Takengon | Lintas Gayo – Sejumlah persoalan tentang pemasaran kopi asal dataran tinggi Gayo dibahas dalam workshop di Crown Plaza Hotel Jakarta yang berlangsung 8 Desember 2011 lalu. Dan dari Gayo dihadiri oleh Ketua Masyarakat Perlindungan Kopi Gayo (MPKG), Drs. Mustafa Ali.
Kepada Lintas Gayo, Sabtu (17/12/2011), Mustafa Ali menjelaskan workshop yang diikutinya tersebut membahas tentang supply chain, value chain bisnis kopi dengan peserta dari sejumlah kalangan yang bergerak dibidang kopi diantaranya :
- A Syafrudin (Director, PT Sabani Internasional)
- Ariefin Makaminan (Sustainable Development & CSR Manager, INA)
- Ario Sudiro (Hortichain Center, INA)
- Christa Bouwhuis (Programme Manager Regional Team Asia, CBI)
- Edi Susmadi (President Director, PT Soegee Gayo Coffee)
- Eva Y Palamba (General Supporting Services Manager and Marketing Assistant, SunRei Food Products)
- Genevieve Audet-Belanger (Junior Advisor Sustainable Economic Development, KTI)
- H Mustafa Ali (Chairman, MPKG)
- Hajo Provo Kluit (First Secretary/Deputy Head of Economic Development, Kingdom of the Netherlands)
- Henny S Pasaribu (Financial Controller, INA)
- Ina Muwarni (Executive Director, SCAI)
- Iska Sinurat (Government Staff)
- Luke W Snider (Quality Control/Marketing Advisor, SunRei Food Products)
- M Hariyadi Setiawan (Program Manager, INA)
- Meri Orth (Aidenvironment Asia)
- Rogier Eijkens (Regional Representative, VECO)
- Sabam Malau (Chairman, North Sumatra Coffee Forum)
- Titah Subaju (Deputy President, WAMTI)
- Yuniken Mayangsari (Director, Telapak)
Dipaparkan Ketua MPKG ini, para peserta workshop tersebut mendiskusikan sejumlah pokok bahasan diantaranya berbagi permasalahan dan memvalidasi hasil utama dan temuan permasalahan pada rantai pasok kopi yang yang dihadapi peserta.
Selanjutnya mengidentifikasi hambatan utama dalam sub-sektor yang relevan. Juga penting dilakukan pertemuan antara para stakeholder untuk mencari solusi dari kemacetan mata rantai ekspor yang tertuang dalam sebuah rencana aksi.
Dan terakhir, para peserta workshop akan memaksimalkan peran CBI (pusat promosi impor dari negara berkembang; Kementerian Luar Negeri Belanda) dalam dukungan pelayanan, identifikasi permasalahan, kendala permintaan, dengan cara memberikan masukan yang spesifik dan kuantitatif untuk mendapatkan dukungan CBI Belanda dalam memecahkan permasalahan yang ada.
“Para peserta workshop berhasil menyepakati beberapa langkah penting yang perlu dilakukan kedepannya dalam upaya menyelesaikan permasalahan yang terjadi di tahap ekspor kopi ke luar negeri dan memperpendek mata rantai pasokan kopi sehingga nilai tambah untuk petani dapat meningkat,” papar Mustafa Ali.
Diantara sejumlah kesimpulan tersebut diantaranya kedepan diupayakan adanya peningkatan nilai tambah yang lebih pada petani, sehingga diharapkan akan muncul industri-industri seperti roster, coffee cafe dan usaha penjualan bubuk kopi yang memiliki kualitas baik.
Selain itu, lanjut Mustafa Ali, pada tahun 2012 akan banyak pembeli kopi dari negara-negara Eropa yang akan datang langsung ke Sumatera Utara dan Provinsi Aceh. “Kunjungan akan difasilitasi dan diatur oleh Notrh Sumatera Coffee Forum (NSCF) bekerjasama dengan Masyarakat Perlindungan Kopi Gayo (MPKG),” ungkapnya.
Sementara untuk permasalahan pemertahanan kualitas kopi pada tingkat petani, pengumpul, pengolah importir dan eksportir, ditegaskan Mustafa Ali harus segera dilakukan langkah-langkah konkrit agar nilai kopi dapat dipertahankan. (*/03)