Mempertahankan Kualitas Daging Qurban

Oleh Ilman MS, SKH*

Hari raya Idul Adha juga di sebut hari raya Idul Qurban (Gayo: reraya gelih kerben), momen hari raya Idul Adha merupakan peringatan hari besar umat Islam terhadap pengorbanan nabi Ibrahim yang rela mengorbankan anaknya Ismail untuk disembelih demi mendapatkan keridhaan Allah SWT. Saat penyembelihan itu Allah menggantinya dengan seekor domba yang sehat dan besar. Kejadian pengorbanan nabi Ibrahim ini kemudian menjadi peringatan wajib bagi umat Islam yang mampu untuk berqurban setiap tahunnya.

Melihat kondisi ini maka momen gelih kerben menjadi momen dimana umat Islam mengkonsumsi daging lebih banyak dari biasanya. Secara umum rata-rata orang Indonesia mengkonsumsi daging kurang lebih hanya tujuh kilogram per orang per tahun, orang Aceh meskipun musim mengkonsumsi daging tiga kali setahun yaitu saat menjelang Ramadhan, saat hari raya Idul Fitri dan hari raya Idul Adha tapi konsumsi dagingnya kurang lebih hanya dua kg per orang per tahun, sedangkan di Eropa misalnya jerman kurang lebih 62 kg per orang per tahun.

Daging baik untuk kesehatan dan perkembangan kecerdasan otak anak, oleh sebab itu momen Idul Adha harus di manfaatkan dengan sebaik-baiknya untuk meningkatkan konsumsi daging masyarakat. Salah satu syarat pemanfaatan kosumsi daging yang baik adalah dengan menjaga kualitasnya, hal ini harus di lakukan mulai dari pra-penyembelihan, teknik penyembelihan dan Penanganan pasca-penyembelihan.

Pada penanganan yang kurang baik menyebabkan daging cepat bau, seratnya terlalu alot (Gayo : liet) dan mudah mengalami pembusukan.

Penanganan hewan pra-penyembelihan:

Puasakan hewan sebelum disembelih

Hewan qurban sebaiknya di puasakan hal ini bertujuan untuk menurunkan aktivitas metabolisme di dalam tubuh hewan (minimal enam jam) sebelum di sembelih. Aktivitas metabolisme tubuh hewan yang rendah menyebabkan suhu tubuh menurun, suhu tubuh yang rendah dapat memperlambat reaksi biokimia daging. Perubahan biokimia pada daging terus berubah setelah penyembelihan. Semakin lama daging dibiarkan protein daging akan mengalami denaturasi sehingga menyebabkan penurunan kualitas daging, dimana terjadinya peningkatan kadar glikogen sehingga menyebabkan penurunan pH atau semakin meningkatnya derajat keasaman daging.

Jaga kondisi psikis hewan

Sebelum di lakukan penyembelihan sebaiknya hindarkan hewan qurban dari hal-hal yang menyebabkan stress, minsalnya di pukul atau memperlihatkan hewan lain saat di sembelih.

Stress pada hewan sebelum di sembelih dapat menurunkan kualitas dagingnya karena menyebabkan struktur serat daging menjadi lebih alot. Sebelum di lakukan penyembelihan ada baiknya di putarkan lagu-lagu Qasidah atau bacaan-bacaan Al-Qur’an. Di negara-negara maju sering di putarkan lagu-lagu klasik sebelum hewan di sembelih dengan tujuan agar hewan lebih rileks.

Teknik penyembelihan

Penyembelihan sebaiknya menggunakan pisau setajam mungkin dan secepat mungkin dan harus memotong tiga saluran (pembuluh darah, pernapasan, dan pencerna’an ) agar hewan tidak terlalu merasa sakit dan mengurangi penderitaannya selama mengerang nyawa. Kecepatan menyembelih dan pisau yang tajam sebagai antisipasi terhadap terjadinya stress yang menyebabkan penurunan kualitas daging yang menjadi lebih alot.

Di negara-negara maju dan perusahaan – perusahan besar banyak yang melakukan tehnik pemingsanan sebelum hewan di sembelih untuk mengurangi tingkat stress hewan dan kenyamanan saat penyembelihan. Ada beberapa metode pemingsanan adalah dengan cara mekanik, listrik dan gas.

Secara mekanik pada prinsipnya dengan melakukan pemukulan tepat di tengah kepala atau pada bagian otak besar, secara listrik dilakukan dengan penyetruman dan pemingsanan dengan gas.

Penanganan pasca-penyembelihan

Pengirisan daging sebaiknya di lakukan di tempat yang bebas dari kontaminasi dan daging sebaiknya di gantung dengan posisi kepala di bawah hal ini bertujuan agar darah yang masih ada dalam daging merembes sempurna karena darah adalah media yang paling baik untuk perkembangan berbagai jenis mikroba, kandungan darah dalam daging juga menyebabkan penurunan rasa gurih daging karena bau amis. Selain itu penggantungan juga membantu merenggangkan atau menurunkan kealotan daging sehingga daging lebih empuk dan lebih cepat saat di masak.

Pengawetan daging

Pada keadaan jumlah daging yang melimpah dalam suatu keluarga biasanya mengusahakan untuk membuat usia daging bertahan lebih lama hal ini dapat diakali dengan melakukan perebusan dengan penambahan  bahan-bahan alami untuk menghindari dari pembusukan yang di sebabkan oleh kontaminasi mikroba antara lain dengan menambahkan lengkuas dan bawang putih dan sedikit garam.

Selain perebusan pengawetan juga dapat dilakukan dengan penjemuran irisan daging pada terik matahari. Ultraviolet dari sinar matahari dapat mematikan bakteri-bakteri pembusuk.

Di daerah Aceh pesisir pengawetan daging sering dilakukan dengan membuat Sie rebung dengan cara merebus daging ditambah asam cuka dan cabe merah di rebus beberapa kali dalam beberapa hari agar cuka terserap ke dalam daging sehingga dapat bertahan lebih lama.

Sekian dulu artikelnya, semoga bermanfaatnya. Selamat berqurban. (03)

—–

*Kandidat Dokter Hewan pada Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Syiah Kuala

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.