggambarkan adanya hak-hak ummat terhadap ummat yang dapat menguatkan solidaritas yang tinggi, ketiga, berqurban dapat menghilangkan sifat keserakahan dan ketamakan ummat Islam untuk menghamburhamburkan harta yang sia-sia (mubadzir), kempat, datangnya hari raya qurban dapat menumbuhkan perekonomian umat Islam diindonesia dalam jual-beli karena terjadi permintaan dan penawaran (suplly and demand) yang cukup tinggi terjadi saat itu. Dari hikmah inipun dapat didefinisikan bahwa segala aktifitas yang dilakukan umat Islam saat berjalannya ibadah qurban dapat dikatatan berjalan juga perekonomian Islam (Islamic economy).
Penulis mengharapkan dengan datangnya hari raya qurban ini tidak dianggap biasa-biasa saja, karena hari raya qurban hari yang besar, disinilah kita dapat memahami pendidikan melihat dan merasakan, inilah waktunya bagi mereka yang mampu berbagi akan indahnya hari raya qurban dengan memberikan hewan qurbannya, hari berqurban merupakan hari tersenyum bagi mereka yang mampu dan tidak mampu dan menjalankannya dengan rasionalitas dan menjunjung tinggi etika agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diharapkan. Membeli hewan qurban berarti memberi napas bagi perekonomian umat Islam itu sendiri, datangnya hari ibadah ini juga diharapakan dapat menambah amal dan perbuatan umat dan semoga Allah SWT dapat menghapus dosa bagi ummat Islam diindonesia, mari kita mamfaatkan ibadah ini sebagai peluang yang akan menambah bekal dunia dan akhirat kita sebelum kita bertemu dengan-Nya, keteguhan iman dan taqwa yang akan membentangkan jalan menuju surga. Dengan hati yang bersih dan ikhlas dapat menjadi pribadi muslim yang selamat dan menjadi ummat Islam yang seutuhnya dan merasakan indahnya Islam dengan segala aspek ibadahnya. (03)
——
*Penulis adalah Mahasiswa Fakultas Agama Islam (FAI) Universitas Muhammadiah Jakarta