Takengon | Lintas Gayo – Sebuah seminar tentang dengan materi pemaparan alat deteksi tentang lingkungan dan kopi serta pendokumentasian adat budaya Gayo berbasis IT akan digelar pada Minggu, 18 Desember 2011 mendatang di Gedung Olah Seni (GOS) Takengon.
Seminar yang digagas Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Teknik Informatika Universitas Gajah Putih (FTi-UGP) ini akan diisi dengan pemaparan tentang :
- Pang Uten : Alat deteksi kebakaran hutan dan penebangan liar tanpa satelit
- Lelongohen : Aplikasi optimalisasi titik penanaman kopi untuk menghasilkan kopi dengan cita rasa terbaik
- Distro “Deep-IX” : Operating System berbasis linux untuk mendokumentasikan adat dan Budaya Gayo
“Kami sangat berharap kedatangan bapak, ibu dan saudara-saudara sekalian untuk memberikan masukan, usul dan saran agar dalam tahap penyempurnaann produk IT ini nanti akan memberikan manfaat seoptimal mungkin bagi seluruh masyarakat”, kata Zulfikar Ahmad, ST, Pembantu Dekan Bidang Kemahasiswaan atas nama BEM FTi-UGP dalam rilisnya yang diterima Lintas Gayo, Rabu (14/12/2011) dinihari.
Undangan ini bersifat terbuka, dan dapat diteruskan kepada pihak-pihak cocok untuk mengikuti acara seminar ini, timpal Zulfikar Ahmad.
Acara yang menarik dan merupakan terobosan baru di Tanoh Gayo ini dipastikan akan menjadi makin menarik karena akan dihadiri Dr. Jonas Debian Officer dari Denmark, seorang pakar linux dari Eropa. “Dia akan turut membantu Mahasiswa FTi-UGP dalam penyempurnaan produk IT ini selama 2 minggu,” ujar Zulfikar Ahmad.
Term of Reference (ToR) Seminar
Selanjutnya dalam Term of Reference (ToR) seminar yang ditandatangani Aplaha Muslim dan Roni Dwi Ariga selaku ketua dan sekretaris panitia dijelaskan sebutan Pang Uten, beberapa dekade lalu cukup sering terdengar ditengah masyarakat Gayo. Dialah yang menjaga kelestarian hutan dalam adat istiadat Gayo. Saat ini, kata “Pang Uten”, nyaris tidak terdengar ditengah masyarakat Gayo, barang kali sebagian besar mahasiswa Gayo saat ini tidak lagi mengenal siapa “Pang Uten”, apa saja tugas-tugasnya dan bagaimana kedudukannya didalam struktur pemerintahan Gayo.
Kata ini kami gunakan untuk menamakan perangkat yang kami rancang. ‘Pang Uten’ adalah serangkai peralatan yang dihubungkan dengan program komputer yang kami buat untuk menjaga hutan siang dan malam.
Pang Uten, dirancang untuk mampu membaca kebakaran hutan dan penebangan kayu. Pang Uten, akan segera mengirimkan informasi koordinat lokasi kejadian kebakaran atau penebangan kepusat kendali, baik yang berada disekitar lokasi kebakaran maupun dilokasi-lokasi yang jauh dari titik api tersebut, Melalui teknologi yang kami rancang, informasi ini dapat diterima sesaat setelah kejadian di Ibukota Kabupaten, Provinsi bahkan di Jakarta atau dimanapun yang dapat mengakses internet. Pang uten adalah alat yang simple, kami tidak menggunakan satelite untuk menyampaikan informasi.
Perangkat Pang Uten ini akan kami peragakan pada hari Minggu, tanggal 18 Desember 2011 di GOS Takengon. Perangkat ini akan terus kami kembangkan, untuk itu kami sangat berharap masukan dari berbagai pihak untuk penyempurnaan ‘Pang Uten”.
Selanjutnya Lelongohen, kami namakan untuk sebuah program komputer yang kami tanam adalah perangkat komunikasi. Program ini akan dapat menentukan varietas kopi apa yang paling baik cita rasanya. Informasi cita rasa kopi ini kami peroleh dari hasil penelitian yang dipublikasikan oleh forum kopi Aceh. Semakin akurat hasil penelitian yang dilakukan akan semakin akurat pula pemilihan lokasi tanam.
Dengan hadirnya Lelongohen ditengah petani kopi Gayo, kami berharap dimasa yang akan datang tidak ada lagi kopi dengan kualitas nomor dua yang diproduksi di tanoh Gayo ini.
Teknologi ini dapat ditanam di perangkat komunikasi telephone seluler dengan harapan semua petani akan dapat menggunakannnya dengan mudah tanpa harus belajar komputer terlebih dahulu atau tanpa harus mengakses internet.
Kami juga sangat mengharapkan kritik dan saran dari berbagai pihak untuk perangkat yang kami rancang ini agar dapat digunakan oleh seluruh orang tua kami diseluruh Tanoh Gayo.
Dan terakhir Deep-IX (baca : Depik) yang menurut informasi yang kami peroleh, pengguna bahasa Gayo saat ini kurang dari 500 ribu orang, menurut teori, kondisi ini adalah kondisi awal punahnya sebuah bahasa. Kepunahan bahasa Gayo tentu saja sangat menyedihkan hati kami sebagai putra-putri Gayo.
Bukan hanya bahasa, bahkan banyak adat istiadat Gayo saat ini diambang kepunahan, 3 tahun lalu sesekali kami mendengar istilah “sumang” tapi dalam 2 tahun terakhir kami hampir tidak pernah lagi mendengar kata tersebut. Bukan hanya istilah-istilah akan tetapi adat kebiasaanpun hampir tidak pernah lagi kami lihat tergeser oleh kehadiran teknologi.
Kami tidak tau bagaimana “resam berume” kami juga merasa asing dengan sya’er-sya’er Gayo yang penuh petuah, kami seperti tercerabut dari akar budaya muyang datu kami.
Kegelisahan ini memunculkan minat kami untuk merekamnya dalam sebuh Distro, atau Operating Systim yang akan ditanam di komputer dengan isi seluruhnya tentang Gayo, mulai dari game-game edet, agar adik-adik kami tahu bagaimana edet Gayo, wikipedia untuk mendokumentasikan segala edet, sya’er, didong dan berbagai hal tentang Gayo termasuk sejarah, kami juga akan mendokumentasikan dalam berbagai bentuk multimedia lainnya untuk dipelajari oleh para generasi muda.
Teknologi yang telah menghapuskannya dengan teknologi pula kami berupaya untuk mengembalikan reta ni muyang datu kami (harta nenek moyang kami). Untuk itu, dalam seminar ini kami ingin menawarkan diri kepada urang tue, aka, ibi, pun, cik, dan seluruh lapisan masyarakat untuk turut serta membantu kami membangun sebuah Distro/Operating System yang kami namakan dengan Deep-IX (Depik). (Khalisuddin/03)